PENGARUH SUASANA TERHADAP PERKEMBANGAN MODE

PENGARUH SUASANA TERHADAP PERKEMBANGAN MODE

"PENGARUH SUASANA TERHADAP PERKEMBANGAN MODE"

Bila kita melihat kembali mode busana di tahun-tahun menjelang abad ke 20 tampak gaya busana di zaman itu berbeda dengan gaya busana dalam abad ke 20.
Pada masa itu busana wanita dari kalangan tertentu sangat mewah. Untuk sehelai gaun diperlukan bermeter-meter kain untuk membuat model rok yang panjang dan lebar. Hiasannyapun sangat banyak. Untuk membuat gaun dengan hiasan renda-renda, pita serta hiasan-hiasan lainnya yang harus dikerjakan dengan tangan diperlukan waktu yang lama. Hal itu memungkinkan karena wanita pada jaman itu hidup santai. wanita yang berbusana serba mewah dianggap sebagai lambang keindahan. Oleh karena gaun-gaun yang duke kenakan serba lebar dan panjang, serta dilengkapi dengan hiasan yang banyak, maka wanita itu tidak leluasa dalam bergerak.
Suasana berubah ketika keadaan ekonomi dunia lemah. Model gaun mulai disederhanakan terutama ketika pecah perang; aturan-aturan dalam hal busana yang mengikat dan mengekang, berubah pula. Kaum wanita meninggalkan gaun-gaun panjang dan gaun ketat pada pinggang, penggunaan korset serta crenolin (rok dalam berbentuk kurung ayam) yang menghambat untuk bergerak ditinggalkannya.

Pada tahun 1920 – 1930 seorang perancang dan pembuat pakaian bangsa perancis bernama Madeleine Vionnet, menghilangkan penggunaan korset dan kembali kepada bentuk pakaian yang sederhana dan praktis serta enak dipakai. Gaun tidak lagi menggunakan hiasan yang tidak perlu. Setiap bagian dari pakaian harus ada maksud dan fungsinya.
Di masa perang dimana mana terlihat pakaian seragam militer sehingga para perancang busana memperoleh ilham dari pakaian militer itu. Gaun-gaun dibuat bergaya militer, yang pada tahun 1945 – 1950 disebut “Wartime look”. Gaya militer ini kemudian berkembang hingga kini dengan penggunaan celana dan kemeja dengan saku-saku besar, epolet, “battle jacket” serta pelengkap busana menyerupai militer dan disebut military look. Pakaian dibuay dari bahan tebal dengan warna militer pula.

Suasana lain yang pernah mempengaruhi mode : tahun antara 1960 – 1970 adalah kehidupan sekelompok orang yang disebut “Hippies”. Cara berpakaian tidak rapi dengan rambut gondrong pernah digemari para remaja dalam tahun-tahun itu.
Di Indonesia pun kaum wanita dan pria, baik dewasa maupun anak-anak, menggunakan busana Barat untuk pakaian sehari-hari. Namun pada saat-saat tertentu tidak melupakan busana nasional atau busana tradisional. Di negara yang penduduknya banyak menggunakan busana Barat, mode busana itu dapat berkembang dengan baik. Kenyataannya, mode memberi kemungkinan kepada setiap penggemarnya untuk mengembangkan dan menafsirkannya sendiri, dengan demikian orang tidak terikat sepenuhnya kepada mode. Gaun yang dibuat oleh bangsa Eropa dapat saja berbeda dengan gaun yang dibuat oleh bangsa Jepang. Di Indonesia pun coraknya lain pula.

0 komentar:

Post a Comment