, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Membuat Pola

Membuat Pola

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Membuat Pola


Mata pelajaran produktif yang diajarkan di kelas XI SMK negeri 3
Magelang ada bermacam-macam salah satunya adalah mata pelajaran Membuat
Pola pokok bahasan membuat pola dasar badan atas sistem bunka yang diajarkan
di kelas XI semester genap. Standar Kompetensi (SK) dari mata pelajaran tersebut
yaitu membuat pola , sedangkan Kompetensi Dasar (KD) dari SK antara lain;
membuat pola dasar, merubah pola dan pecah pola, memotong bahan, menjahit ,
menyelesaikan busana gaun dengan jahitan tangan, menghitung harga jual. Dalam
peneilitian ini peneliti hanya membatasi penelitian dengan indikator membuat
pola dasar sistem bunka.


Pengertian pola dasar



Sejarah pakaian, asal mulanya manusia mengenakan pakaian untuk
menutupi tubuhnya dengan menggunakan kulit pohon (fuya) maupun kulit
binatang (lem) berupa sehelai kain berbentuk segi empat pada tengahnya diberi
lubang untuk kepala sehingga sehelai kain itu dapat jatuh ke badan. Di daerah
dingin mereka menutupi tubuhnya dengan lumpuran tanah liat sehingga badan
terasa panas. Lumpuran tanah liat, kalung dan gelang serta goresan belum dapat

disebut busana. Peninggalan dari bentuk pakaian itu sekarang disebut baju kurung,
tetapi bagian sisi dibentuk jahitan memanjang sampai lengan dengan bentuk
ketiak membulat. Kulit dan bahan ini kemudian disusul dengan bahan-bahan yang
ditenun, hasil tenunannya ini berbentuk persegi panjang yang disampirkan atau
dililitkan pada badan, baru kemudian timbullah seni memotong dan menjahit,
ketika orang ingin mendapatkan bentuk yang lebih sesuai dengan bentuk badan.
Seiring kemajuan zaman menuntut suatu bentuk yang lebih feminin yang
harus ditonjolkan dari kaum wanita, dan untuk itu maka mode-mode kaum
bangsawan zaman dahulu diambil guna menciptakan mode garis prinses dan garis
empire sehingga bentuk buah dada lebih menonjol yang merupakan satu
keistimewaan pada wanita maka perlu dibuat pola (Porrie Muliawan, 1990: 1).
Dengan majunya pengetahuan dan teknologi, berkembang pula cara orang
berbusana yaitu dengan cara membuat busana yang pas badan atau dapat
mengikuti bentuk tubuhnya, khususnya busana wanita untuk menghasilkan yang
baik, ternyata memerlukan pola busana secara konstruksi.
Pola adalah suatu potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai contoh
untuk membuat pakaian, potongan kain atau kertas tersebut mengikuti bentuk/
ukuran badan tertentu (Porrie Muliawan, 1990: 2). (Eri Novida, 2009: 6) pola
adalah potongan kertas atau bahan tenunan yang dipakai sebagai contoh atau
pedoman atau cetakan dalam menggunting bahan sebelum dijahit menjadi pakaian
(Erna Setyowati, 2006: 1-2) suatu bentuk yang dibuat berdasarkan ukuran badan
seseorang atau paspop yang akan dipergunakan sebagai pedoman untuk membuat

pakaian. Pola dasar adalah kutipan bentuk badan manusia yang asli atau yang
belum dirubah (Djati Pratiwi, 2002: 3).
Pola dasar terdiri pola badan bagian atas yaitu dari bahu sampai pinggang
yang biasa disebut dengan pola dasar bagian muka dan belakang. Pola badan
bagian bawah yaitu dari pinggang sampai lutut atau sampai mata kaki biasa
disebut pola dasar rok/celana bagian muka dan belakang. Pola lengan terdiri dari
lengan bagian atas atau dari bahu terendah sampai siku atau pergelangan biasa
disebut pola dasar lengan. Adapun pola yang menjadi satu dengan pola badan
bawah biasa disebut dengan pola dasar gaun atau bebe.
Berdasarkan dari pendapat diatas pola dasar adalah suatu potongan kain
atau kertas yang dipakai sebagai contoh untuk membuat pakaian suatu yang dibuat
berdasarkan ukuran badan seseorang/ paspop yang akan dipergunakan sebagai
pedoman untuk membuat pakaian yang secara konstruksi atau menggunakan
ukuran badan seseorang tanpa model atau pola yang belum diubah dengan
menggunakan sistem tertentu. Mata pelajaran produktif Membuat Pola (yang
diajarkan pada siswa kelas XI Busana di SMK Negeri 3 Magelang dengan alokasi
waktu yang disediakan dalam setiap kali kesempatan tatap muka terdiri dari 360
@ 45 Menit dengan Pertemuan 2 X Pertemuan @ (8 X 45 menit) sesuai dengan
kurikulum SMK Negeri 3 Magelang Program Studi Keahlian Tata Busana 2012.
Pembuatan pola juga mengalami perkembangan sesuai perkembangan para
ahli pembuat pola. Sehingga, pola dapat terbagi menjadi beberapa macam dan
berkembang pula kedalam berbagai sistem. Teknik pembuatan pola (Eri novida,
2009:8) dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

(a) Pola pulir atau Sistem draping
Cara pembuatan pola busana berdasarkan bentuk badan bukan berdasarkan
ukuran badan. Cara pembuatanya dengan melangsaikan kain atau kertas tela
langsung pada paspop/badan seseorang hasilnya dikenal dengan pola draping.
Pola yang digambar pada kertas atau
(b) Sistem konstruksi/drafting
Cara pembuatan pola busana berdasarkan ukuran badan seseorang tertentu
dengan sistem tertentu pula misalnya sistem praktis, Wilsma, soen, Mayneke,
Dress making, Bunka, HO dan lain–lain. Pola yang dihasilkan disebut pola
konstruksi.

(c) Pola kombinasi

Pembuatan pola dengan cara menggabungkan menggambar atau pola
konstruksi dengan teknik memulir (drafting dan draping).

0 komentar:

Post a Comment