Menjaga Standar Presentasi Personal
"Menjaga Standar Presentasi Personal" |
Pengertian dan Tujuan Penampilan Diri
Penampilan (Appearance) adalah bentuk citra diri seseorang yang dapat dilihat dari penampilan secara keseluruhan. Seseorang dikatakan memiliki penampilan yang serasi apabila cara berbusananya yang serasi, riasan wajah (make up ) yang menarik assesoris yang dikenakan wajar serta memiliki sikap posisi tubuh (wiraga) yang baik.
Penampilan ini harus dipandang sebagai penampilan yang utuh, disesuaikan dengan situasi dan kondisi dimana penampilan itu sendiri merupakan syarat dalam aktivitas seseorang sesuai dengan kegiatan atau profesinya.
Rasa percaya diri seseorang akan bertambah besar dengan penampilannya yang serasi. Penampilan yang baik akan memancarkan sukses yang timbal balik. Selain penampilan fisik yang menarik harus diimbangi juga dengan kemampuan berpikir atau kecerdasan dan kepekaan terhadap lingkungan. Penampilan harus dijaga agar dapat memberikan kesan : segar dan sehat karena hal ini akan berpancar pada wajah dan sikap seseorang melalui sinar matanya yang cerah, senyum yang selalu menghiasi bibir serta tutur kata yang ramah dan sopan.
Jadi penampilan berdasarkan konsep sikap pada dasarnya harus memperhatikan hal–hal yang berhubungan dengan busana, tatarias, tempat, waktu, orang yang dihadapi, dan sebagainya.
a) Penampilan Serasi
Rasa percaya diri seseorang akan lebih besar dengan penampilan yang serasi bagaimana kita bersikap dan memperlakukan diri kita sendiri akan tercermin ketika orang lain menilai kita.
Perhatikan para pramuniaga dan ciri pakaiannya berikut ini :
1)Penjahit dengan ciri khasnya mengalungkan meteran (medline)
2)Tenaga penjual kosmetik dengan cirri khasnya memakai seragam logo perusahaan, beauty case, contoh barang yang ditawarkan, brosur-brosur, dan perlengkapan lainya
3)Penjual jamu gendong, ciri khasnya menggunakan kebaya, kain (jarit) dan sandal serta botol jamu yang digendongnya
4)Juru masak atau koki, ciri khasnya menggunakan topi kepala serta celemek di bagian depan
Profesi-profesi lainnya seperti jasa akuntansi, sekretaris, UPW, pekerja social yang kesemuanya itu memiliki ciri khusus dalam penampilannya sehingga konsumen/masyarakat mudah me ngenalnya.
b)Berbusana Serasi
Bagaimana kita berbusana akan menentukan bagaimana orang bersikap pada diri kita. Keserasian berbusana berarti berbusana sesuai dengan banyak hal, misalnya:
1)Usia
2)Bentuk badan/tubuh
3)Waktu (pagi, siang, malam), tempat, suasana
4)Kesempatan (rekreasi, pesta, kerja)
5)Status pekerjaan
6)Mode yang sedang berkembang, tapi sesuai dengan tipe masing-masing
7)Warna kulit
Berikut ini beberapa petunjuk praktis dalam memilih busana yang akan kita kenakan:
1)Pakailah busana sesuai dengan bentuk tubuh, misalnya:
a)Badan pendek/gemuk, jika memakai pakaian bergaris hendaknya bergaris tegak
b)Badan kurus, jika memakai pakaian bergaris hendaknya bergaris melingkar
2)Pakailah busana sesuai dengan warna kulit, misalnya:
a)Kulit hitam sebaiknya memakai pakaian warna cerah bukan gelap
b)Kulit kuning akan cocok memakai pakaian warna apapun
3)Pakaian juga harus kita sesuaikan tempat kerja, misalnya: untuk bagian penerima tamu, pramuniaga, sales, atau sekretaris, harus selalu berpakaian rapi, sopan, dan berpenampilan ramah, karena merupakan ujung tombak perusahaan.
Dengan jalan melihat ide-ide yang bagus-bagus pada bidang mode, maka dengan sendirinya selera kita akan meningkat lebih tinggi, dengan demikian kita akan meminta syarat pada busana kita lebih tinggi pula.
c)Keserasian memakai Akseoris
Dalam berbusana biasanya dilengkapi dengan pemakaian aksesoris. Bentuk-bentuk aksesoris diantaranya yang bersifat praktis seperti : selendang, scraf, kaus tangan, jepit, bando, tusuk konde, kembang gayak, cunduk/sisir kecil untuk hiasan rambut, siger, dompet, ransel, sepatu, kaca mata, jam tangan, ikat pinggang, dll.
Ada pula aksesoris yang estetis (perhiasan) misalnya: Cicin, anting, giwang, kalung, gelang, bross/peniti, dan lain-lain.
Sebagai pedoman dapat kita perhatikan hal-hal sebagai berikut:
1)Jangan mengkombiasikan lebih dari satu dengan lainnya
2)Jangan memakai perhiasan yang berkilauan pada siang hari
3)Jangan menggunakan gelang kaki kalau kita sudah bukan anak-anak
4)Jangan memakai perhiasan dalam jumlah berlebihan
5)Jangan memakai perhiasan yang tidak sesuai dengan ukuran badan kita
d)Berhias dengan Serasi
Yang dimaksud dengan Berhias Serasi adalah menggunakan riasan wajah (make-up) yang serasi dengan profesi, situasi, dan tempat.
Sebagai seorang yang peduli terhadap pelayanan pada profesi yang dijalankan maka penting sekali orang tersebut mempelajari langkah-langkah : mengenali kulit, cara merawat kulit, produk kosmetik yang cocok/sesuai dengan cara penggunaannya.
e)Sikap Tubuh (Wiraga) Serasi
Bahasa Tubuh (Wiraga) dapat dipelajari untuk memperoleh pembawaan tubuh yang indah, luwes, dan anggun dalam suasana tertentu, dengan posisi tertentu pula.
Sikap dan bentuk tubuh merupakan komponen-komponen penting dalam melakukan gerak, misalnya : sikap berjalan dengan anggun, sikap bicara dll.
Bahasa tubuh hendaknya kita kuasai untuk menghilangkan kesan yang tidak baik. Busana yang sesuai akan berpengaruh secara optimal bila dibawakan dengan luwes
Untuk membentuk sikap tubuh yang baik ada hal-hal yang perlu dipelajari, misalnya:
1)cara duduk, bila hendak duduk maka hanya otot-otot pahalah yang digunakan tubuh menjadi sikap hampir duduk. Jangan menghempaskan diri di atas kursi, tetapi kendalikan gerakan dengan otot-otot paha
2)cara berdiri, bila berdiri otot-otot pahalah yang mengambil peran utama, dibantu dorongan pasti dari kaki
3)cara berjalan yang baik adalah mengarah lurus ke dapan dengan jarak kedua kaki hanya beberapa senti, berat badan terpusat sedikit di depan pergelangan kaki.
0 komentar:
Post a Comment