Cara bijak kelola gaji
Pengeluaran : pemasukan
Perhatikan perbandingan antara pengeluaran dan pemasukan.
Yang pasti, jumlah pengeluaran kita tidak boleh sampai lebih besar dari
pemasukan. Pasalnya, bila yang terjadi adalah pengeluaran lebih besar dari pemasukan,
kita akan membayar sisa kebutuhan dengan cara mengambil dari tabungan atau
berutang. Dua duanya adalah langkah yang tidak baik. Ayo kita buat daftar
pengeluaran bulanan,pastikan pengeluaran tidak lebih besar dari penghasilan.
Kalau sudah melebihi, seleksi lagi bagian mana yang harus dikurangi. Utamakan
mengurangi pos utang konsumtif dan pengeluaran pribadi.
Utang 30%
Cicilan mungkin sulit dihilangkan, maka tak apa-apa bila
Anda masih memiliki pengeluaran untuk membayar cicilan. Namun perlu diingat,
menyicil pun harus diperhitungkan masa pembayarannya kelak. Kuncinya cicilan
utang tidak boleh lebih besar dari satu per tiga gaji.
Pasalnya, bila cicilan utang kita besar, efeknya akan berpengaruh pada
kebiasaan menabung. Sebagian besar uang akan digunakan untuk membayar cicilan
dan dipastikan akan sulit mengalokasikan dana untuk mendapat gaji bulanan
sebesar Rp 10 juta, misalnya, maka total cicilan utang sebaiknya tidak lebih
besar dari 3 juta.
Bayarlah utang saat menerima gaji, jangan terbiasa untuk
menunda-nunda yang satu ini. Pasalnya, menunda pembayaran utang akan membuat
kita lupa untuk membayarnya atau bahkan uangnya terpakai habis untuk keperluan
lain yang tidak begitu penting. Ubahlah tanggal pembayaran kartu kredit agar
mendekati tanggal pengiriman gaji, sehingga kita dengan terpaksa melunasinya
segera.
Investasi 10%
Inilah kebiasaan baik yang harus mulai rutin dilakukan
setiap bulan. Sisihkan dana untuk tabungan dan investasi, setidaknya sebesar 10
persen dari penghasilan bulanan. Lakukan system sisih di awal bulan atau
langsung alokasikan setelah menerima gaji. Jika perlu, buatlah system debet
otomatis dari rekening gai ke rekening tabungan yang lain. Dengan cara ini,
praktis kita terbantu untuk menabung secara otomatis.
Selain itu, berinvestasi juga harus dilakukan. Jika Anda
sudah memiliki tabungan yang tak akan terpakai sejumlah satu kali pengeluaran
bulanan, mulailah alokasikan juga dana per bulan untuk investasi yang aman.
Emas dan reksadana adalah contoh produk investasi yang bias dimiliki dengan
mudah.
Utang Baik vs Utang Buruk
Berutang memang tak selamanya buruk, namun juga tak
selamanya baik. Sebelum berutang sebaiknya pahami dulu apakah itu utang baik
atau utang buruk.
Utang Baik
Utang baik akan memberikan manfaat, yaitu meningkatnya nilai
asset dari barang yang kita beli dengan berutang. Membeli rumah atau apartemen
adalah salah satu contoh utang baik. Sejalan dengan waktu nilai rumah dan
apartemen yang kita punya akan terus naik, sehingga bias memberikan keuntungan.
Membeli kendaraan yang kita sewakan dengan cara kredit, juga termasuk utang
baik. Walaupun nilai kendaraaannya turun, tapi kendaraan tersebut bias menjadi
asset yang memberikan penghasilan tambahan.
Utang Buruk
Sementara utang buruk adalah sebaliknya. Ia tidak memberikan
manfaat bagi pengembangan nilai asset kita. Contohnya, membeli barang
konsumtif, sebagian besar akan masuk dalam kategori utang buruk. Ini karena
barang konsumtif umumnya memiliki nilai jual yang semakin lama semakin jatuh.
Ditambah dengan bunga dari utang yang dikenakan, akan menambah besar kerugian
kita. Hati-hati apabila kita berutang dengan kartu kredit. Sebaiknya lunasi
segera saat jatuh tempo. Kalau tidak bunganya yang tinggi bisa merusak dompet
kita.
Lakukan segera
Mengubah kebiasaan buruk menjadi baik perlu tenaga ekstra
dan focus. Jangan tunggu lebih lama lagi, lakukan sekarang. Hati-hati dengan
godaan yang terkadang membuat kita lupa. Ingatlah, kalau tidak dimulai
sekarang, maka kerugian karena keuangan yang buruk, akan membuat kita terpuruk
lebih dalam. Yuk mulai sekarang.
0 komentar:
Post a Comment