Menyimpan Pola |
Menyimpan Pola
Pola pakaian ada yang berbentuk pola dasar dan ada juga yang
dalam bentuk pola pakaian yaitu pola yang sudah dibuat atau dirobah
sesuai desain. Penyimpanan pola dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu:
1. Digulung pada tempat yang bersih dan aman seperti dalam lemari
khusus atau pada tempat khusus yang terletak di ruangan potong
disediakan box tempat penggantungan pola.
2. Di dalam kantong plastik atau amplop yaitu dengan menyusun secara
rapi dan pada amplop diberi keterangan desain, nama pemilik atau
diberi ukuran pola itu sendiri kemudian disusun pada lemari atau rak
atau box.
3. Digulung dan dibungkus dengan plastik atau diikat dengan perca dari
bahan yang terakhir digunting dan kemudian disimpan pada
keranjang atau dus khusus yang dipakai untuk penyimpanan pola, tali
pengikat pola juga berfungsi untuk tanda pemilik dari pola.
4. Seiring dengan kemajuan teknologi sekarang ini pola juga dapat
disimpan pada komputer, flashdisk, atau CD.
Tujuan penyimpanan pola yaitu:
1. Supaya pola dapat dipakai lebih dari satu kali (berulang kali).
2. Kalau akan mengulangi pemakaian pola dapat dengan mudah
mencarinya dan selalu dalam keadaan baik (layak pakai).
3. Bila ada permintaan pakaian dengan desain yang sama untuk
seanjutnya dapat diproduksi persis seperti desain sebelumnya.
4. Dari semua tujuan penyimpanan pola dengan baik ini akan dapat
menghemat waktu, tenaga ataupun keuangan.
Rangkuman
Membuat pola busana merupakan langkah yang paling penting
dalam membuat busana. Pola yang baik akan menghasilkan busana yang
baik pula, namun untuk mendapatkan pola yang baik tersebut ditentukan
oleh beberapa hal, diantaranya adalah: 1). Ketepatan dalam mengambil
ukuran tubuh sipemakai; 2) kemampuan dalam menentukan kebenaran
garis-garis pola; 3) Ketepatan memilih kertas untuk pola; 4) kemampuan
dan ketelitian memberi tanda dan keterangan setiap bagian-bagian pola;
5) kemampuan dan ketelitian dalam menyimpan dan mengarsipkan pola.
Ada beberapa macam pola yang dapat digunakan dalam membuat
busana, diantaranya ialah pola konstruksi dan pola standar. Pola
konstruksi adalah pola dasar yang dibuat berdasarkan ukuran badan
sipemakai, dan digambar dengan perhitungan secara matematika sesuai
dengan sistem pola konstruksi masing-masing. Ada beberapa macam
pola konstruksi antara lain : pola sistem Dressmaking, pola sistem So-en,
pola sistem Charmant, pola sistem Aldrich, pola sistem Meyneke dan lainlain.
Sedangkan pola standar adalah pola yang dibuat berdasarkan
daftar ukuran umum atau ukuran yang telah distandarkan, seperti ukuran
Small (S), Medium (M), Large (L), dan Extra Large (XL). Pola standar di
dalam pemakaiannya kadang diperlukan penyesuaian menurut ukuran
sipemakai. Jika sipemakai bertubuh gemuk atau kurus, harus
menyesuaikan besar pola, jika sipemakai tinggi atau pendek diperlukan
penyesuaian panjang pola.
Alat yang diperlukan untuk menggambar pola busana banyak
jenisnya antara lain pita ukuran (cm), penggaris, kertas pola (buku pola
atau buku kostum), skala, pensil dan bool point, penghapus (eraser), dan
jarum.
Menggambar pola dasar dengan teknik drapping adalah membuat
pola sesuai dengan ukuran dan bentuk badan seorang model.
Menggambar pola busana dengan teknik konstruksi yang baik
mempunyai lipit kup untuk ruang bentuk buah dada. Bentuk lipit kup ada
yang dipinggang, dibahu, dipinggang dan disisi. Pola konstruksi untuk
wanita banyak jenisnya, tetapi semua jenis sistem pola konstruksi
memiliki lipit kup.
Menggambar pola dengan teknik konstruksi di atas kain berarti
menggambar pola tidak menggunakan pola yang digambar di atas kertas,
tetapi pola digambar langsung di atas kain yang merupakan bahan dasar
dari pakaian yang akan dibuat pakaian.
Membuat pola busana dengan teknik kombinasi merupakan salah
satu cara pembuatan pola dengan mengkombinasikan teknik konstruksi A
dengan teknik konstruksi B, teknik dressmaking dengan teknik konstruksi
lain atau teknik konstruksi dengan teknik drapping.
Pola yang sudah dibuat perlu disimpan dengan baik. Penyimpanan
pola dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu digulung pada tempat
yang bersih dan aman seperti dalam lemari khusus, di dalam kantong
plastik atau amplop, digulung dan dibungkus dengan plastik atau diikat
dengan perca dari bahan yang terakhir digunting, serta pola juga dapat
disimpan pada komputer, flashdisk, atau CD.
