Busana Untuk Kesempatan di Rumah |
Busana Untuk Kesempatan di Rumah
Seseorang di rumah dapat melakukan berbagai kegiatan, antara lain kerja,
menerima tamu, santai. Pada prinsipnya busana untuk kesempatan di rumah yaitu
model sederhana, praktis, dengan menggunakan bahan tekstil yang mudah
perawatannya, dan tidak berbahaya bagi sipemakai ketika melakukan kegiatan.
Contoh ketika kerja dekat api, misalnya memasak hendaknya tidak mempergunakan
bahan tekstil dari sintetis, karena kalau terbakar akan meleleh dan menempel di kulit
sehingga kulit akan rusak.
Berbusana dalam kegiatan di rumah tetap harus yang sopan, sesuai etika berbusana,
seperti ketika menerima tamu hendaknya tidak mempergunakan busana
untuk tidur. Juga tidak selayaknya mempergunakan busana yang mewah dengan
model yang tidak praktis sehingga mengganggu kegiatan yang dilakukan.
2. Busana Untuk Kesempatan Kerja/Kuliah/Sekolah
Bekerja bukan kegiatan santai, tetapi akan melakukan pekerjaan-pekerjaan
sesuai dengan tugasnya masing-masing. Secara garis besar pekerjaan itu dapat
dikelompokkan pada pekerjaan yang banyak memerlukan fisik atau pekerjaan yang
banyak memerlukan pikiran atau otak.
Persyaratan umum busana untuk kesempatan kerja, yaitu pilihlah model yang
praktis, formal, warna atau motif tidak mencolok dengan model yang sportif dan
sopan untuk kerja, seperti rok tidak mini, blus lengan pendek atau panjang (tidak you
can see), blus dengan leher tidak terbuka lebar, bebe, blus dan rok tidak ketat,
sedangkan untuk pria, kemeja yang dipakai dimasukkan pada celana panjang, atau
memakai safari. Bahan pilihlah sesuai kondisi iklim/cuaca.
Berbusana untuk pergi sekolah atau kuliah perlu memperhatikan tata krama
atau tata cara berbusana yang sopan yang sesuai dengan aturan-aturan berbusana
yang ada di sekolah/di kampus. Warna seyogianya dipilih warna-warna yang tenang,
tidak mencolok, seperti biru, hijau, merah tua, merah hati, merah bata, jingga.
Pemilihan corak juga pilihlah yang tidak ramai, tetapi corak yang tenang yang
apabila dilihat tidak membuat orang menjadi pusing, dapat dipilih corak flora, fauna,
geometri, abstrak. Untuk pemilihan tekstur dapat dipilih yang kasar, halus, tidak
berkilau atau warna emas dan perak, tak berbulu.
3. Busana Untuk Kesempatan Pesta
Berbicara etika pada busana pesta, perlu melihat dulu apakah pesta siang,
sore atau malam. Untuk kesempatan pesta siang dapat dipilih model yang berpita,
pakai strook/frilled, renda, leher tidak terbuka lebar. Untuk pemilihan warna, pilihlah
warna yang cerah tetapi tidak mencolok dan gemerlap, tekstur tidak mengkilap.
Demikian pula untuk aksesoris, sepatu dan tas tidak yang gemerlapan (warna emas
atau perak).
Apabila memilih busana nasional atau daerah, yang penting ialah janganlah
pilih warna emas atau perak baik untuk busana, ataupun milinerisnya. Sedangkan
untuk aksesorisnya dapat memilih emas atau perak tetapi tidak mempergunakan batu
permata yang gemerlapan, seperti mutiara, koral, topaz, atau imitasi.
Untuk memilih busana pesta sore dapat dipilih model leher yang agak
terbuka, model berpita, strook atau frilled, renda, draperi. Warna bahan atau corak
dapat dipilih yang terang sampai mencolok atau gelap dengan hiasan yang agak
menonjol, serta bahan yang lebih baik dari untuk pesta siang, sedangkan pemakaian
milineris dan aksesoris sama dengan untuk pesta siang.
