, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Sistem Produksi Garmen Secara Menyeluruh (Whole Garment Manufacturing Systems)

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Sistem Produksi Garmen Secara Menyeluruh (Whole Garment Manufacturing Systems)

Sistem Produksi Garmen Secara Menyeluruh (Whole Garment Manufacturing Systems)

Sistem produksi garmen secara menyeluruh pada prinsipnya menyelesaikan satu item garmen hingga selesai terlebih dahulu baru mengerjakan item garmen selanjutnya. Dalam praktik yang ada, biasanya sistem ini diterapkan oleh produksi busana perseorangan (customize production) seperti houte couture, butik, bahkan juga modiste dan tailor. Sistem produksi garmen secara menyeluruh ini terdiri atas sistem produksi garmen secara lengkap dan sistem produksi garmen per bagian.

a. Produksi garmen secara lengkap (complete whole garment)

Pada tipe sistem produksi complete whole garment, pekerja membuat suatu item garmen secara individu (seorang diri) mulai dari pemotongan
kain sampai operasi terakhir tanpa memperdulikan apakah itu operasi pemotongan (cutting), penjahitan (sewing), ataupun pengerjaan akhir (finishing). Produk garmen itu siap diserahkan setelah pekerja menyelesaikan operasi terakhirnya. Sistem ini biasanya digunakan di beberapa industri garmen yang disebut dengan custom wholesale. Contohnya pada houte couture, butik dan pada produksi busana perorangan lainnya. Dari sini biasanya dibuat pakaian jadi yang eksklusif dengan harga tinggi dan terbatas jumlah maupun distribusinya.
b. Produksi garmen per bagian (department whole garment)
Pada departmental whole garment, pekerja secara individu (seorang diri) mengerjakan semua pekerjaan yang ada di departemennya dengan menggunakan peralatan yang disediakan departemennya. Sebagai contoh di departemen cutting, pekerja secara individu (seorang diri) mengerjakan semua pekerjaan pemotongan; pekerja kedua mengerjakan semua pekerjaan penjahitan di departemen penjahitan (sewing), dan pekerja ketiga mengerjakan semua pengerjaan akhir di departemen finishing. Untuk jumlah yang banyak maka semua komponen garmen dapat berjalan bersama-sama dari bagian ke bagian. Tiap departemen dibatasi oleh tipe peralatan yang digunakan. Seperti di departemen cutting terdiri atas mesin potong. Departemen sewing terdiri atas mesin jahit, mesin press, mesin obras, dan mesin pemasang kancing. Departemen sewing terdiri atas setrika.

2. Sistem Produksi Per Bagian (Section Production System)

Sistem produksi per bagian ini diterapkan khusus pada departemen penjahitan (sewing). Sistem ini menetapkan bagaimana proses penjahitan yang efisien untuk jumlah item garmen yang banyak. Pabrik garmen dan beberapa konveksi pada umumnya menggunakan sistem produksi per
bagian ini karena sistem ini memang cocok untuk produksi massal (mass production). Sistem produksi per bagian ini terdiri atas sistem penyambungan per baris dan sistem progresif.
a. Sistem penyambungan perbaris (sub-assembly line systems)
Pada sistem ini terdapat dua operasi/lebih yang dilakukan untuk membuat satu item garmen yang sama dan pada waktu bersamaan. Sistem ini mempunyai dua kategori sebagaimana berikut.
1) Satu unit flow
Pada kategori satu unit aliran, setiap potongan kain atau bagian garmen (assembled section) berjalan dari satu operasi/stasiun kerja ke operasi/stasiun kerja berikutnya setelah pekerja menyelesaikan pekerjaannya. Bentuk aktivitas operasi pada satu unit aliran ini secara kontinu beroperasi tanpa terputus dari operasi penjahitan pertama hingga operasi penjahitan terakhir. Oleh karenanya, terdapat minimum atau maksimum penumpukan (backlog) antaroperasi/stasiun kerja sehingga tidak mengganggu operasi/stasiun kerja berikutnya dan jadwal waktu dari line produksinya.
Untuk itu metode perpindahan bagian garmen antaroperasi/stasiun kerja harus lancar. Metode perpindahan/transportasi tersebut dapat dilakukan dengan cara berikut.
- Diangkut dengan keranjang/truk yang dijalankan seorang oleh operator.
- Diangkut oleh seseorang floor boy atau floor girl.
- Diangkut dengan ban berjalan/mechanical convenyor. Gerakan ban berjalan yang kontinu atau automatic stop motion convenyor menjadikan operator tinggal memindahkan potongan kain atau bagian garmen ke convenyor hingga proses terakhir.
2) Multiple flow systems
Pada multiple flow systems beberapa potongan kain atau bagian garmen akan disatukan dalam satu bendel (bundle). Bendel-bendel ini akan dijahit dalam dua atau lebih stasiun kerja. Setelah selesai akan berpindah ke stasiun kerja berikutnya bersamaan dengan bendel yang lain. Bendel ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
- Operation bundle
Pada operation bundle hanya akan terdiri atas satu jenis operasi penjahitan saja sehingga bendelnya terdiri atas kumpulan potongan kain atau bagian garmen yang hanya dikerjakan dalam satu operasi penjahitan saja. Setelah selesai baru dipindahkan ke operasi penjahitan berikutnya.
- Job bundle
Job bundle memuat potongan kain atau bagian garmen yang akan dijahit dalam dua/lebih operasi penjahitan. Job bundle segera dipindahkan apabila telah selesai ke operasi/stasiun kerja berikutnya

0 komentar:

Post a Comment