PENGOLAHAN HASIL TERNAK
PENGOLAHAN HASIL TERNAK |
proses pembuatan tas kulit sapi - A. SUSU
- Kandungan Gizi air susu Sapi
No.
|
Gizi
|
Kandungan (%)
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Air
Lemak
Protein
Lactose
Abu
Calori
|
87,25 %
3,80 %
3,50 %
4,80 %
0,65 %
640 Cal/kg
|
- Susunan air susu :
Air :
1.
Larutan/Cairan
-
Air dan
lactose
-
Vitamin
yang larut dalam air
-
Beberapa
mineral
2.
Emulsi
: antara lemak dan air
3.
Colloid : antara putih telur/protein dan mineral
Lemak : rata-rata 3,8 %
Protein :
-
Casein
-
Albumin
-
Globulin
Karbohidrat : lactose 4,8 % yang terdiri dari :
-
Glucose
-
Galaktose
Vitamin : yang larut dalam lemak Vit A, D, E,
K
yang larut
dalam air Vit C, B komplek, riboflavin
- Sifat-sifat air susu :
a.
Warna :
-
Putih
kekuning-kuningan.
-
kehijau-hijauan,
banyak mengandung
Vit. B
komplek.
-
kebiru-biruan,
tercampur air.
-
kuning,
banyak mengandung butir-butir darah merah/Hb.
b.
Rasa Sedikit manis karena mengandung lactose.
c.
Bau
specific susu serta mudah dipengaruhi bau-bauan disekitarnya serta makanan yang
diberikan.
d.
Temperatur : Pada waktu pemerahan 37-38 c
e.
Berat
Jenis Ditentukan pada 3-4 jam setelah pemerahan B.J antara 1.028-1.082.
f.
Titik
Beku : -0,50-0,52 c
g.
Titik
didih : 101 c (standar milk codex, 100,17
c
h.
Ph : Normal 6,4
- Pengawetan Air Susu
Mendinginkan air susu
1.
Dengan
Kotak Pendingin.
Bahan dari kayu, bagian
dalam dilapisi seng/alumunium. Botol susu diletakan didalam timbunan es batu
dalam kotak tersebut.
Untuk lebih dingin
ditambah garam dari serbuk gergaji.
Diaduk agar pendinginan
merata.
2.
Dengan
aliran air.
Cara ini dilaksanakan di
daerah pegunungan.
Bak penampung dari tembok/semen.
Temperature sekitar 10-15
c
3.
Surface
Cooler.
Dibuat dari pipa yang
berkelok-kelok yang dialiri air dingin.
Air susu dialirkan pada
pipa air dingin.
4.
Refrigerator.
5.
Freezer.
6.
Cooling
Unit.
Pemasangan Air Susu
Cara pemanasan :
a.
Menggunakan
panic berdinding 2 lapis atau panic berisi air susu dimasukan dalam panic lain
yang berisi air mendidih.
b.
Dasar
panic/bidang dalam panci disemir dengan mentega.
c.
Pemanasan
harus berhati-hati.
d.
Sebaiknya
panic diletakan diatas plat asbes.
e.
Pemasakan
air susu hendaknya mencapai titik didih (100.17 c)
Pasteurisasi Air Susu
a.
Pasteurisasi
lama : temperature 62-65 selama 0,5-1 jam. Temperature 72 selama 20 menit.
b.
Pasteurisasi
sekejap : Temperatur 85-95 c selama 1-2 menit
Keuntungan Pasteurisasi :
a.
Air
susu dapat disimpan lebih lama pada suhu yang rendah (10 c).
b.
Air
susu tidak lagi mengandung kuman pathogen.
c.
Baud
an nilai gizi sedikit dan menurun (pada Pasteurisasi sekejap).
Sterilisasi Air Susu
Sterilisasi dilakukan di dalam
sterilisator dengan menggunakan tekanan dari uap air panas.
Cara :
d.
pemanasan
pendahuluan pada temperature 35 c selama ½ -1 jam.
e.
Pasteurisasi
sekejap pada temperature 90 c selama 1 menit.
f.
Air
susu homogen (diratakan) pada temperature tinggi (susu Pasteurisasi 90 c).
g.
Air
susu didinginkan sampai temperature mencapai 40 c.
h.
Air
susu dimasukan ke dalam botol-botol/kaleng yang sudah steril, ditutup secara
sempurna.
