Hand Engraving
Hand Engraving |
Motif digambar pada kertas biasa kemudian dijiplak pada kertas minyak
menggunakan cat/tinta yang mengandung senyawa sulphur (Na2S), motif
237
dilingkarkan pada rol cetak yang terbuat dari tembaga selama beberapa jam,
sambil rol dipanaskan pada bagian dalamnya, sehingga terjadi reaksi antara
tembaga dan belerang membentuk senyawa Cupri Sulphide pada rol cetak,
senyawa ini membentuk motif pada rol cetak berwarna hitam, motif yang
terbentuk pada rol cetak selanjutnya diukir/digrafir menggunakan tangan.
Bila motif terdiri beberapa warna langkah selanjutnya untuk membuat motif
berikutnya pada rol cetak dilakukan dengan cara memberi zat warna pada
lubang – lubang motif yang telah digrafir, setelah itu dilingkarkan kertas yang
telah diberi parafin atau lilin sehingga zat warna menempel pada kertas
tersebut. Kertas yang ada zat warnanya tersebut kemudian dilingkarkan pada
rol cetak baru yang telah diberi vernis pada permukaannya, zat warna akan
menempel pada rol cetak yang mengandung vernis tersebut dan terbentuk
motif, selanjutnya motif diukir atau digrafir, pekerjaan ini diulangi untuk warna
ke 3, 4,dan seterusnya
Milling Engraving
Prinsip pembuatan rol cetak metode milling adalah rol cetak ditekan silinder rolyang bermotif menonjol sambil diputar / digiling (mill) sehingga terbentuk motif
pada rol cetak yang melekuk kedalam (motif nilay), untuk enggraving metode
milling, mula-mula disediakan silinder kecil terbuat dari baja lunak dengan
diameter dan panjang disesuaikan dengan pengulangan desain pada rol cetak.
Silinder diberi lapisan tipis tembaga dengan mencelupkannya pada larutan
vitriol biru, kertas minyak yang telah berpola dan mengandung zat warna dan
belerang dilingkarankan pada silinder, dipanaskan sampai jangka waktu
tertentu sehingga terbentuk motif berwarna hitam pada permukan silinder, motif
238
digrafir sehingga terbentuk desain yang melekuk kedalam pada silinder,
kemudian silinder dipanaskan sehingga menjadi keras.
Tahap berikutnya kita sediakan lagi rol lunak yang ukurannya sama dengan rol
ke satu, kemudian rol ke dua ini kita tekankan pada rol ke satu dengan cara
diputar berulang-ulang/ digiling, sehingga terbentuk motif yang menonjol keluar
pada rol kedua, kemudian rol kedua dipanaskan. Rol kedua inilah yang
digunakan untuk membuat motif pada rol cetak dengan cara menggiling
berulang-ulang sehingga terbentuk motif pada rol cetak yang melekuk ke
dalam.
Metode milling dapat ditunjukan pada gambar 9 – 11, (1) rol bermotif menonjol
ditekankan pada rol cetak (2) dengan sistem pengungkit (3, 4, dan 5 ) dan
tahanan (6).
Gambar 10 – 11
Engraving Machine
Keuntungan dari metode ini adalah dapat membuat rol cetak yang sama dalam
jumlah yang banyak, namun demikian metoda ini tidak bisa digunakan untuk
engraving yang besar karena dibutuhkan silinder yang besar.
Pantograph Engraving
Pantograph enggraving adalah alat pengukir foto elektrik otomatis, alatpengukir ini lebih menjamin peningkatan produksi ukiran, penghematan waktu,
dan dapat memproduksi motif lebih artistik, prinsip kerjanya adalah gambar
difoto dengan kamera khusus, hasil potretan ukurannya disesuaikan dengan rol
239
cetak. Rol cetak yang telah dilapisi dengan acid resistand mastic diletakkan
pada foto elektrik pantograf, kemudian jarum dan tuil tuil dipasang pada
pantograp.gambar yang difoto kemudian di scan dan dihubungkan dengan
jarum dam tuil,jarum dan tuil tuil tersebut secara otomatis bergerak menggores
rol cetak sesuai dengan hasil scannya.
0 komentar:
Post a Comment