, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

ANALISIS TITIK IMPAS (BREAK EVEN POINT)

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
ANALISIS TITIK IMPAS (BREAK EVEN POINT)

ANALISIS TITIK IMPAS (BREAK EVEN POINT)

Break Even Point (BEP) merupakan suatu titik atau keadaan ketika perusahaan dalam operasinya tidak mendapatkan keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain pada analisis titik impas ini keadaan keuntungan dan kerugian sama dengan nol. Hal ini terjadi karena perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel.
Analisis titik impas merupakan sarana untuk menentukan kapasitas produksi yang harus dicapai oleh suatu operasi agar mendapatkan keuntungan. Analisis titik impas dapat memberikan informasi kepada pelaku usaha bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, biaya dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Hasil analsis titik impas ini dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan-keputusan tentang:
- kapsitas alat/mesin yang harus disediakan,
- jumlah tenaga kerja yang harus disediakan, dan
- perubahan-perubahan struktur biaya terhadap kuantitas produksi kyang menguntungkan.
Penerapan analisis titik impas pada permasalahan produksi biasanya digunakan untuk menentukan tingkat produksi yang bisa mengakibatkan perusahaan berada pada kondisi impas. Dalam mencari titik impas maka harus dicari fungsi biaya ataupun pendapatannya, yaitu ketika total biaya sama dengan total pendapatan. Adapun komponen biaya yang mempengaruhi analisis titik impas adalah:

- biaya tetap (fixed cost),
- biaya variabel (variable cost), dan
- biaya total (total cost).
Komponen-komponen biaya tersebut akan membentuk suatu pola hubungan dalam analisis titik impas sebagai berikut.
TC = FC + VC = FC + c.x
Jika TR = p.x
Maka TR = TC atau p.x = FC + c.x
dimana:
TC
= biaya total untuk membuat x produk
FC
= biaya tetap
VC
= biaya variabel untuk membuat x produk
C
= biaya variabel untuk membuat 1 produk
TR
= total pendapatan dari penjualan x produk
p
= harga jual per satuan produk
x
= volume produksi
Adapun cara untuk menentukan titik impas adalah sebagai berikut.
1. Pendekatan grafis
Pendekatan secara grafis dapat dilakukan dengan menggambarkan perilaku pengeluaran biaya tetap, biaya variabel, dan total biaya untuk kondisi tertentu yang akan diukur titik impasnya. Titik impas ini akan diperoleh dari perpotongan antara garis total pendapatan dan garis total biaya. Usaha akan mendapatkan keuntungan apabila berproduksi di atas titik impas

Gambar 5. Analisis titik impas dengan metode grafis
2. Pendekatan matematis
Untuk mengetahui jumlah pcs pakaian yang harus diproduksi pabrik garmen supaya berada pada titik impas adalah:
BEP =
Sales price/pcs adalah harga jual produk per 1 satuan (pcs)
Sementara untuk mengetahui jumlah pendapatan yang harus diperoleh pabrik garmen sehingga berada pada titik impas dapat menggunakan rumus:
BEP =
Net sales adalah tingkat penjualan yaitu perkailian antara jumlah produk terjual dengan harga jualnya.
Sedangkan harga jual pada titik impas dapat dicari dengan cara:
BEP
VC
TC=VC+FC
TR

BEP =
Di samping itu, terdapat beberapa analisis lain yang dapat digunakan untuk menganalisis secara ekonomis tentang kelayakan proyek atau usaha kita, yaitu:
 Persentase Pengembalian Modal (Percent of Return on Investment)
Persentase pengembalian modal (ROI) adalah modal investasi yang kembali per tahun. Harga ROI minimum untuk industri dengan risiko usaha tinggi adalah 44% dan untuk risiko usaha rendah sebesar 11%.
% ROI =
 Waktu Pengembalian Modal (Pay Out Time / Payback)
Waktu pengembalian modal (pay out time = POT) merupakan waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal. Pengembalian ini berdasarkan pada jumlah modal yang diinvestasikan dan keuntungan yang dicapai.
POT =
 Tingkat Risiko Usaha (Shut Down Point)
Shut Down Point (SDP) merupakan alat untuk menganalisis suatu tingkat risiko terhadap usaha yang direncanakan atau dilaksanakan, seperti kegagalan produksi.

SDP =
Kapasitas saat produksi = SDP x Kapasitas Produksi/bulan
Penjualan saat SDP = Kapasitas saat produksi x Harga Jual/pcs
dimana:
Ra
= Regulated Expense
Contohnya: gaji/upah karyawan, biaya pemeliharaan,
biaya administrasi, asuransi, dan lain-lain.
Sa
= Sales Price (Harga Jual Produk)
Va
= Variable Expenses
Contohnya: biaya bahan baku, biaya bahan pembantu,
biaya utilitas, dan lain-lain.

0 komentar:

Post a Comment