Pola dasar |
Pola dasar
menurut (Djati Pratiwi, 2002:4) bagiannya dapat dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu:
a. Pola Dasar Badan
Pola dasar badan atas, yaitu pola badan mulai dari bahu, leher batas sampai
pinggang. Pola dasar badan terbagi menjadi dua, yaitu pola badan muka dan
pola badan belakang.
b. Pola Dasar Rok
Pola dasar rok, yaitu pola dasar mulai dari pinggang ke bawah sampai lutut
atau sampai mata kaki.
c. Pola Dasar Lengan
Pola dasar lengan, yaitu pola bagian lengan atas sampai siku, pergelangan
tangan atau sampai batas panjang lengan yang diinginkan.
Pola dasar berdasarkan jenisnya dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Pola dasar wanita adalah pola dasar yang dibuat berdasarkan ukuran badan
wanita dewasa.
b. Pola dasar pria adalah pola dasar yang dibuat berdasarkan ukuran badan pria.
c. Pola dasar anak-anak pola dasar yang dibuat berdasarkan ukuran badan anak.
Istilah yang menggunakan pola (Erna Setyowati, 2006:2) antara lain :
a. Pola standart atau pola baku
Pola yang dibuat berdasarkan ukuran standart baku yang dibuat berdasarkan
sekelompok orang yang besarnya hampir sama seperti ukuran S (Small), M
(Medium), L (Large) dan XL (Extra Large). Pola ini dipergunakan orang
untuk membuat pakain yang dapat dipakai oleh banyak orang.
b. Pola cetak
Pola cetak merupakan satu stel pola dari satu model busana. Pola cetak ini
ada yang dimasukkan dalam amplop siap pakai, yang berisi lembaranlembaran
pola dari satu model busana. Selain itu, pola ini lazim dicetak pada
lembaran lebar, sebagai suplemen majalah wanita atau mode.
c. Pola rader
Pola reader terletak pada sehelai kertas yang lebar. Pada selembar kertas ini
dicetak pola-pola dari berbagai model. Tiap model dicetak menggunakan satu
macam ukuran. Satu stel pola reader menggunakan tanda garis tertentu untuk
membedakan satu model dengan model yang lain. Biasanya sebagai lembaran
terpisah pada majalah mode.
Pola jadi
Satu stel pola yang langsung dapat dipergunakan, sesuai dengan model
tertentu. Pola siap pakai, baik berupaberupa pola dasar maupun pola yang
sudah diubah sesuai model. Pola jadi biasanya menggunakan ukuran badan
tertentu atau standar.
Pengertian pola kontruksi
Konstruksi pola adalah pola yang dibuat berdasarkan ukuran dari bagianbagian
badan yang diperhitungkan secara matematis dan digambar pada kertas
sehingga tergambar bentuk badan muka dan belakang, rok, lengan, kerah dan
sebagainya (Widjiningsih, 1994: 3). Menurut (Porrie Muliawan, 1990: 2) pola
konstruksi adalah pola yang diperoleh dengan cara mengukur badan seseorang
dengan pita ukuran, ukuran-ukuran diperhitungkan secara matematika dan
digambar pada kertas sehingga tergambar bentuk badan muka, belakang, lengan,
rok, dan kerah. Pola dasar badan dengan teknik konstruksi adalah gambar atau
potongan kertas yang dipakai untuk contoh sebelum membuat baju dengan sistem
cara kerja tertentu atau kutipan bentuk badan manusia yang asli atau yang belum
dirubah yang dibuat berdasarkan ukuran dari bagian-bagian badan yang
diperhitungkan secara matematis dan digambar pada kertas sehingga tergambar
bentuk badan muka dan belakang. Ciri-ciri pola konstruksi adalah; (1) Ada
ukuran-ukuran model, (2) Ada petunjuk pembuatan pola, secara terinci disertai
gambar pola, (3) Pola yang dihasilkan sesuai dengan model dan tidak lagi
memerlukan penyesuaian pola.
Adapun hal-hal yang harus dikuasai untuk mendapat hasil pola konstruksi
yang baik ( Widjiningsih, 1994: 4), antara lain:
1) Cara mengambil macam-macam jenis ukuran harus tepat dan cermat,
2) Cara menggambar bentuk tertentu seperti garis leher, garis lubang lengan
harus lancar (luwes) dan tidak ada keganjilan dari bentuk yang dibuat,
3) Perhitungan pecahan dari ukuran yang ada dalam konstruksi secara cermat
dan tepat, konstuksi harus dikuasai.
Pembuatan pola konstruksi lebih rumit karena banyaknya rumus yang
digunakan dalam langkah-langkah membuat pola konstruksi dan juga memerlukan
waktu yang lebih lama, tetapi hasilnya lebih baik dan sesuai dengan bentuk tubuh
sipemakai. Meskipun pola konstruksi dapat dibuat untuk semua bentuk badan,
namun tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan menurut (Suryawati dkk, 2011:
3) antara lain:
1) Kelebihan pola konstruksi, antara lain:
(a) Bentuk badan lebih sesuai dengan bentuk badan seseorang,
(b) Besar kecilnya lipit kup lebih sesuai dengan besar besar kecilnya bentuk
buah dada seseorang,
(c) Perbandingan bagian-bagian dari model lebih sesuai dengan besar kecilnya
bentuk badan si pemakai.
2) Kekurangan pola konstruksi (Porrie Muliawan, 1990: 7), antara lain:
(a) Pola konstruksi tidak mudah digambar,
(b) Waktu yang diperlukan lebih lama dari memakai pola jadi,
(c) Harus mengetahui kelemahan dari konstruksi yang dipilih.
Kekurangan pola konstruksi (Porrie Muliawan, 1990: 7), antara lain:
(a) Pola konstruksi tidak mudah digambar,(b) Waktu yang diperlukan lebih lama dari memakai pola jadi,
(c) Harus mengetahui kelemahan dari konstruksi yang dipilih.
0 komentar:
Post a Comment