Temperature dan lamanya Sterilisasi
TEMPERATUR
|
LAMANYA PEMANASAN
|
120 c
127 c
126 c
120 c
11 c-117 c
109 c-113 c
100 c
|
1 menit
2 menit
3 menit
10 menit
25 menit
45 menit
5 ½ - 6 jam
|
- Pengolahan air susu
Pembuatan mentega
Cara pembuatannya :
1.
Pemisahan
Cream
2.
Netralisasi
cream dipakai basa NaOH
3.
Pasteurisasi
lambat (60 c, 60 menit), juga dilakukan pasteurisasi cepat 74 c, 5 menit.
4.
Pemberian
starter
5.
Pendinginan
6.
Penambahan
starter
7.
Pewarnaan
8.
Pemukulan,
untuk mendapatkan butir-butir lemak
9.
Bahan
mentega dicuci air dingin, agar ampas mentega yang putih terus terbang
10. Pemberian garam sebanyak 1 ½ -3 %
sambil terus diaduk
11. Pengulian/pengocokan dengan maksud :
i.
agar
bahan menjadi homogen
j.
supaya
lebih banyak butir-butir lemak yang pecah
k.
supaya
butir-butir air mebjadi lebih kecil dan rata terbagi-bagi dalam mentega.
Macam-macam kerusakan mentega
·
Kerusakan
oleh kuman : - rasa berubah
- warna
berubah
·
Kerusakan oleh enzyme : tengik
·
Kerusakan oleh bahan-bahan kimia, missal
logam.
Pembuatan Keju
1.
Keju
yang terkenal berasal dari :
·
Belanda
·
Belgia
·
Australia
·
Amerika
2.
Macam-macam
keju berdasarkan texturnya :
Soft Cheese :
- Tidak difermentasi sampai matang, disebut :
cottage cheese/cream cheese/myosost cheese.
- Yang difermentasi sampai matang :
a. Oleh jamur/ragi : Camembert cheese
b. Oleh bakteri : Limburger cheese
Semi solid cheese
a. difermentasi oleh fungsi (jamur) disebut :
Requefirt cheese/stilton cheese.
b. difermentasi oleh bakteri disebut Brick cheese
Hard Cheese
a.
Yang
mempunyai gelembung gas (open texture) disebut Ementaler cheese-Swiss cheese.
b.
Yang
tidak mempunyai gelembung udara (close texture) disebut Gauda cheese/Edam
cheese/Romano cheese.
Veri hard cheese -
Grating cheese/Romano cheese
3.
Klasifikasi
berdasarkan Pembuatannya
Sour milk cheese
keju yang dibuat secara
alam, susu diberikan mengendap dibantu bacteri laktat
Sweat milk cheese
susu yang diendapkan
dengan rennet (enzyme rennin dari usus halus anak sapi)
4.
Klasifikasi
berdasarkan daerahnya
1.
Stilton
cheese :
Inggris
2.
Petit
Swisse cheese :
Perancis
3.
Appen
Zeller : Swiss
4.
Leiden
Cheese :
Belanda
5.
Romadur Cheese :
Jerman
6.
Danabler
cheese/Mysella cheese : Denmark
7.
Hal-hal
yang penting dalam pembuatan keju :
- Bahan : susu penuh atau skim milk
- Kadar : air mempengaruhi sifat fisik
hard cheese : 35 % , soft cheese : 50-80 %
5.
Pematangan
dipengaruhi oleh bakteri, enzyme, suhu dan kelembaban ruangan, mempunyai
pengaruh terhadap aroma, rasa serta struktur phisik.
6.
Tiap
keju menggunakan bakteri yang berlainan missal :
·
Cheddar
cheese : streptococcus lactis
lactobacillus
·
Swiss
cheese : bacterim shermani
7.
Cara
membuat keju :
6.1 Bahan :
-
Air susu
penuh atau skim milk
-
Na Cl
-
rennet
-
Starter,
digunakan streptococcus lactis atau S
-
cremonis
-
Ca Cl2
-
Zat
warna
-
Lilin/paraffin
6.2 Alat-alat :
-
Bak keju
-
Pisau
pemotong
-
Alat
pengaduk
-
Alat
penekan
-
Ruangan
kayu dari kayu jati
-
6.3 Tahap dan pengolahan
(cheedar cheese)
1. Susu dipasteurisasi dahulu pada temperature
62-65oc selama 30 menit atau pada suhu 71,1-71,7oc selama
15-20 detik, lalu didinginkan pada suhu 300c.
