, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Pengertian Etika dan Estetika Berbusana

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Pengertian Etika dan Estetika Berbusana

Pengertian Etika dan Estetika Berbusana




Untuk memahami etika berbusana, perlu dipahami tentang etika. Menurut
Frans Magniz–Suseno, etika ialah ilmu yang mencari orientasi, etika mau mengerti
mengapa kita harus mengikuti ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita dapat
mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran
moral. Sementara itu, Drs.H.Hasbullah Bakry,SH. mengemukakan etika yaitu ilmu
yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan melihat pada amal
perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui akal pikiran.

Dalam kaitannya dengan berbusana, maka dapat diartikan bahwa etika berbusana
yaitu suatu ilmu yang memikirkan bagaimana seseorang dapat mengambil
sikap dalam berbusana tentang model, warna, corak (motif) mana yang tepat baik
sesuai dengan kesempatan, kondisi dan waktu serta norma-norma yang berlaku
dalam masyarakat.
Estetika berbusana dapat diartikan sebagai suatu bidang pengetahuan yang
membicarakan bagaimana berbusana yang serasi sesuai dengan bentuk tubuh
seseorang serta kepribadiannya. Berbusana yang indah dan serasi yang menerapkan
nilai-nilai estetika berarti harus dapat memilih model, warna dan corak, tekstur, yang
sesuai dengan pemakai.

Penerapan Etika Berbusana



Menerapkan etika berbusana dalam kehidupan manusia perlu memahami
tentang kondisi lingkungan, budaya dan waktu pemakaian. Untuk hal itu baik jenis,
model, warna atau corak busana perlu disesuaikan dengan ke tiga hal tersebut, agar
seseorang dapat diterima dilingkungannya.
Untuk menerapkan etika berbusana sesuai kesempatan. Sehubungan dengan
hal itu busana dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

a. Busana Dalam


Yang termasuk busana dalam ini ada dua macam.
1) Busana yang langsung menutup kulit, seperti BH/kutang, celana dalam,
singlet, rok dalam, bebe dalam, corset, long torso. Pakaian ini tidak tepat
dipakai ke luar kamar tanpa baju luar, apalagi ke luar rumah.
2) Busana yang tidak langsung menutupi kulit, karena didasari oleh pakaian
dalam.

b. Busana Luar

Yang dimaksud busana luar ialah busana yang dipakai di atas busana
dalam. Busana luar ini disesuaikan pula dengan kesempatannya, yaitu untuk
sekolah atau kerja, untuk bepergian (jalan-jalan, bertamu, piknik), untuk pesta.
Untuk setiap kesempatan tersebut di atas, yang dikaitkan berbusana sesuai etika,
maka perlu menerapkan aturan-aturan yang sesuai kondisi masing-masing.
Estetika atau keindahan berbusana akan berkaitan dengan bagaimana memilih
model, warna, corak, bahan dan tekstur yang sesuai dengan bentuk badan atau
bagian-bagian proporsi badan seseorang. Proporsi badan seseorang ini tidak semuanya
ideal. Untuk itu bagian-bagian proporsi badan yang kurang sempurna dapat

ditutupi dengan memilih model busana yang dapat mengelabui mata yang melihatnya
sehingga kelihatan seperti ideal atau mendekati ideal, yang kita sebut ”tipuan
mata” (optical illusion).

a. Penerapan Model Bentuk Garis Leher Busana

Sebelum pada penerapannya dalam teori busana ada sepuluh bentuk
dasar garis leher busana, yaitu bentuk garis leher bulat, bentuk U, bentuk segi
empat, bentuk garis leher V, bentuk hati, bentuk tapal kuda, bentuk mendatar
(sabrina), bentuk garis leher tegak, bentuk garis leher miring, dan bentuk garis
leher dengan pita (tali).

Bentuk-bentuk model garis leher pada busana ini dapat dipakai sebagai
alat tipuan mata dalam arti untuk tetap kelihatan serasi walaupun badan
seseorang kurang ideal seperti:

1) Tipuan mata pada leher pendek : pilihlah garis leher bentuk U, tapal kuda,
bentuk hati, bentuk V.
2) Tipuan mata untuk buah dada besar leher pendek : pilih garis leher bentuk V.
3) Tipuan mata untuk bahu bidang : hindari bentuk leher persegi, pililah garis
leher bentuk V.

b. Penerapan Model Kerah


Model kerah pada dasarnya terdiri dari kerah datar atau rebah, kerah
tegak, kerah chiang Ie (kerah Cina), kerah shiler, kerah kemeja, kerah setali,
kerah cape, kerah tailor (kerah jas) dan kerah valerin (bertha).

Agar busana yang berkerah ini serasi dipakai oleh seseorang maka :
1) Tipuan mata untuk leher jenjang/panjang : pilih kerah tegak.
2) Tipuan mata untuk leher pendek : pilihlah garis leher bentuk V dan ujung
kerah runcing.

c. Penerapan Model Lengan


Berbagai model lengan perlu diketahui terlebih dahulu sebagai dasar
teori untuk menerapkan model lengan, yaitu : (a) licin, (b) gelembung (puff), (c)
lonceng, (d) raglan, (e) peasant, (f) setali, (g) cape, (h) kimono, (i) tulip, (j)
kemeja, (k) bishop, (l) sayap, dan (m) balon.

1) Tipuan mata untuk lengan panjang : pilihlah lengan pendek atau lengan
bishop dengan manset panjang.
2) Tipuan mata untuk lengan pendek : pakailah lengan yang panjangnya tiga per
empat lengan, atau lengan panjang digulung sampai tiga perempat panjang
lengan.
3) Tipuan mata untuk lengan yang besar : pilihlah lengan licin yang tidak
terlalu ketat atau terlalu longgar, hindari baju tanpa lengan, lengan
berkerut, kerung lengan yang terlalu masuk dan dalam seperti lengan
raglan.
4) Tipuan mata untuk bahu lebar : pilihlah lengan panjang, dan lengan dengan
kerung lengan yang masuk ke dalam.

0 komentar:

Post a Comment