, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Model baju muslim

Model baju muslim

Hasil gambar untuk Model baju muslim
Model baju muslim
Sampai hari ini pandangan orang tentang
busana muslimah (jilbab) terbagi dalam dua
kelompok. Kelompok pertama, yang tampaknya
merupakan kelompok mayoritas adalah kelompok
perempuan Islam yang senantiasa mengikuti
perkembangan mode tanpa mempedulikan ketentuan –
ketentuan syariat dalam hal menutup aurat. Mereka
beranggapan bahwa busana muslimah itu kuno, out of
date, ketinggalan zaman, dan sebutan – sebutan lain
yang kurang simpatik.
Kelompok kedua diisi oleh perempuan –
perempuan yang mengenakan busana muslimah secara
kaku tanpa mempedulikan, bahkan menafikan,
pentingnya mode busana, karena selama ini istilah
“mode” seperti mengandung konotasi jahili. Di antara
kedua kelompok ini berkumpul wanita - wanita Islam
yang merasa terpanggil untuk berbusana muslimah
sesuai dengan tuntutan syariat, tetapi tidak
menjauhkan diri dari mode busana wanita yang tengah
berkembang


Menurut manajer pra cetak tabloid Navita,
tabloid Navita juga telah berada pada masa siklus
untuk perubahan design. Untuk mengikuti trend yang
sedang berkembang maka tabloid Navita sekarang
harus mengikuti selera pasar, dalam hal ini mencakup
keseluruhan materi tabloid Navita , baik dari segi
konten maupun penataan tampilan. Dari hal tersebut
diharapkan tabloid Navita tampil lebih berbeda dan
memiliki karakter tersendiri di antara 3 produk media
yang ditujukan kepada wanita muslimah . Dalam proses redesain juga dilakukan
perluasan target segmen, dari target awal usia 22 – 28
tahun menjadi 18 – 28 tahun atau masa remaja akhir
dan dewasa awal.
Keputusan untuk melakukan redesain juga
didasarkan pada pertimbangan atas tanggapan pasar
yang dilakukan melalui focus group discussion (FGD)
yang dilakukan pada 5 perempuan usia 18 – 22 tahun
di Surabaya. Hasil FGD menunjukkan bahwa :
1. Dari 5 orang, hanya 1 orang yang pernah
mengetahui/membaca tabloid Navita.
2. Informasi yang ditampilkan kurang efisien, karena
informasi melalui body copy kurang informatif dan
dinilai tidak sesuai dengan kebutuhan informasi
pembaca.

3. Penggunaan image dan penataan layout kurang baik,
misal pemilihan model fashion yang dirasa kurang
sesuai dengan usia target segmen, sehingga
menimbulkan asumsi pada pergeseran target segmen.
4. Urutan rubrikasi yang kurang sistematis. Pembaca/
peserta FGD merasa kesulitan dalam menemukan
informasi karena lompatan halaman rubrik yang
sejenis cukup signifikan dan tidak terkumpul dalam
suatu bagian.
5. Peserta FGD menyatakan apabila tabloid memiliki
tampilan dan konten yang lebih baik/lebih menarik,
meskipun dengan harga yang sedikit lebih mahal,
pembaca peserta FGD akan tetap ingin membeli.
Dengan pernyataan-pernyataan yang didapat
dari FGD, maka diketahui potensi pasar yang dimiliki
oleh tabloid Modis apabila melakukan redesain.
Pemilihan sample penelitian, yakni pada warga
Yogyakarta berdasarkan pada pertimbangan
perkembangan fashion busana muslim di beberapa
kota besar Indonesia.

0 komentar:

Post a Comment