2. Masukan ke dalam bak-bak keju dan diantara
bak-bak keju dialirkan air panas 45o selama 15 menit. Untuk
mempercepat fermentasi oleh asam laktat diberi starter 0,5-1 %, aduk sampai 10
menit dan dibiarkan sampai derajat asam 0,5 % (biasanya tercapai setelah ½ - 1
jam)
3. Pemberian zat warna dari tumbuh-tumbuhan
sebanyak 0,5 – 3 cm larutan zat warna untuk 100 liter susu
4. Penambahan rennet sebanyak 4,2 ml/liter susu,
40 menit kemudian terjadi coagulasi protein (casein) dan terbentuk tahu keju
(curd) untuk mempercepat pembentukannya ditambahkan CaCl2 sebanyak 0,02 %.
Agar tahu keju tidak tergumpal-bumpal,
sebelum rennet ditambahkan harus dilarutkan dahulu ke dalam air dengan
perbandingan 40 x pada temperature 85 – 90oF. pada permulaan penambahan rennet,
susu diaduk untuk meratakan lemaknya dan rennet ditambahkan sedikit demi
sedikit sambil doiaduk pelan-pelan secara konstan dalam beberapa menit setelah
itu susu diaduk perlahan-lahan dekat permukaannya untuk mencegah pemecahan
cream pengadukan dihentikan segera setelah ada tanda-tanda coagulasi.
5. Pemotongan tahu keju dengan pisau untuk
mengeluarkan cairannya yang disebut whey.
6. Pemisahan tahu keju dengan whey, dengan cara:
- disaring dengan kain blacu, whey akan
menetes
- bak keju diberi kran di bawahnya
7. Penambahan garam 1 ½ - 3 %, sambil tahu keju
ditumbuk-tumbuk sehingga whey yang tersedia dapat keluar.
8. Bahan keju dicetak sambil ditekan ± 3 – 4
9. Proses pengeringan selama ± 3 – 4 hari
10.
Seluruh permukaan dilapisi lilin/paraffin
11.
Proses pematang, dalam ruangan yang gelap/sejuk pada suhu 13 – 14oc
dan R.H 90 %, selama 2 minggu sampai 6 bulan tergantung dari keju yang dibuat.
Makin lama makin baik.
Pembuatan Es kriem
1.
Komposisi
es kriem
NO
|
ZAT MAKANAN
|
KANDUNGAN (%)
|
1.
2.
3.
4.
|
Lemak
B.K
Gula
Gelatin
|
10 – 19 %
30 – 35 %
15 %
0,5 %
|
2.
Bahan-bahan
2.1 - Calon susu
-
Susu Penuh
2.2 Gula : sucrose,
dextrose, glucose
2.3 Bahan padat
-
stabilizer : gelatin, Na-Alginot, teber, agar-agar
-
zat warna coloric agent
-
Flavoring agent
3.
Cara
pembuatan
·
3.1
6 telur (± 240 gram) ditambah gula 270 gr dikocok
·
3.2
Tepung maezena 40 gram ditambah cream susu 500 gram ditambah air 50 gram,
ditambah susu penuh 350 gram, dikocok, lalu dipanaskan.
·
3.3
Campurkan adonan c1 dan c2, lalu diaduk dan dimasukan ke dalam tabung es kriem.
Di dinginkan dalam air di ember, tambahkan flavoring agen aduk, simpan dalam
temperature rendah.
Pembuatan susu kental manis
Sweetened Condensed Milk
1.
Komposisi
zat makanan susu kental manis di Indonesia
NO
|
ZAT YANG TERKANDUNG
|
PROSENTASE (%)
|
1.
2.
3.
|
Lemak
Bahan kering
Gula
|
9,5
35,5
42,0
|
2.
