, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Usia

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Usia

Usia



Mengenai penggolongan usia dalam kaitannya dengan berbusana kita
golongkan :

1) Busana bayi


Bayi ialah usia 0-12 bulan, yang pada masa ini masih dalam keadaan
rawan penyakit, kulitnya peka terhadap gesekan atau gangguan luar. Jadi,
untuk golongan usia bayi perlu dipilih kain dengan tekstur yang lembut,
menyerap air atau keringat.

2) Busana usia kanak-kanak


Masa kanak-kanak ini termasuk di dalamnya golongan usia 1-6
tahun. Pada masa ini anak sudah mulai belajar bicara atau sudah berbicara,
geraknya sudah luas, penglihatannya sudah semakin jelas. Dari perkembangan
dan pertumbuhan anak ini apabila kita kaitkan dengan busana
dapat dipergunakan sebagai salah satu alat yang dapat mengembangkan
pengetahuan dan kreativitas anak. Busana yang dapat dipilih untuk golongan
usia ini dengan warna yang cerah, boleh mencolok seperti merah, kuning,
orange. Untuk anak ini jangan dipilihkan warna yang redup, yang kusam atau
warna gelap tanpa ada aksen tertentu. Dengan mengenakan busana yang
beraneka warna ini kita dapat memperkenalkan mengenai berbagai macam
warna.

3) Busana usia anak

Yang dimaksud dengan usia anak yaitu usia antara 6 sampai 12 tahun
dan biasanya berada pada masa sekolah dasar. Aktivitas anak selain sekolah
sudah mulai banyak keluar rumah seperti pramuka, belajar kelompok dengan
teman, kursus musik, dan berenang. Dengan banyak aktivitas itu berarti bagi
keluarga memungkinkan menyediakan busana yang beragam, dapat menyediakan
busana sesuai dengan aktivitas tersebut. Kain dan model atau
corak serta warna akan disesuaikan dengan aktivitasnya.

4) Busana usia anak remaja


Usia remaja umumnya dimulai saat anak Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP) yang biasanya disebut remaja awal, sampai dengan Sekolah

Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), bahkan sampai di awal perguruan tinggi, dan
biasanya disebut remaja akhir. Masa remaja yaitu antara usia 12-20/22
tahun. Pada usia ini disebut juga masa pubertas (puberty), yang secara
psikologis yaitu masa munculnya gejolak hati yang ingin serba tahu tentang
apa yang kadang-kadang belum boleh tahu, mulai perhatian pada jenis
kelamin yang berbeda dengan dirinya atau perempuan pada laki-laki atau
sebaliknya. Secara fisik terjadi perubahan pada dirinya, seperti tumbuhnya
lemak dan bulu pada bagian-bagian tertentu dan mulainya menstruasi pada
perempuan.

Dari busana pun dapat menggambarkan gejolak hatinya, biasanya
senang pada model atau warna yang agak mencolok, yang terbaru, yang
sedang trend sering ingin diikutinya, walaupun kurang sesuai untuk bentuk
badan atau warna kulitnya. Kain dan model apapun tidak perlu menjadi
masalah, yang penting asal tetap sopan atau dalam batas-batas kesopan
santunan, sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Kain untuk bahan
busana anak remaja tergantung pada jenis model dan kesempatan pemakaian.

5) Busana usia dewasa

Usia dewasa berada pada usia 23-55 tahun. Pada usia dewasa seseorang
sudah selayaknya mulai mempunyai kepribadian yang mantap. Demikian
juga di dalam pemilihan busana. Busana yang dipilih dapat disesuaikan
dengan kegiatan apa yang kita lakukan. Pemilihan warna untuk orang dewasa
akan tergantung pada kepribadian masing-masing, tetapi walaupun demikian
tetap harus melihat kesempatan apa busana itu dipergunakan.

