, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Analisa semiotik pada kebaya nasional karya Adjie Notonegoro adalah :

Analisa semiotik pada kebaya nasional karya Adjie Notonegoro adalah :

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Analisa semiotik pada kebaya nasional karya Adjie Notonegoro adalah :


Icon:
a. Sebuah busana berbentuk kebaya sebagai icon badan manusia bagianatas.
b. Sebuah kain panjang batik sebagai icon badan manusia bagian bawah
c. Gambar seorang peragawati sebagai icon manusia
d. Sebuah kipas sebagai icon dari kipas
e. Sepasang anting sebagai icon dari anting
f. Sebuah bros sebagai icon dari bros

Indeks:

Kebaya berbentuk sederhana dengan detail :
a. Lingkar lubang leher berbentuk kerah Chiang-i.
b. Pangkal lengan berbentuk lengan licin.
c. Bentuk lengan berbentuk lengan model lonceng dari bahan halus berbeda dengan bahan untuk badan.
d. Belahan kebaya terletak pada bagian belakang kebaya.
e. Sebagai pusat perhatian letak bordiran pada kain lace di tempatkan pada bagian leher dan mulai dada dengan bentuk V pada bagian tengah di antara payudara sejajar dengan lengan.
f. Panjang kebaya dibawah garis panggul.
g. Kain yang digunakan untuk kebaya adalah kain lace warna hijau muda dengan motif bunga khusus yang ditempatkan pada bahian leher, pangkal lengan dan bagian dada sampai dengan ½ garis tinggi panggul dan bagian bawah kebaya sehingga terkesan anggun dan berwibawa.
h. Kain panjang batik yang digunakan adalah kain batik motif lereng dengan ornamen bunga.
i. Rambut ditata bebas atau sanggul cepol bukan seperti sanggul tradisional.
j. Selendang tidak digunakan tetapi diganti dengan kipas sebagai pemanis penampilan. Kipas dibuat dari bahan yang sama dengan kebaya. Motif kain pada kipas sangat mewah.
k. Sebagai aksesoris dikenakan anting dari batu permata senada dengan warna kebaya dan sebagai aksesoris pusat perhatian adalah bros yang dipasang di pusat dada.


Simbol:

Kebaya yang didesain Adjie Notonegoro merupakan salah satu jenis adi busana selain penampilannya yang khas, unik dan mewah juga pengerjaannya yang sangat halus. Kebaya sebagai busana nasional merupakan simbol keluhuran pekerti dan nilai-nilai budaya Indonesia. Kebaya nasional simbol dari pribadi wanita Indonesia yang anggun, sederhana, berwibawa, memiliki tata krama dan santun dalam bertindak salah satunya melalui pakem atau aturan berbusana. Kepiawaian wanita Indonesia dalam bertingkah laku tampak dari penampilannya berkebaya nasional. Ditunjang dengan perkembangan mode yang dirancang desainer busana nasional penampilan wanita Indonesia menjadi lebih halus dan berkesan energik dan menampilkan wanita berwawasan luas dan berkepribadian bangsa yang kuat.


DAFTAR PUSTAKA



Agus Sachari, Pengantar Metoda-metoda Tinjauan Desain, Bandung : Diktat Kuliah Pengantar Metoda Tinjauan Desain, FSRD ITB. Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung : Penerbit Rosda, 2003. David Chaney, Lifestyles : Sebuah Pengantar Komprehensif, Bandung : Jalasutra, 1996. Dudy Wiyancoko, Dimensi Kebudayaan dalam Desain, Makalah Orasi Ilmiah pada acara penerimaan mahasiswa baru ITB, 18 Agustus 2000. Djuariah M. Utja, Kebaya sebagai Busana Tradisional Sunda, Makalah seminar pada Lomba desain busana daerah Jawa Barat oleh BKOW Prop. DT. I Jawa Barat, 1989 Handout mata kuliah BUS 526 Sejarah Busana dan Busana Daerah, Jurusan PPKK FPTK UPI. Hamjuni Hambali, TOP : Tokoh Kecantikan Indonesia, Jakarta : PT. Ciptawidya Swara, 1992. Idy Subandy Ibrahim, Lifestyle Ecstasy : Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas Indonesia, Bandung : Jalasutra, 1997. Judi Achjadi, Indonesian Women’s Costumes, Jakarta : Penerbit Djambatan. Jurnal Seni STSI, Bandung, ISSN 0854 – 3429, Nmor XXII Th. 2002. Majalah Dewi, Edisi Tahunan Indonesia. Majalah Her World, Feature : Help!!! I can’t move, Maret 2003. Nana Lystiani, Aneka Kebaya Tradisional dan Moderen, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003. Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika : Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna, Bandung : Penerbit Jalasutra, 2003. -------------------------, Dunia yang Dilipat : Tamasya Melampaui Batas-batas Kebudayaan, Bandung : Jalasutra, 2004.

0 komentar:

Post a Comment