Pembuatan
(sederhana)
2.1 Alat-alat :
-
panic
besar dan kecil
-
alat
pemanas (kompor)
-
sendok
-
gelas
ukuran, corong, penyaring
-
alat
pengukur derajat keasaman (lacto densi meter)
-
botol/kaleng
yang tertutup sebagai wadah
2.2 Bahan baku :
-
susu
murni
-
susu
krim
-
gula
pasir
-
air
aquadestilata
-
arang
(norit untuk menyerap kotoran yang terdapat dalam larutan gula serta untuk
pemucat
2.3 Pembuatan :
-
gula dan
air dipanaskan, tambahkan arang/norit
-
larutan
gula disaring
-
air susu
diuapkan/dipanaskan sambil diaduk-aduk, sampai mencapai kekentalan 2 ½ kali
susu semula
-
kemudian
ke dalam susu kental tadi dimasukan air gula kental sambil diaduk. Lalu
dipanaskan lagi sampai volumenya seperti semula (± kekentalan 2 ½ susu murni)
-
susu
kental didinginkan dalam air mengalir sambil diaduk-aduk pelan-pelan agar tidak
berbusa dan kristal-kristal lactose yang mungkin terjadi kecil-kecil
-
lalu
dipak dalam kaleng, botol dll, disimpan pada suhu kamar
Pembuatan susu asam (Joghurt)
Susu yang diasamkan melalui proses
peragian/fermentasi. Bersifat sangat mudah dicerna dalam usus dan dapat dibuat
dari susu kambing, kerbau serta air susu sapi.
Pembuatan :
1. Bahan : susu murni atau susu bawah (skim milk)
2. Proses pembuatan :
o
Pembuatan
starter, yakni pupukan murni dari strepto coccus thermophilis dan bacteri
lactobacillus bulgaricus dalam susu yang steril.
o
Air
susu dipanaskan dulu pada temperature ± 60oC dan ditambahkan 3 5 %
susu kering tak berlemak agar agak kental dan diaduk-aduk sampai rata.
o
Pemanas
ditingkatkan sampai titik didih selama 15 – 30 menit lalu didinginkan sampai
mencapai temperature sekitar 44 – 45oC.
o
Starter
ditambahkan (dalam temperature 44 – 45o C) sebanyak 2 -3 %
aduk-aduk/kocok dengan baik
o
Tempatkan
pada temperature 44 – 45o C dalam waktu 3 – 4 jam (sampai mencapai
PH 4,4 – 4,5)
o
Untuk
menghentikan perkembangan bacteri-bacteri yoghurt lebih lanjut segera yoghurt
tersebut masukan ke dalam alat pendingin. Dalam tahan selama 2 minggu disimpan
dalam keadaan dingin/beku.
3. Komposisi yoghurt import :
NO
|
ZAT MAKANAN
|
PRESENTASE KANDUNGAN (%)
|
1.
2.
3.
4.
|
Lemak
Laktose
Air
Bahan kering
|
3,7 %
3,5 %
87,3 %
2,7 %
|
Pembuatan Karamel (gula-gula susu,
permen susu)
1. Bahan :
·
air
susu : 5 kg
·
gula
pasir : 3 kg
·
essence : vanilie
·
(Penambahan
rasa) :
·
coklat
·
air
jeruk
·
kopi,
dsb
2. Alat-alat :
·
panci
·
kompor
·
papan
tipis dengan batas dipinggirnya
·
botol
penggiling
3.
Pembuatan : - Air susu dan gula dipanaskan pada api yang tidak
terlalu besar
lalu ditambahkan salah satu essence yang disukai terus diadu-aduk sampai
mengental.
- Adonan yang sudah mengental dituangkan
kedalam papan yang sudah diulur/diolesi minyak/mentega dan permukaannya
diratakan dengan botol penggiling.
- Adonan
setelah dingin dan membeku dipotong-potong menurut ukuran tertentu lalu
dibungkus.
Pembuatan Tahu keju
1. Bahan :
·
Air
susu (susu yang sudah rusak)
·
bahan
pengawet, asam benzoate 2 %
·
bumbu
: garam, merica (tergantung dari kesukaan)
2. Alat-alat :
·
kompor
·
alat
kukusan
·
saringan
kawat
·
cetakan-cetakan
kaleng
3. Pembuatan :
- Air susu dipanaskan sampai terlihat rumnya. Bagian atas dibuang dan endapannya diambil.
- Endapan disaring dengan saringan kawat sambil ditekan-tekan agar air tersaring semua. Airnya ditampung dan diaduk-aduk sampai rata.
- Tambahkan garam harus, merica (bumbu-bumbu) dan tambahkan pula pengawet asam benzoate 2 % sambil diaduk-aduk agar temperature rata.
- Adonan dimasukan ke dalam cetakan kaleng lalu dikukus selama ± 2 jam sambil dibolak-balik agar air yang ada di atasnya terbuang.
- Tahu keju selanjutnya dapat dipotong-potong untuk dimasak/digoreng dengan mentega sehingga dapat dipakai sebagai lauk atau melapisi roti.
A.
DAGING
1.
