PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PERKEMBANGAN MODE

PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PERKEMBANGAN MODE   

"PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PERKEMBANGAN MODE"

Teknologi jelas akan berpengaruh kepada mode. Penemuan bahan-bahan baru serta cara-cara pengolahannya untuk dijadikan bahan pakaian membawa perubahan dan kemudahan. Di masa-masa yang lampau misalnya, bahan katun dikenal sebagai bahan yang enak dipakai, tetapi mempunyai sifat mudah mengkerut dan kusut. Kemudian, dengan teknologi modern hal tersebut telah dapat diatasi. Dengan ditemukannya bahan-bahan sintesis dan teknik mencampur bahan alamiah dengan bahan sintesis (blends), orang dapat memiliki bahan yang kelihatannya mewah dengan harga yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Dibandingkan dengan bahan alamiah murni, misalnya sutera dan wol, bahan sintesis dan bahan campuran lain harganya akan jauh lebih murah.
Penemuan mesin tenun dan alat alat menjahit, merajut, merenda, melipit dan lain-lain membawa perkembangan yang sangat banyak dalam mode busana. Setiap penemuan baru hampir selalu disusul dengan mode baru. Dalam hal busana misalnya, hal ini terlihat pada model-model gaun yang menggunakan bahan hasil penemuan itu. Selama ini pernah dikenal mode blus nilon dengan renda-renda nilon, model rok dengan lipit lipit permanen, plisse (lipit halus), rok model mini yang menggunakan bahan model tiruan, dan sebagainya. Perkembangan teknologi tekstil di semua negara tidak sama, seperti, di Eropa dengan di Amerika, begitu pula dengan negara-negara Asia.

Beberapa peristiwa penting dalam dunia tekstil dapat dicatat sebagai berikut:
Pada tahun 1846, John Mercer menemukan cara menyempurnakan bahan katun supaya menjadi lebih kuat, mengkilat, dan lebih mudah menyerap air. Proses penyempurnaan itu kemudian dikenal dengan istilah memerser.
Pada tahun 1946, di Eropa ditemukan bahan selulosa yang dapat larut dalam campuran bahan kimia tertentu.
Pada tahun 1884, di perancis Count Hilaire de Chardonnet untuk pertama kalinya dapat membuat bahan rayon. Di Amerika bahkan bahan tersebut mulai dipasarkan dalam tahun 1911 dengan sebutan sutera tiruan. Dalam tahun 1924 baru diberi nama Rayon.
Pada permulaan tahun 1930 bahan polyester mulai dibuat di Inggris dengan nama Teryline, kemudian di Amerika diproduksi oleh Du pont dengan nama Dacron (sebutan yang benar Daykron). Bahan Dacron mulai dipasarkan pada tahun 1953. kini Polyester makin banyak digunakan karena sifatnya yang mudah digunakan untuk mencampur bahan-bahan lain, polyester dapat dibuat menyerupai bahan katun, wol, dan sutera.
Selain bahan-bahan sintesis yang telah diuraikan di atas masih ada bahan sintesis lain yang ditemukan orang yaitu Olefin, serat Acrylic, Vinyl, Spandex dan benang karet, benang metal dan metalic.

0 komentar:

Post a Comment