cara mengambil ukuran dan pola membuat kerung leher
cara mengambil ukuran dan pola membuat kerung leher |
cara mengambil ukuran dan pola membuat kerung leher-Pada zaman primitif atau bagi manusia yang hidup terkebelakang, pakaian atau busana tidak begitu penting, manusia pada zaman itu hanya mengutamakan kebutuhan makan untuk bertahan hidup, tidak tau etika, tidak mempunyai sopan santun tidak mempunyai rasa malu. Hal ini terjadi tentu karena pada zaman itu mereka belum mengenal ilmu dan pengetahuan, belum ada teknologi, tidak ada media komunikasi dan semua hidup dalam ketertinggalan dan keterbelakangan. Bahkan sampai saat ini masih ada sebagian kecil manusia yang hidup terkebelakang, kita tentu sangat sedih.
Contohnya adalah seperti masih ada saudara kita di pedalaman yang hidup terkebelakang. Busana mereka hanya sekedar untuk menutup kemaluan saja.
Laki-laki memakai Koteka atau bahan lain di sekitar pinggul dan perempuan memakai bahan dari kulit kayu atau bahan tertentu yang disusun dan dipakai di keliling pinggul, pada umumnya mereka tidak memakai alas kaki. Mudah- mudahan ini tidak akan berlansung lama. Pemerintah dan kita semua ikut bertanggung jawab atas ketertinggalan itu, karena agama mengamanatkan kepada manusia untuk menyampaikan kebenaran dan kebaikan walaupun hanya sepotong ayat. Agama juga mengamanatkan agar manusia juga saling membantu, saling menolong dan saling berbagi dalam kebaikan, saling menasehati, saling berbagi ilmu dan pengetahuan.
Tentu pemandangan di atas tidak dapat diterima lagi dizaman yang sudah maju, modern, dan serba canggih sekarang ini. Kita ingin hidup dengan sopan beradap dan ber etika serta berakhlak mulia. Kita ingin hidup dengan kepribadian yang menarik yang tau tatakrama, saling menghargai, saling menyayangi dan saling hormat menghormati, menjaga kesopanan khususnya
dibidang penampilan. Bahkan agama apapun menyuruh manusia untuk menutup auratnya. Jadi pakaian atau busana, tidak hanya digunakan untuk
mempercatik penampilan atau untuk melindungi tubuh dari gangguan luar tap
yang lebih utama lagi adalah menjalankan perintah agama yang menyuruh
ummatnya untuk menutup auratnya. Oleh sebab itu semua manusia harus
memakai pakaian atau memakai busana, busana tersebut tentunya haruslah
menyesuaikan dengan dimana kita hidup atau tinggal. Semua manusia
dianjurkan untuk berbusana dengan baik sopan dan pantas. Karena cara kita
berbusana atau busana yang kita pakai akan dapat menampilkan kepribadian
sipemakai.
Macam-macam model busana di atas tidak bisa lansung jadi begitu saja tetapi
ada perjalanan panjang yang dilakukan oleh orang-orang yang mencintai dunia
fashion, untuk mempelajari bagaimana caranya agar semua orang bisa
membuat busana sesuai dengan desain atau model yang disukai. Oleh sebab itu, timbulah atau muncul ide bahwa untuk membuat busana, terlebih dahulu
harus ada polanya, cetakannya atau patronnya. Apabila tujuan kita berbusana
atau berpakaian hanya sekedar untuk menutupi tubuh, tentu pola busana tidak
diperlukan, cukup dengan melilitkan bahan tekstil atau kain pada tubuh, dan apabila sudah bisa menutupi tubuh, itu sudah cukup. Tetapi tujuan kita berbusana adalah untuk mempercantik diri, meningkatkan rasa percaya diri menutup aurat, dan lain-lain.
Sebelum mempelajari tentang bagaimana cara membuat busana yang sesuai dengan keinginan dan sesuai dengan ukuran serta bentuk tubuh, langkah awal yang dilakukan adalah mempelajari tentang anatomi tubuh manusia itu sendiri.
Mempelajari anatomi tubuh khususnya tentang bentuk tubuh, diperlukan agar
dalam mempelajari pembuatan pola, kita mampu membuat pola yang sesuai
dengan bentuk dan ukuran tubuh model. Sebagaimana diketahui bahwa
bentuk tubuh manusia tidak ada yang sama, oleh sebab itu materi pada bahan
ajar ini diawali dengan mempelajari tentang bentuk tubuh manusia. Mari kita pelajari materi berikut secara berurutan, mulai dari perkembangan bentuk tubuh.
