, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Lebar Kain

Lebar Kain



les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Lebar Kain

Lebar kain sangat berpengaruh terhadap konstruksi kain karena

menentukan secara langsung kemampuan mesin tenun yang akan
digunakan dalam hal lebar sisir. Mesin tenun dapat dipergunakan
untuk membuat kain sesuai konstruksi apabila lebar sisir lebih besar
dibanding lebar kain.


Pengaruh lebar kain terhadap konstruksi tampak jelas sebagaimana

cara penulisan Konstruksi Kain berikut :
Nomor Benang Lusi x Nomor Benang Pakan
𝑇𝑒tal Lusi x Tetal Pakan
x Lebar Kain
Contoh penulisan konstruksi kain :
Ne1 40/2 ′s CT x Ne1 40 ′s CT
86 x 70
x 45"

40/2 ’s CT = Nomor benang lusi Ne1 40/2 ’s, benang gintir, jenis
benang cotton
40 ’s CT = Nomor benang lusi Ne1 40 ’s, benang single, jenis
benang cotton
86 = Tetal Lusi (jumlah benang lusi dalam satuan panjang) =
86 helai/inchi
70 = Tetal Pakan (jumlah benang pakan dalam satuan
panjang) = 70 helai/inchi
45 = Lebar kain = 45 inchi


Dalam menentukan standar konstruksi kain terdapat unsur-unsur yang
meliputi anyaman, nomor benang, tetal benang lusi dan pakan per satuan
panjang dan lebar kain
Anyaman polos merupakan anyaman yang paling sederhana yang memiliki
repeat anyaman 2 kotak untuk 2 helai untuk benang lusi dan pakan.
Diagram anyaman polos beserta skema bagaimana benang lusi
menyilang pada benang pakan atau bagaimana benang pakan menyilang
pada benang lusi


Dalam perjalanannnya anyaman polos berkembang menjadi anyaman

polos dan turunannya, anyaman keper dan turunannya, serta anyaman

Rencana tenun adalah suatu diagram yang memberikan petunjuk tentang
hubungan antara anyaman, cucukan (draft/drawing plan), rencana ikatan
dan cara pengangkatan gun atau rencana paku (peg / lifting plan). Rencana
tenun dapat dibedakan antara rencana tenun dengan menggunakan rol
kerek atau dengan peralatan dobby. Dibawah ini adalah contoh rencana
paku dengan anyaman keper kanan 2/2.


Agar semua proses pembuatan kain/ bahan tekstil bisa dihitung dan

direncanakan secara pasti, maka ditentukanlah sistem penomeran benang.
Ada dua system penomeran benang, yaitu:
a) Sistem langsung, dimana makin besar nomer benang, berarti makin
besar diameter benang nya. Ini biasanya dipakai untuk
penomeran benang- benang fillament yarn.
b) Sistem tak langsung, dimana makin besar nomer benang, berarti makin
kecil diameter benang nya. Sistim ini digunakan untuk benang benang
spun yarn.
Tetal benang adalah jumlah helai benang kusi atau pakan untuk suatu
panjang tertentu dari kain (untuk lusi kearah lebar dan untuk pakan kearah
panjang). Tetal lusi adalah jumlah benang lusi setiap panjang ukuran
tertentu di ukur ke arah lebar kain. Tetal pakan adalah jumlah benang
pakan setiap lebar tertentu di ukur ke arah panjang kain. Tetal benang ini
berpengaruh pada kerapatan benang pada kain.


Lebar kain sangat berpengaruh terhadap konstruksi kain karena

menentukan secara langsung kemampuan mesin tenun yang akan
digunakan dalam hal lebar sisir. Mesin tenun dapat dipergunakan untuk
membuat kain sesuai konstruksi apabila lebar sisir lebih besar dibanding
lebar kain.
Pengaruh lebar kain terhadap konstruksi tampak jelas sebagaimana cara
penulisan Konstruksi Kain berikut :
Nomor Benang Lusi x Nomor Benang Pakan
𝑇𝑒tal Lusi x Tetal Pakan
x Lebar Kain

0 komentar:

Post a Comment