Pemilihan model untuk busana pesta malam lebih bebas dari pada untuk
siang hari, hampir setiap jenis model yang dapat dipilih seperti rok, blus, bebe, tunik
dan celana longgar ataupun busana muslimah, bebe atau rok dan blus dengan stola,
bebe dengan blazer, dan sebagainya. Model busana yang dapat dipilih seperti
leher terbuka, blus/bebe dengan kerah, hiasan pada dada, rok dengan lipit, draperi
dengan bahan yang berkualitas tinggi dan warna mencolok, emas atau perak.
Demikian juga aksesoris dan milineris dapat dipilih yang gemerlapan atau warna
emas dan perak.
Busana pesta siang atau malam untuk pria tidak jauh berbeda dari busana
kerja apabila dilihat dari modelnya, kecuali warna dan kualitas bahannya. Untuk
malam hari dapat dipilih warna yang gelap dengan corak prada, seperti untuk kemeja
batik. Model yang lainnya dapat dipilih celana panjang, kemeja lengan panjang dan
jas yang dilengkapi dasi dengan penjepit dasinya dan kancing tangan kemejanya.
4. Busana Untuk Kesempatan Rekreasi
Jenis model yang dapat dipergunakan untuk kegiatan bepergian bagi wanita
yaitu rok, blus, bebe, celana panjang, celana rok, topper, sedangkan untuk pria yaitu
sporthem, kemeja, celana panjang atau pendek. Penerapan etika di sini perlu dilihat
lagi untuk kesempatan bepergian ke mana, karena mempunyai aturan yang berbeda
pula.
5. Busana Untuk Kesempatan Olah Raga
Olah raga jenisnya berbagai macam, maka busana yang dipergunakan pun
disesuaikan dengan jenis olah raga yang dilakukan, seperti olah raga senam, renang,
jalan santai, tenis, bulu tangkis, sepak bola, golf, bola voli, basket, polo air. Dengan
demikian model disesuaikan dengan kegiatan olah raga tersebut, bahan pada umumnya
yang menyerap keringat agar pemakai akan merasa nyaman.
6. Busana Untuk Kesempatan Melayat
Kesempatan melayat yaitu melayat yang sakit atau yang wafat. Suasana itu
biasanya dalam keadaan sedih, berduka, prihatin, maka busana yang dipergunakan
hendaknya dipilih dengan warna-warna yang redup atau gelap, seperti abu-abu, biru
tua, coklat, hitam, hijau tua, putih, krem dengan corak/motif yang lembut yang
mengandung warna-waran yang gelap, redup, tanpa berkilauan. Model hendaknya
dipilih yang sederhana dan praktis, tidak mempergunakan renda-renda yang terlalu
banyak, bordir yang sederhana, dan kain yang tidak mengkilap atau berkilauan.
7. Busana Untuk Menghadiri Acara Keagamaan
Menghadiri acara keagamaan pada prinsipnya harus menyesuaikan dengan
kebiasaan dan aturan kesepakatan dari agama masing-masing, yang pada prinsipnya
berbusana yang sesuai etika agama pada umumnya yaitu berbusana yang sopan yang
nati dikaitkan dengan etika agama yang bersangkutan. Apabila kita menghadiri acara
keagamaan, seperti pengajian, maka berbusanalah yang selaras dengan acara tersebut
yaitu untuk perempuan berjilbab atau berkerudung, untuk laki-laki bercelana
panjang dengan kemeja atau baju koko dan dapat dilengkapi kopiah.
Sumber Pustaka
Arifah A. Riyanto. (2003). Teori Busana. Bandung : Yapemdo.
Dewi Motik. (1991). Tata Krama Berbusana dan Bergaul. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan.
Enny Rachim. (1983). Etiket Dan Pergaulan. Bandung : PT. Karya Nusantara.
Frans Magnis-Suseno. (1991). Etika Dasar Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral.
Yogyakarta : Kanisius.
Hasbullah Bakry, H. (1970). Sistematik Filsafat. Jakarta : Penerbit Widjaya.
Sarumpaet, R.I. (1979). Etiket Bergaul. Bandung : Indonesia Publishing House.
Sumarlien dkk. (1992). Etika dan Estetika Busana. Bandung : Sarijadi.
0 komentar:
Post a Comment