1. Kualitas pola busana ditentukan oleh banyak hal, jelaskan satu
persatu.
2. Jelaskan perbedaan pola konstruksi dengan pola standar
3. Sebutkan alat yang diperlukan untuk menggambar pola dengan teknik
drapping.
4. Buatlah pola busana dengan teknik kombinasi
5. Jelaskan pentingnya memeriksa pola busana
6. Jelaskan manfaat menyimpan pola busana
DAFTAR PUSTAKA
2004. Busana Tingkat Dasar Terampil dan Mahir. Jakarta: Kawan
Pustaka.
1996. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.
Ardiati Kamil, Sri. 1986. Fashion Design. Jakarta: CV Baru.
Adelina dkk. 1995. Etika Komunikasi. Bandung: Angkasa.
Bagyono. 2004. Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keamanan di Tempat
Kerja.
Cavandish, Marshall.1972 – 84. Encyclopedia of Dressmaking. London:
Cavendish Books Limited.
Du Bois, W.F Textielvezels, Wolter- Noordhoff Groningen, 1971
Pengetahuan Bahan tekstil. Dapartemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Elina Hasyim. Pengendalian Mula pada Industri Pakaian Jadi.
Falicitas Djawc, dkk. 1979. Pemeliharaan Busana dan Lenan Rumah
Tangga.
Jane Saddler, Textiles, Third Edition, The Macmillan Company/ Collier-
Macmillan Limited, London. Hollen, Norme and Saddler, Jane,
Textiles, The Mac Millan
Kumangai, Kujiro, 1988. Fashion Ilustration for ladies, Men & Children.
Tokyo: Graphic – sha Publishing
Nurseha, 2005. Mengikuti prosedur Kesehatan, Keselamatan, Keamanan
dalam bekerja. Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan
Menengah, Departemen Pendidikan Nasional
Harpini Kadaraan, Syahandini Purnomo, Sri Kiswani. Tata Busana 3.
Heru Sulanto. Teknologi Pakaian Jadi.
Hollen, Norma and Risina Pamuntjak Sjahrial, cet. Ke V, Pradnya
Paramita, Jakarta, 1977.
Kujiro. 1988. Pesona wisata Klaten Kumangai, Fashion Ilustration. Tokyo:
Graphic – sha Publishing.
Mulyana, Deddy. 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Purba, Rasita dan Farihah. 1997. Teknologi Busana.
Ramainas. 1989. Busana Pria. FPTK IKIP Padang
SINGER Sewing Reference Library Sewing Essentials
Soekarno Lanawati Basuki Panduan Membuat Desain Ilustrasi
Soedjono. 1985. Keselamatan Kerja. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.
------------. 1985. Petunjuk Praktis Keselamatan Kerja jilid 2.Jakarta.
Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah.
Sri Kiswani, Harpini Kadaiaan, Yusmi Marjoko. Tata Btusana 2.
Sumakmur. 1997. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta :
Gunung Agung
Suyetty dan Gita kurniawan. 2000. Pelayanan Prima ( customer care)
Yudistira anggota Ikapi
Takawa, dkk. 2004. Ergonomic untuk Kesehatan Keselamatan Kerja dan
Produktivitas. Surakarta, UN, BA Pres.
Tim materi 5 S PMU SPSM. 2002. Budaya Kerja 5 S. Sucofindo.
Uchjana, Effendy Onang .2005. Komunikasi Teori dan Praktek.. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Undang-undang Nomor 1 tahun 1970. Diterbitkan oleh Proyek
Pengembangan Kondisi dan Lingkungan Kerja tahun 1990.
Direktorat Jenderal Bina Hubungan Ketenaga Kerjaan dan
Pengawasan Kerja.
Van Paassen, V,J,G Ruygrok.J.R, Pengetahuan Barang Tekstil
sederhana, disesuaikan untuk keperluan di Indonesia oleh Ny.
Vidya.L. Dra, B. Sc, 1976, Jakarta, Pengetahuan Barang Tekstil, FIP IKIP
Widya, D. Dra, D. Sc, Penyempurnaan Lahan Tekstil, Fakultas.
Wildati Zahri. 1993. Penyelesaian pakaian.
----------------. 1984. Menghias Busana, Fakultas Pendiikan Teknlogi dan
Kejuruan, IKIP.
Wisri Adi Pertiwi Mamdy. 2001. Menggambar Anatomi Modis untuk
Merancang Busana Indonesia Kartini. Jakarta. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan RI, Jakarta, 1978.
Yusmerita dkk. 2000. Desain Busana. UNP Padang Ilmu Pendidikan IKIP
Yusmerita dan Ernawati. 2000. Desain Busana. Padang: Jurusan
Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri
Padang.
0 komentar:
Post a Comment