, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Celana.

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Celana.

Celana.



Pemikiran munculnya bentuk celana termotivasi untuk melengkapi
pemakaian kaftan, yang biasanya dipakai untuk seluruh badan. Dari sini timbul
ide antara penutup badan bagian atas dan bawah dipisahkan, seperti perkembangan
dari bentuk tunika yang dipotong dua, yaitu bagian atasnya menjadi
tunika pendek, dan bagian bawahnya berbentuk sarung atau rok. Dengan kata
lain dari situ sudah mulai ada tunika pendek yang menjadi blus dan bagian
bawahnya menjadi rok.
Dari bentuk rok ini ada pemikiran baru untuk dijahit sebagian bawahnya
pada tengahnya dan disisakan kiri dan kanan untuk masuknya kaki, seperti
celana dari Thailand. Pada prinsipnya celana yaitu busana untuk penutup badan
bagian bawah, untuk busana laki-laki dan perempuan, seperti di Albania, Persia,
Tiongkok, Tunisia, dan Arab Saudi. Mereka memandang bahwa perempuan
yang memakai celana tidak dianggap sebagai sesuatu yang tidak senonoh, karena
modelnya cukup memenuhi syarat susila.
Bentuk celana ini bermacam-macam, ada yang longgar sekali seperti
celana perempuan Turki; ada yang sempit sekali seperti celana yang bekerja
sebagai kuli di Jepang; celana yang seperti kantong yang hanya diberi lubang
untuk masuk ke dua kaki dan pada pinggang pakai kolor, yatu seperti celana di
Persia dan Asia Muka. Bentuk celana ini disebut ”paiyama” yang berarti (pai =
kaki dan yama = kain). Bentuk paiyama ini dipakai oleh orang Persia sebagai
stelan kaftan. Demikian juga orang yang beragama Hindu meniru bentuk celana
paiyama, tetapi hanya dipakai oleh kaum laki-laki, sedang perempuan lebih
senang memakai bentuk busana bungkus yang didrapirkan pada badan.

Busana Nasional

Setiap bangsa umumnya mempunyai busana nasional. Busana nasional merupakan
jenis dan model busana yang menjadi kesepakatan pada suatu bangsa yang
bersangkutan. Busana nasional ini umumnya menjadi ciri khas dari busana sesuatu
bangsa seperti ”sari” untuk perempuan India dan ”kinomo” dari Jepang, baju kurung
satu sut (atas dan bagian bawah dari bahan yang sama) dari Malaysia, kain dan
kebaya dari Indonesia. Busana nasional ini tentu tidak hanya untuk kaum perempuan

saja, tetapi termasuk busana untuk pria, hanya pada umumnya lebih dikenal busana
nasional perempuannya. Sebagai contoh, busana bangsa Arab dikenal untuk pria
dengan busana jubah dengan sorbannya, dan wanita dengan jilbab dan cadarnya.
Kebiasan gadis atau perempuan di wilayah daerah yang ada di Indonesia
umumnya memakai kain dan kebaya, maka pemakaian kain dan kebaya ini secara
tidak langsung menjadi ciri khas busana perempuan Indonesia. Sebenarnya yang
menjadi busana nasional yaitu kain panjang batik yang dipadukan dengan kebaya
pendek sampai di panggul atau di bawah panggul sedikit.
Busana nasional untuk laki-laki bangsa Indonesia pada mulanya disepakati
memakai celana seperti model piyama (India : paijama) dengan baju teluk belanga.
Baju dan celana panjang itu dilengkapi dengan kain sarung kotak-kotak yang dilipat
dan dipakaikan sekitar pinggang sampai panggul, memakai peci (kopiah), dan sepatu
sandal. Busana nasional yang seperti diungkapkan di atas, makin lama kurang
mendapat sambutan, sehingga berganti dengan jas lengkap yang dilengkapi dengan
kopiah.

Busana Tradisional



Indonesia terdiri atas beberapa pulau, yang sebelah barat dibatasi oleh Pulau
Sumatera dan sebelah timur dibatasi oleh Irian Jaya. Setiap pulau atau daerah mempunyai
adat istiadat dan kebudayaan masing-masing, termasuk busana dan berbusana.
Dari setiap daerah ini mempunyai busana tradisional masing-masing, yang
beraneka ragam bentuknya, sehingga antara yang satu dengan yang lainnya terdapat
perbedaan, yang kadang juga ada persamaannya pula, tetapi mempunyai ciri khas
masing-masing. Dari perbedaan tersebut, dengan keaneka ragamannya itu masih terpancar
bentuk dasarnya yang asli dari busana zaman prasejarah. Busana tradisional
ini hampir tidak dipergunakan untuk busana sehari-hari, karena umumnya kurang
praktis, seperti dikemukakan Soerjono Soekanto,SH,MA. bahwa orang-orang
Indonesia dewasa ini, pada umumnya memakai pakaian yang bercorak Barat, karena
lebih praktis, kecuali pada kesempatan-kesempatan tertentu misalnya pada upacaraupacara
resmi memakai pakaian tradisional.
Busana tradisional di daerah yang ada di Indonesia, apabila dikaitkan dengan
bentuk dasar busana di zaman prasejarah, yaitu pada prinsipnya berasal dari bentuk
dasar busana bungkus, kaftan, serta celana.
Busana tradisional dan/atau adat istiadat (adat) yang juga merupakan
kebiasaan pada setiap daerah, misalnya busana keraton Jawa Yogyakarta, Surakarta,
busana Sunda, busana Palembang, busana Minangkabau, busana Aceh, busana
Makassar, busana Dayak, busana Maluku, busana Timor, busana Tapanuli, busana
Irian. Dengan demikian, busana atau pakaian dipengaruhi oleh tradisi, adat istiadat,
dan kebiasaan daerah setempat.

Sumber Pustaka



Arifah A. Riyanto. (2003). Teori Busana. Bandung : Yapemdo.
Judi Achjadi. (1976). Pakaian Daerah Wanita Indonesia. Jakarta : Djambatan.
Koentjaraningrat. (1974). Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan. Jakarta : PT.
Gramedia.
Miss M. Jalins & Ita A.Mamdy. (1984). Unsur-unsur Pokok Dalam Seni Pakaian.
Jakarta : Penerbit Miswar.
Mohammad Alim Zaman. (2001). Kostum Barat dari Masa Ke Masa. Jakarta : Meutia
Cipta Sarana.
Radias Saleh dan Aisyah Jafar. (1991). Teknik Dasar Pembuatan Busana. Jakarta :
Depdikbud.
Roosmy M. Sood. (1981). Hubungan Bentuk-bentuk Dasar Busana Dengan Busana
Tradisional Indonesia. Jakarta : Proyek Pengembangan Perguruan Tinggi.
Soerjono Soekanto. (1975). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Yayasan Penerbit
Universitas Indonesia.

0 komentar:

Post a Comment