6) Busana untuk masa tua

Yang dimaksud masa tua di sini ialah usia 55 tahun ke atas. Dilihat
dari model misalnya untuk pesta, sudah tidak sepantasnya mempergunakan
celana bermuda atau begi dengan blus ditalikan di bagian depan. Pilihlah
model-model busana yang wajar dan pantas untuk orang tua, dapat mempergunakan
rok dan blus, bebe/gaun atau kain dan kebaya. Bagi laki-laki dapat
memakai pantalon dan safari batik, pantalon dengan kemeja. Warna-warna
yang dipilih sebaiknya warna-warna yang tenang, redup, atau yang kusam,
seperti krem, coklat, biru tua, hijau tua.

d. Warna Kulit

Warna kulit kita dapat dikelompokkan warna putih, kuning langsat, sawo

matang, hitam. Untuk warna kulit putih dan kuning langsat pada umumnya
warna apapun akan serasi, hanya kadang-kadang warna putih atau warna yang
hampir sama dengan kulit putih dan kuning langsat akan kelihatan agak pucat.
Untuk seseorang yang mempunyai warna kulit sawo matang dan hitam
harus agak berhati-hati, jangan anda terlalu berani memilih menggunakan warnawarna
yang mencolok seperti merah lombok, biru terang, hijau daun pisang, dan
sebagainya, karena akan terlalu kontras dengan kulit sehingga kelihatan kurang
serasi.

Yang berkulit sawo matang dapat memilih warna merah tetapi merah ati,
merah yang redup, sehingga akan tetap serasi. Demikian juga warna lainnya
dapat dipergunakan tapi yang lembut, tetapi tidak juga yang terlalu tua karena
dimungkinkan tambah kelihatan kulitnya bertambah gelap.

e. Iklim

Seseorang yang berada di iklim panas hendaknya memilih bahan yang
dapat mengurangi rasa panas tersebut, yaitu bahan yang menyerap air atau
keringat seperti katun, lenan, santung, voile dan lain-lain. Demikian sebaliknya
untuk di iklim yang dingin atau sejuk dapat dipilih bahan yang dapat menghangatkan
badan seperti dari bahan sintetis, flanel, wol dan sebagainya.
Mengenai warna dapat mempengaruhi keadaan iklim pada badan. Warna
yang hitam atau warna gelap dapat menghantarkan panas, sehingga cuaca panas
akan lebih terasa panas, sedangkan warna putih dan warna-warna muda akan
terasa sejuk atau dingin.

f. Waktu

Dalam mempergunakan busana perlu menyesuaikan dengan waktu
pemakaian, tetapi tidak berarti waktu berganti juga berganti busana.

g. Kesempatan


Selanjutnya busana harus sesuai dengan kesempatan yaitu kesempatan di
rumah dan ke luar rumah seperti kerja. Agar seseorang dapat diterima oleh
lingkungan, ada rasa percara diri, adanya rasa aman, maka busana yang dikenakan
harus sesuai dengan kesempatan.


Sumber Pustaka



Arifah A. Riyanto. (2003). Teori Busana. Bandung : Yapemdo.
Calasibetta, Charlotte Mankey. (1988). Fairchild’s Dictionary of Fashion. New York :
Fairchild Publication.
Davis, Marian L. (1980). Visual Design In Dress. USA : Printed in the United States of
America.
Dewi Motik. (1991). Tata Krama Berbusana dan Bergaul. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan.
Drijarkara S.J., N. (1990). Filsafat Manusia. Yogyakarta : Kanisius.
Enny Rachim. (1983). Etiket Dan Pergaulan. Bandung : PT. Karya Nusantara.
Frans Magnis-Suseno. (1991). Etika Dasar Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral.
Yogyakarta : Kanisius.
Goet Poespo. (2000). Aneka Krah (Collars). Yogyakarta : Kanisius.
Hasbullah Bakry, H. (1970). Sistematik Filsafat. Jakarta : Penerbit Widjaya.
Sarumpaet, R.I. (1979). Etiket Bergaul. Bandung : Indonesia Publishing House.
Sumarlien dkk. (1992). Etika dan Estetika Busana. Bandung : Sarijadi.
Zeshu Takamura. (1991). The Use of Mackers in Fashion Illustrations. Japan :
Graphicsha Publishing, Co., Ltd.

0 komentar:

Post a Comment