Puasa dan Lebaran Prihatin
Puasa dan Lebaran Prihatin |
Pemerintah memang sudah berusaha
menjaga stabilitas harga, bahkan
mengeluarkan peraturan khusus.
Namun kita harus menunggu apakah
peraturan pemerintah itu ampuh
Tidak berlebihan kalau saya
sebut puasa dan Lebaran
tahun ini memprihatinkan.
Saat ini kita bisa merasakan
bersama daya beli masyarakat
menurun. Bahkan hal itu telah
dirasakan sebelum memasuki bulan
puasa dan Lebaran.
Padahal, selama 10 tahun terakhir, Ramadan dan Lebaran kita aman,
dengan kenaikan harga yang wajar. Namun harga barang yang sudah telanjur
naik akibat kenaikan harga bahan bakar minyak, tarif dasar listrik, gas, dan
sebagainya akhir-akhir ini ikut berkontribusi membuat biaya hidup menjadi
naik serta mahal.
Pemerintah memang sudah berusaha menjaga stabilitas harga, bahkan
sampai mengeluarkan peraturan khusus.
Namun, dengan ekonomi “kapitalis” yang
kita anut, yakni harga di pasar ditentukan
oleh adanya penawaran dan permintaan,
kita harus menunggu dulu apakah
peraturan pemerintah
tersebut ampuh membendung kenaikan
harga selama Ramadan
ataupun Lebaran nanti.
Mudah-mudahan saja kenaikannya
masih dalam taraf yang wajar. Tapi
kita tidak bisa hanya duduk diam
dan menyalahkan pemerintah atau
keadaan. Kita tetap harus berusaha
dan survive karena life must go on kan?
Pertanyaannya kemudian bagaimana kita
membagi keuangan dan tunjangan hari
raya pada bulan puasa dan Lebaran. Pos-
pos apa saja yang sebaiknya disiapkan?
Yang penting, pos
pengeluaran amal
Anda sudah ditentukan
terlebih dulu.
Pos Pengeluaran Amal (Zakat,
Infak, Sedekah, dan Hadiah)
Inilah hari baik, bulan baik. Dalam Islam, semua hari dan bulan dianggap baik,
tapi ada yang lebih baik, yaitu pada Ramadan. Artinya, setiap perbuatan baik
akan dibalas dengan pahala yang lebih besar dibanding pada bulan lainnya.
Nah, setahun sekali, menjelang Idul Fitri, kita diwajibkan mengeluarkan
zakat (terutama zakat fitrah), yang besarnya sudah ditentukan oleh aturan
dalam Islam. Kini pula kesempatan baik untuk menyalurkan zakat mal alias
zakat harta Anda. Selain itu, Anda bisa beramal dengan berinfak dan memberi
sedekah. Anda bisa menghubungi panitia amal setempat atau memberikan
langsung kepada pihak yang membutuhkan.
Pada Lebaran biasanya ada tradisi membagikan angpau atau uang dalam
amplop kepada sanak saudara. Sementara zakat sudah ditentukan ukurannya
dan wajib hukumnya bagi yang mampu, pemberian infak, sedekah, serta
hadiah bisa disesuaikan dengan kemampuan, juga bersifat tidak wajib.
Yang penting, untuk pos pengeluaran amal Anda, sudah ditentukan terlebih
dulu berapa jumlah yang disisihkan dari THR. Setelah itu, bagikan kepada
siapa saja yang berhak menerima dan tentukan besarnya.
Pos pengeluaran
makanan mungkin
akan mengalami
perubahan.
Pos Pengeluaran THR Orang Lain
Di sekeliling Anda pasti ada orang-orang yang membantu sehari-hari,
seperti asisten rumah tangga, baby sitter, tukang kebun, dan sopir. Mereka
pasti juga berharap mendapat THR untuk menambah biaya hidup pada
Ramadan yang biasanya lebih tinggi, dan keperluan Lebaran atau mudik.
Nah, pertimbangkanlah untuk memberi THR tersebut dan alokasikan pos
pengeluarannya.
Pos Pengeluaran Makanan
Karena harga bahan kebutuhan pokok biasanya naik memasuki bulan
puasa, pos pengeluaran makanan harus diatur dengan hati-hati agar tidak
jebol. Naiknya nilai tukar dolar terhadap rupiah sudah pasti membuat bahan
makanan impor lebih mahal dibanding makanan lokal. Karena itu, belilah
bahan makanan lokal, kecuali yang memang diimpor dari Cina karena
biasanya harganya tetap lebih murah dibanding barang lokal.
Selain itu, Lebaran tidak afdal jika tak dilengkapi makanan dan suguhan
kue khas yang harus dipersiapkan. Apabila Anda melakukan open house,
perkirakan jumlah tamu yang akan hadir. Sebab, Anda harus menyediakan
lebih banyak makanan jika lebih banyak tamu.
Untuk makanan utama, ada baiknya persiapkan stok buat beberapa hari.
Biasanya pasar tradisional masih tutup pada awal Lebaran. Sementara itu,
Anda bisa menyiapkan stok kue dan berbagai makanan kering lebih banyak
lagi karena dapat disimpan dalam jangka waktu lama. Apabila Anda akan
berkunjung ke tempat orang lain (sanak saudara, pemimpin perusahaan, dan
lain-lain), perhitungkan juga jumlah kue atau makanan yang akan dibawa.
Pos Pengeluaran untuk Pakaian
Mengenakan pakaian baru pada Lebaran merupakan tradisi, dan kebetulan
keluarga (orang tua) saya tidak mendidik kami harus menggunakan busana
baru. Tapi di beberapa keluarga, hal itu menjadi keharusan.
Apabila keluarga Anda termasuk yang mengikuti tradisi tersebut, yang
harus diingat pakaian yang dibeli tidak perlu mahal, yang penting rapi dan
serasi. Tetapkan terlebih dulu berapa anggaran tiap anggota keluarga
untuk keperluan ini, kemudian barulah mencari barang yang sesuai dengan
anggaran yang sudah disediakan.
Pos Pengeluaran Mudik
Aktivitas mudik juga menjadi tradisi di Indonesia, terutama bagi yang
merantau ke kota besar, seperti Jakarta. Karena kebetulan keluarga besar
orang tua saya hidup di Jakarta, keluarga kami tidak melakukan tradisi mudik.
Jika Anda memutuskan mudik, sebaiknya tinggal menambahkan
pos pengeluaran untuk transportasi dan penginapan selama mudik.
Dengan adanya pos mudik ini, pos amal, THR orang lain, dan
pakaian tidak akan banyak berubah.
Namun pos pengeluaran makanan mungkin akan mengalami
perubahan dan penyesuaian. Bila Anda mudik, pengeluaran
makanan di rumah otomatis akan hilang. Meski begitu, Anda
tetap harus menyiapkan makanan selama mudik ke kampung
halaman.
So, persiapkan dan aturlah keuangan dengan baik dan
benar. Jadikan Ramadan dan Lebaran momen terbaik bagi
Anda sekeluarga. Dengan demikian, Ramadan serta Lebaran kali
ini tidak akan menjadi bulan dan hari yang memprihatinkan
0 komentar:
Post a Comment