Celana / Pantalon |
Celana / Pantalon
Pembahan mode pantalon pria tidak secepat seperti mode celana panjang wanita. Pada era 1970-an pria gemar mengenakan cutbray, yaitu pantalon berpotongan lebar di bagian bawah sehingga menutup seiuruh sepatu, panjangnya sampai menyentuh lantai. Gaya ini sangat kontras dengan dekade sebelumnya, yaitu model jengki . Celana model jengki adalah model celana yang pada bagian pipa celananya cenderung sempit dan panjangnya menggantung di atas mata kaki. Hingga dekade tahun 1980-an potongan pantalon tetap longgar namun diberi pleats (lipatan pada pinggang). Baru pada dekade 1990-an sampai tahun 2000-an potongan pantalon berubah menjadi ramping. Bagi pria yang tidak terlalu mengikuti mode pantalon, pemilihan pantalon lebih disesuaikan dengan proporsi tubuhnya. Potongan celana yang bagus tergantung pada ukuran perut dan pantat pemakainya, panjang kaki, tinggi panggul, dan lebar bagian bawah celana. Bernhard Raetzel dalam buku Gentlemant, a Tuneless Fashion menyarankan ukuran lebar ujung celana sekitar 2/3 dari panjang sepatu. Pria yang memiliki tubuh ramping akan terlihat bagus mengenakan celana bila memilih mode! celana yang tidak menggunakan pleats, dan bila mengingmkan model celana yang menggunakan pleats pada bagian pinggang, maka pilihlah model celana yang menggunakan pleats satu. Pria yang memiliki perut besar lebih baik mengenakan model celana dengan dua pleats. Model ceiana panjang untuk pergi ke kantor atau keacara-acara formal cenderung klasik dan elegan, dibagian depan pinggang diberi dua pleats agar si pemakai merasa lebih nyaman untuk duduk maupun bergerak, dan benda-benda yang dimasukkan ke dalam saku celana tidak akan terlalu kelihatan menonjol. Pleats yang bagus akan " jatuh " dengan rapi ke bawah, tidak tampak terbuka maupun miring. Crease (lipatan setrika) di depan pipa celana barus lurus, membelah tempurung lutut dan jatuh tepat di bagian tengah sepatu. Crease di bagian bawah celana panjang sebaiknya sedikit tertekuk di atas sepatu. Bagian bawah pipa celana bisa dilipat ke dalam (dikelim) atau dilipat ke luar (cuff) Menurut standar Eropa, ujung celana jatuh ditumlt, sedangkan menurut ukuran standar Amerika ujung celana sedikit lebih naik dibandingkan standar Eropa. Celana ber-cuff cocok dikenakan bersama jas, sports jacket, dan blazer, namun tidak cocok dikenakan bersama tuxedo. Pria yang bertubuh pendek bila mengenakan celana dengan model cuff dibagian bawah celana, maka lebar cuff dibuat sekitar 3 cm, sedangkan pria yang bertubuh tinggi bisa mengenakan cuff lebarnya sekitar 4 cm. Pria yang bertubuh pendek sebaiknya tidak menggunakan model celana ber-cuff, karena akan membuat kaki terlihat lebih pendek. Motif garis-garis tipis pada celana dapat membuat tubuh yang pendek menjadi terlihat lebih lebih tinggi. Pria bertubuh pendek sebaiknya menghindari motif kotak-kotak besar, karena karena akan terkesan lebih pendek. Paduan warna kemeja dan pantalon jangan terlalu kontras agar tubuh tidak tampak " terpotong ". Pria yang bertubuh pendek bila mengenakan jas, usahakan warna jas sama dengan warna celana agar tubuh tampak lebih tinggi.
Warna Kain Untuk Busana Pria
Warna merupakan salah satu unsur dalam desain busana yang mempunyai pengarab terhadap penampilan berbusana seseorang. Pemilihan warna kain dapat memberikan kesan tubuh tampak lebih besar atau lebih kecil, dan dapat membuat kullt kelihatan bersih dan menarik. Setiap warna memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pemakainya, yaitu :
a. Warna-warna panas, yaitu warna yang mengandung unsur warna rnerah dan kuning ( kuning, orange, kuning orange, orange merah, merah, dan violet). Warna panas akan memberikan tubuh tubuh leih besar.
b. Warna-warna dingin, yaitu warna yang mengandung unsur warna biru dan hijau ( hijau, kuning hijau, hijau biru, biru, biru violet, dan violet ). Warna dingin akan memberikan ksan tubuh kelihatan lebih kecil. Pemilihan warna kain dalam pembuatan busana pria, cenderung mengarah pada warna biru dan warna coklat. Pemilihan warna yang baik antara kemeja dengan celananya dapat dilakukan cara pengulangan warna yang senada antara kain untuk kemeja dengan kain untuk celananya.
Corak Kain Untuk Busana Pria Pemilihan corak kain dalam pembuatan busana juga sangat penting, karena akan memberikan pengaruh terhadap orang yang menggunakan busana tersebut. Corak kain ini terdiri dari: a. Bentuk naturalis, merupakan bentuk alam yaitu bentuk hewan, tumbuhan, pemandangan dan manusia. Contoh Kain Corak Naturalis b. Bentuk renggaan, yaitu memodifikasi bentuk alam menjadi bentuk baru dengan tidak menghilangkan bentuk aslinya. Contoh Kain Corak Renggaan
c. Bentuk geometris, yaitu bentuk bujur sangkar atau kotak-kotak,bulat, lonjong, segi tiga. jajarangenjang. Contoh Kain Corak Geometris d. Bentuk abstrak, yaitu bentuk yang wujudnya tidak jelas, dapat berupa coretan, kelompok dari beberapa warna yang dicarnpuradukan. Contoh Kain Corak Abstrak Ukuran corak kain mempunyai pengaruh kepada bentuk badan. Corak kain yang sedang dan kecil memberikan kesan mengecilkan, sedangkan corak kain yang besar akan memberikan kesan m,enggemukkan. Corak kain vertikal yang sempit akan melangsingkan dan garis vertikal yang lebar akan memberikan kesan melebarkan atau menggemukkan. Corak kotak-kotak yang besar akan memberikan kesan lebih menggemukkan. Pemiliban corak kain untuk busana pria lebih sederhana bila dibandingkan dengan pemilihan corak kain untuk pembuatan busana wanita. Corak kain yang umum dipilih untuk pembuatan busana pria antara kin corak garis dan variasinya, corak kotak dan variasinya, corak abstrak, corak renggaan. dan polos. Bila dalam pembuatan kemeja dipilih kain yang bercorak, maka sebaiknya dalam pembuatan celananya dipilih kain yang tidak bercorak, atau sebaliknya bila pembuatan celananya dipilih kain yang bercorak maka hendaknya dalam memilih kain untuk kemeja tidak dipilih kain yang bercorak.
0 komentar:
Post a Comment