Memotong Bahan Sesuai Pola Pakaian
Memotong Bahan Sesuai Pola Pakaian |
1. Memotong (cutting)
Memotong (cutting) bahan yang akan dijahit akan memberipengaruh yang besar kepada pembuatan busana, jika salah potong
akan menimbulkan kerugian baik dari segi biaya maupun waktu.
Resiko ini berlaku untuk memotong busana perorangan atau pun
untuk produksi massal. Bagian pemotongan mempunyai pengaruh
yang besar pada biaya pembuatan garmen, karena di bagian
pemotongan ini apabila terjadi kesalahan potong akan mengakibatkan
potongan kain tersebut tidak bisa diperbaiki.
Pada dasarnya, semua perusahaan garmen mempunyai alur
proses produksi yang sama dalam menghasilkan potongan kain yang
siap jahit, baik perusahaan kecil atau besar, hanya tingkat operasi
teknologi saja yang berbeda.
Tujuan pemotongan kain adalah untuk memisahkan bagianbagian
lapisan kain sesuai dengan pola pada rancangan
bahan/marker. Hasil potongan kain yang baik adalah yang hasil
potongannya bersih, pinggiran kain hasil potongan tidak saling
menempel, tetapi terputus satu dengan yang lainnya.
Proses dalam memotong (cutting) adalah sebagai berikut:
a) Menyiapkan tempat dan alat-alat yang diperlukan
Alat-alat yang diperlukan yaitu berupa meja potong dengan
ukuruan sekitar 2m x 0,8m; gunting / alat potong; alat untuk
memberi tanda seperti kapur jahit, rader, karbon jahit, pensil
merah biru; dan alat bantu jarum pentul.
b) Menyiapkan bahan
1) Memilih bahan
Keserasian antara bahan dengan desain perlu diperhatikansebelum memilih bahan serta perlu diuji daya lansainya, apakah
sesuai untuk model pakaian berkerut, lipit atau mengembang.
Caranya, bahan digantungkan memanjang dengan dilipit-lipit
untuk memperhatikan jatuhnya bahan, serta untuk memperhatikan
kasar halusnya bahan bisa dengan diraba apakah syarat-syarat
pada desain terpenuhi. Jika desain memerlukan efek
mengembang sebaiknya pilih bahan yang dapat membentuk
gelembung dengan wajar. Sebaliknya jika desain memperlihatkan
tekstur lembut maka jangan memakai bahan yang kaku.
2) Memeriksa bahan
Sebelum bahan dipotong atau digunting perlu dilakukan
pemeriksaan bahan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
· Kesesuaian bahan dengan desain.
· Ukuran lebar kain agar bisa dibuat rancangan bahan.
· Pemeriksaan cacat kain seperti cacat bahan, cacat
warna, ataupun cacat printing sehingga bisa ditandai dan
dihindari saat menyusun pola
· Apakah bahannya menyusut. Jika menyusut sebaiknya bahan
direndam agar setelah dipakai dan dicuci ukuran baju tidak
mengalami perubahan.
3) Teknik menggunting
· Bahan dilipat dua di atas meja potong.
· Pola-pola disusun dengan pedoman rancangan bahan dengan
bantuan jarum pentul.
· Menggunting bahan. Jika menggunting dengan tangan kanan
maka tangan kiri diletakkan di atas kain yang akan digunting.
· Bahan tidak boleh diangkat pada saat menggunting. Pola yang
terlebih dahulu digunting adalah pola-pola yang besar seperti
pola badan dan pola lengan. Setelah itu baru menggunting
pola-pola yang kecil seperti kerah dan lapisan leher.
· Sebelum pola dilepaskan dari bahan, beri tanda-tanda pola
dan batas-batas kampuh terlebih dahulu. Caranya dengan
menggunakan kapur jahit, rader dan karbon jahit, pensil kapur
dan sebagainya. Cara pemakaian rader yaitu jika bahan baik
keluar maka karbon dilipat dua dan bagian yang memberikan
efek bekas dibagian luar diletakkan diantara dua bahan atau
garis kupnat. Setelah itu baru pola dilepaskan dari kain.
Alat potong yang digunakan ada beberapa jenis yaitu : pisau
potong lurus (straight knife), mesin potong pisau bundar (round
knife) atau menggunakan gunting biasa. Hasil pemotongan yang
baik, adalah pemotongan yang tepat pada tanda-tanda pola dan
tidak terjadi perobahan bentuk. Hal ini akan memudahkan dalam
menjahit dan menghasilkan jahitan yang sesuai dengan
kebutuhan/ukuran.
Alat potong/gunting yang digunakan adalah gunting yang
tajam dan jangan dipakai gunting yang tumpul. Jangan dibiasakan
menggunakan gunting kain untuk menggunting kertas atau pun
yang lainnya, juga perlu dijaga gunting jangan sampai jatuh
karena akan mengakibatkan pergeseran mata gunting sehingga
terasa tumpul atau tidak dapat berfungsi lagi.
Alat potong untuk produksi massal, ada beberapa jenis yaitu:
1. Pisau potong lurus (straight knife) yang mempunyai 2 mata
pisau, ukuran panjang mata pisau berfariasi 10 s.d 33 cm
dengan gerakan naik dan turunnya 2,5 s.d 4,5 cm, makin
besar gerakan pisau pemotong maka semakin cepat proses
pemotongan dan lebih memudahkan operator dalam
mendorong pisau tersebut dan bisa memotong kain lebih
banyak. Pisau ini banyak digunakan oleh industri pakaian jadi.