1. Perkembangan Bentuk Tubuh
Bentuk tubuh manusia, juga mengalami perubahan. Kita juga pernah
mendengar cerita bahwa manusia pada zaman Nabi bentuk tubuhnya tinggi
besar, rambutnya panjang dan umurnya juga panjang. Ada riwayat yang
mengatakan bahkan ada Nabi(Nabi Nuh) yang hidup dengan umurnya ratusan
tahun(700 tahun). Tentang bentuk tubuh manusia pada zaman Nabi, kita tidak
dapat membahasnya secara pasti, karena pada zaman itu belum ada
dokumen yang bisa dijadikan bukti untuk bisa dipelajari. Sehingga semua cerita itu sampai sekarang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah, karena tidak ada ditemukan dokumen yang dapat mengungkap kebenarannya, jadi manusia hanya mempercayai atau meyakini saja sesuai dengan agama yang dianutnya. Pernah juga kita mendengar bahwa dulu zaman sebelum perang
dunia pertama orang jepang pada umumnya kecil dan pendek, tapi karena
kemajuan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi, peningkatan taraf hidup,
sehingga hidup manusia semakin berkualitas dan semakin tau bagaimana cara
memperbaiki keturunan, maka sebagaimana kenyataan sekarang tidak ada
lagi orang yang kecil dan pendek kecuali memang dilahirkan dengan keadaan
tidak normal. Oleh sebab itu kita akan membahas perkembangan bentuk tubuh
manusia yang memang ada sejarah yang menulisnya saja. Dari beberapa
sumber mengatakan kita dapat mempelajari perubahan dan perkembangan
bentuk tubuh manusia dalam tiga periode, yaitu abat ke 14, abad ke 16 dan
abat ke 17 sampai sekarang.
a) Bentuk Tubuh Abad ke 14
Pada Abad ke 14 bentuk tubuh manusia bulat (gemuk berisi) dan pendek sehingga tidak begitu berbeda antara tubuh bagian atas dengan tubuh bagian bawah. Jarak antara perut, dada dan dagu begitu dekat sehingga pada Abad ini lingkar dada/badan sebagai patokan adalah titik dada.
Garis pinggang sebagai patokan adalah titik pusar. Garis panggul adalah bagian panggul yang terbesar disekitar area panggul. Sedangkan tengah depan atau tengah muka, dan tengah belakang adalah tepat pada garis tengah muka dan tengah belakang.
b) Bentuk Tubuh Abad ke 16
Pada Abad ke 16 bentuk tubuh manusia mengalami sedikit perubahan
yang mana bentuk tubuh manusia menjadi lebih menarik bila dibandingkan
dengan Abad sebelumnya. Pada Abad ini bentuk tubuh manusia lebih
lansing dan lebih berbentuk. Garis pinggang sudah terlihat nyata dan jarak
antara dagu dan dada tidak begitu dekat, Cuma saja pada Abad ini
manusia belum ada setinggi sekarang (masih pendek). Pada Abad ini
ditemukan bahwa garis sisi/samping harus tegak lurus, sedangkan garis
tengah belakang harus melalui setengah leher belakang dan tengah garis
pantat. Pada zaman ini garis tubuh dibuat atau ditentukan dengan memberi
tanda dengan garis lurus saja. Garis horizontal untuk garis tubuh bagian
panjang atau tinggi, dan garis fertikal untuk garis tubuh bagian lebar atau lingkaran, seperti garis pinggang, garis panggul dan lain-lain.
c) Bentuk Tubuh Abad ke 17
Perkembangan bentuk tubuh sampai pada Abad 17, bentuk tubuh manusia menjadi lebih tinggi dari Abad sebelumnya. Apa yang menyebabkan manusia menjadi lebih tinggi, belum ada penjelasan yang membahas soal itu, namun demikian semakin baiknya kehidupan dan semakin baik pula pemenuhan kebutuhan gizi makanan mungkin salah satu hal yang menyebabkan manusia bertambah tinggi.
Pada Abad 17 sampai sekarang dikatakan bahwa garis tubuh adalah
mengikuti perspektif tubuh. Artinya di dalam membaca desain, membuat
perbandingan desain, sesuai dengan perspektif tubuh pemakai. Jadi apa
bila ada bentuk tubuh yang tidak ideal misalnya bahu tidak sama tinggi, posisi tubuh tidak tegak lurus, panggul tidak sama tinggi dan lain-lain maka garis tubuh dibuat disesuaikan dengan bentuk tubuh tersebut yang akhirnya ukuran yang akan di ambil tentu juga harus mengikuti bentuk tubuh tersebut.
Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang cara mengambil ukuran dan pola membuat kerung leher
, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang cara mengiklankan busana muslim
. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.
0 komentar:
Post a Comment