Ruang Proses Finishing |
Ruang Proses Finishing
Ruang ini berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses finishing untuk mengevaluasi dan memantapkan hasil produksi dari bagian sewing sehingga siap dikemas. Tahapan-tahapan proses yang dilakukan antara lain sebagai berikut.1) Inspecting
Bahan pakaian yang telah dijahit pada ruang sewing masuk ke bagian finishing untuk pemeriksaan hasil proses produksi. Produk yang tidak mengalami cacat langsung ke proses selanjutnya, sedangkan produk yang cacat dikumpulkan sebagai bahan evaluasi selanjutnya.2) Ironing
Proses ironing merupakan proses penyetrikaan produk yang dihasilkan.
3) Packing
Proses packing dimaksudkan untuk membungkus dan menyusun produk dalam suatu tempat sehingga siap untuk di kirim ke pihak pemesan. Spesifikasi ruang proses finishing dan packing dapat meliputi yaitu:
- ruang proses finishing ukuran 36 m x 20 m,
- meja setrika dengan ukuran 2 m x 2 m sejumlah 14 buah,
- meja inspecting dengan ukuran 2 m x 2 m sejumlah 5 buah,
- meja labeling dengan ukuran 2 m x 2 m, dan
- meja packing dengan ukuran 2 m x 2 m.
A : Meja gosok 2 x 2 m
B : Meja labeling 2 x 2 m
C : Meja inspecting 2 x 2 m
D : Meja packing 2 x 2 m
E : Ruang record 4 x 5 m
F : Mushola 4 x 4 m
G : Ruang maintenance 6 x 9 m
UTILITAS
1. Pengertian Utilitas
Utilitas merupakan unit pendukung proses produksi. Utilitas tidak kalah pentingnya karena merupakan sarana penunjang kelancaran proses produksi. Utilitas yang digunakan pada perancangan pabrik garmen celana panjang adalah sebagai berikut.
a. Unit penyediaan listrik.
Listrik untuk produksi.
Listrik penerangan.
b. Unit penyediaan air.
c. Unit penyediaan bahan bakar.
d. Unit peliharaan, perawatan mesin (maintenance).
e. Sarana penunjang produksi lainnya:
sarana transportasi,
sarana komunikasi, dan
pelengkapan kantor dan produksi.
2. Perhitungan Kebutuhan Utilitas
(Perhitungan dalam studi kasus ini hanya pada perhitungan pemakaian listrik)Sebagaimana diketahui bahwa listrik sudah menjadi kebutuhan yang sangat vital dalam kehidupan sehari-hari. Demikian juga dalam dunia industri, kebutuhan listrik sangat menentukan. Oleh karenanya pemakaiannya haruslah seefisien mungkin. Pertimbangan lain di samping efisien adalah kesehatan dan tenaga kerja. Syarat penerangan pada industri garmen untuk ruang produksi ditetapkan sebesar 40 lumens/ft2 = 430,52 lumens/ft2. Berikut ini adalah contoh perhitungan kebutuhan tenaga listrik dengan kasus pada ruang cutting (Femy Aulia, 2005:65).
Luas ruang cutting = 36 m x 23 m
= 828 m2
Jenis lampu = Lampu TL 40 watt
Jumlah lumens = 450 lumens/watt
Sudut sebaran sinar = 4 sr
Tinggi lampu = 4 m
Waktu menyala = 10 jam
Rasio konsumsi = 80%
Jumlah penerangan = luas (m2) x syarat penerangan = 828 m2 x 430,52 lms/m2
= 356,470,56 lms
Perhitungan :
1. Intensitas cahaya (I) = Φ/ ω
= 40 x 450 /4
= 4500 cd
2. Kuat penerangan (E) = I/r2
= 4500 /16
= 281,25 lux
3. Luas penerangan (A) = Φ/E
= 18000 / 281,25
= 64 m2
4. Jumlah titik lampu = Total luas / luas penerangan
= 828 m2 / 64 m2 =12,94 ≈ 13 titik lampu
5. Penerangan tiap titik lampu= jml penerangan seluruhnya/ jml titik lampu
= 356.470.56 lms / 13
=27.420,8 lumens
6. Kekuatan titik lampu = peneranagn tiap titik lampu/Φ x 40 w
= 27420,8/18000 x 40 w = 60,9 watt
7. Kebutuhan Listrik/hari = waktu menyala x rasio konsumsi x
kekuatan titik lampu x jml titik lampu
= 7 x 80% x 60.9 x 13
= 6.34 kw
0 komentar:
Post a Comment