2. Mesin potong pisau bundar (round knife) pisau ini hanya bisa
memotong dalam jumlah sedikit/terbatas dan untuk
pemotongan yang lurus. Bila digunakan untuk memotong
jumlah yang banyak dan bentuk lengkungan akan
menghasilkan potongan yang tidak sama dengan bentuk pola,
dengan kata lain hasil potongan kain lapisan bawah berbeda
ukuran dengan kain lapisan atas, diameter pisau bervariasi
mulai dari 6 cm sampai dengan 30 cm.
3. Mesin potong pita (Band Knife), hasil potong pisau ini sangat
akurat, terutama dipakai untuk pemotongan pola-pola kecil
atau yang berbentuk aneh. Caranya: lapisan kain digerakkan
kearah pisau yang berputar, sedangkan pisau sendiri diam.
Berikut ini dapat dilihat contoh mesin potong tersebut:
4. Alat potong cetak (Dil Cutting), bentuk alatnya sama dengan
pola dan bila tumpul tidak bisa dipakai lagi. Pemakaian bahan
agak boros dan biasanya untuk memotong kerah, kaos,
manset dan sebagainya.
5. Alat pemotong yang dikendalikan dengan komputer. Cara ini
lebih akurat dan cepat. Disini tidak perlu marker karena
susunan pola telah tertata di dalam komputer.
Ketika proses pemotongan diperlukan alat bantu seperti alat
untuk memberi tanda seperti tanda kampuh. Jika kampuh
pakaian yang dipotong sudah standar sesuai dengan produk
yang akan dibuat, hal ini sudah diketahui operator penjahitan
sehingga tidak memerlukan tanda, dan kalau ada tanda-tanda
yang khusus seperti kupnat hanya dengan memberi titik pada
ujung atau sudutnya dengan lubang halus dan tanda lainnya yang
sudah dipahami bersama.
Teknik/strategi memotong juga perlu diperhatikan, misalnya
sebelum memotong sudah disiapkan semua pola sampai pada
komponen–komponen yang kecil-kecil. Bahan sudah diperiksa
dan bila tidak lurus diluruskan bila susah meluruskannya dapat
dengan cara menarik satu benang kemudian dipotong pada bekas
tarikan benang tersebut. Jika bahannya tidak rata maka ditarik
dua sudut dengan arah diagonal sehingga hasilnya rata dengan
sudut 900 langkahnya sebagai berikut.
1. Bahan dilipat dua di atas meja potong dengan posisi bagian
baik bahan keluar atau sebaliknya.
2. Pola–pola disusun dengan pedoman rancangan bahan
dengan bantuan jarum pentul.
3. Setelah semua diletakkan baru dipotong, jika memotong
dengan tangan/menggunakan gunting biasa, gunting dipegang
dengan tangan kanan dan tangan kiri diletakkan rata di atas
kain dekat bahan yang digunting atau sebaliknya.
4. Bahan tidak boleh diangkat pada saat menggunting karena hal
ini akan menyebabkan hasil guntingan tidak sesuai dengan
bentuk pola. Guntinglah bagian–bagian yang besar terlebih
dahulu seperti pola bagian muka dan pola bagian belakang,
pola lengan, setelah itu bagian yang kecil–kecil, seperti kerah,
lapisan leher dan sebagainya. Hasil guntingan harus rata dan
rapi. Sisa–sisa guntingan atau perca disisihkan sehingga meja
dan ruangan tetap bersih. Usahakan pola atau perca tidak
berantakan/berserakan baik di atas meja maupun di bawah
meja.
5. Sebelum pola di lepaskan tanda–tanda pola dan batas–batas
kampuh dipindahkan, cara memindahkannya bermacam–
macam antara lain menggunakan kapur jahit, rader dan
karbon jahit, pensil kapur dan sebagainya..
Kalau memotong bahan untuk produksi massal seperti konveksi,
caranya adalah : 1). Bahan digelar tak perlu dilipat sesuai ukuran
panjang marker dan ditumpuk sesuai dengan rencana jumlah
produksi. Yang perlu diperhatikan sewaktu penggelaran bahan adalah
: sisi tumpukan kain harus rata ketegangan lapisan kain sama, dan
bahan–bahan bersih dari yang cacat. Penggelaran dapat dilakuklan
secara manual dan dapat juga dengan mesin penggelaran. Bila sudah
cocok jumlahnya lalu marker diletakkan diatas bahan, digunting
dengan gunting listrik bila jumlahnya tidak terlalu banyak cukup
dengan gunting listrik atau pisau bundar. 2). Pada saat pemotongan,
bahan pembantu (pelapis) juga ikut dipotong. Hasil pemotongan
harus rapi dan bersih, pinggir kain potongan tidak saling menempel.
Pemotongan harus konsisten setelah selesai pemotongan dibundel
dan di beri nomor kode sesuai dengan desain, ukuran dan warna juga
disesuaikan dengan urutan proses penjahitan sehingga pekerjaan
lebih cepat dan lancar.
0 komentar:
Post a Comment