, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Teknologi Pembuatan Fashion (Busana)

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Teknologi Pembuatan Fashion (Busana)

Teknologi Pembuatan Fashion (Busana)


Pembuatan busana (pakaian jadi) pada umumnya dibedakan dalam 2 golongan :
1. Garment, pakaian jadi yang dibuat tanpa tanpa mengukur badan calon pemakai, tatapi atas
dasar standar ukuran tertentu (S,M, L,XL, LL dan lainnya) dan dalam jumlah besar
(produk masal).
2. Penjahitan (Tailoring), pakaian jadi yang dibuat menurut ukuran badan calon pemkai yang
langsung diukur oleh penjahitnya bisanya dibuat sesuai pesanan (produk perorangan) dan
teknik jahitnyapun lebih halus. (Gunadi,1984)
Secara umum pembuatan busana diawali dengan mendesain busana, mengambil ukuran,
membuat pola, memotong kain, menjahit, dan kemudian proses finishing seperti pemasangan
kancing, asesories, menambahkan hiasan, pelabelan dan pengepakan kemudian dipasarkan.
Banyak orang menganggap teknologi pembuatan busana adalah teknologi yang tidak kompleks.
Hal ini memang ada benarnya jika membuat busana dilihat dari proses penjahitannya saja.. Namun,
kalau ditinjau secara integrated untuk membuat busana tidak hanya cukup dengan ketrampilan
menjahit. Untuk merancang produk busana yang berkualitas dibutuhkan pengetahuan yang
kompleks tentang disain, teknologi tesktil, manajemen produksi, trend mode agar dapat

pasar. Jika dirunut alur produksinya kualitas busana akan sangat dipengaruhi kualitas bahan
tekstilnya. Bahan tekstil dibuat dari serat dipintal menjadi benang, benang ditenun/dirajut/dikempa
menjadi kain, kain di proses warna, cap, finish menjadi bahan tekstil yang halus, indah dan lainlainnya
kemudian bahan-bahan tekstil ini didisain, dipola, dipotong, dijahit, ditambahkan hiasan
dan asesoris jadilah sebuah produk busana. Dalam konsep perancangan busana, selain disainnya
yang indah, memberikan nilai estetis dan kepuasan juga harus memberikan nilai kenyamanan bagi
si pemakai sesuai dengan kegunaan, fungsi serta kesempatan pemakaiannya di berbagai bidang
kehidupan. Artinya produk busana harus mampu menampilkan/menonjolkan ”citra diri ” si
pemakai (konsumen).. Daur hidup produk fashion sulit diperkirakan bisa mingguan, bulanan,
musiman atupun tahunan. Hal ini menuntut kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam merancang
produk busana terutama dalam mengikuti, meramalkan dan menciptakan trend fashion.

0 komentar:

Post a Comment