Kandungan
Zat gizi dalam 100 gram berbagai macam daging
ZAT GIZI
|
KELINCI
|
SAPI
|
AYAM
|
KERBAU
|
|
111
16 – 20
2,5 – 6,2
10
2
|
125
18 – 20
5 – 18,9
7
2,1
|
12
20
5
10
2
|
125
20
5
7
2
|
2.
Pengolahan
Daging
Mutu daging dipengaruhi
oleh :
·
cara-cara
pemeliharaan ternak
·
perlakuan
menjelang hewan dipotong (lelah, lapar, dll)
·
cara-cara
pemotongan hewan itu
3.
Pemotongan
Hewan
a.
Syarat-syarat
Pemotongan Hewan yang baik :
·
Darah
harus sebanyak mungkin keluar
·
Pisau
yang dipakai harus tajam
·
Sesudah
dipotong, karkas ternak harus segera digantung, jeroan dikeluarkan dan dikuliti
·
Setelah
dikuliti dan dibelah dua disimpan dikamar sejuk agar menjadi layu
·
Alat-alat
harus selalu dalam keadaan bersih
·
Hewan
dalam keadaan tenang tidak lelah, lapar, dll
b.
Proses
yang terjadi sesudah hewan dipotong :
·
Metabolisme
zat makanan
·
Kontraksi
otot (riqormortis)
·
Aktivitas
enzyme menyebabkan terjadinya proses pematangan daging
·
Pembusukan
4.
Perngawetan
Daging
a.
Pendinginan
Penyimpanan daging pada suhu sekitar 0oC
dapat berupa :
·
karkas
·
potong-potongan
daging
·
daging
cincang
b.
Peng-es-an
Daging
·
Daging
dialiri udara dingin 40oC ± ½ hari
·
Masukan
ke dalam ruangan dengan temperature 5oC pada temperature ini karkas dapat
disimpan selama 3 – 4 bulan. Sedang pada 200C dapat tahan lebih dari 1 tahun
·
Daging
harus dijaga jangan berdempetan satu sama lain
·
Yang
baik, sebelum dieskan daging dibasahi dahulu/dibungkus dengan kain basah
sehingga daging terbungkus oleh selapis es.
c.
Pengeringan
·
Dengan
mesin pengering
·
Dengan
sinar matahari
Syarat-syarat daging yang akan
dikeringkan :
1.
Irisan
daging cukup tipis
2.
Memakai
bumbu pengawet
- Gula untuk menghambat pertumbuhan mikrorganisme 3 – 4 %
- Garam sebanyak 12 %
3.
Lemak
30 % untuk menghindarkan ketengikan
d.
Pemakaian
bahan-bahan kimia
Bahan kimia yang sering dipakai :
- Garam
- Asam
- Gula
- Sendawa (nitrat/nitrit)
e.
Pengasapan
Daya awet yang diperoleh ialah karena
panas serta bahan-bahan kimia yang terkandung dalam asap kayu.
Bahan pengasapan :
- Serbuk gergaji
- Sekam yang agak basah
- Kayu jati
- Sabut kelapa
Bahan daging :
- Daging biasa
- Daging asin (daging curing)
- Sosis
5.
Hasil-Hasil
pengolahan daging
a.
Membuat
Dendeng
Bahan :
1 kg daging sapi
1 sendok the sendawa
2 sendok makan air asam
1 sendok makan parutan lengkuas
5 sendok teh ketumbar
cara :
- Daging diiris tipis-tipisb lebar
- Semua bumbu diaduk jadi satu, lalu dicampur dengan potongan daging dan diremas sehingga bumbu meresap
- Daging disimpan satu persatu diatas tampan, kemudian jemur sampai kering
b.
Membuat
Abon
Bahan :
Daging 1 kg
½ butir kelapa/santan kental
5 butir bawang putih
1 sendok the terasi
1
potong lengkuas
1 ruas jari kencur
minyak kelapa, gula dan garam
cara :
- Rebus daging sampai empuk, pukul-pukul dengan ulekan kemudian suwir-suwir
- Bumbu daging giling halus, campurkan dengan suwiran daging godok santan sampai kering/meresap
- Tumbuk daging tersebut pada lumping sampai halus goring dengan minyak panas, aduk cepat-cepat sampai kering bila sudah matang diangkat kemudian ditiriskan
c.
Membuat
Corned Beef
Bahan :
1 kg daging sapi cincang
2 sendok the sendawa
5 butir lada halus
¼ butir pala halus
4 sendok mentega dan garam secukupnya
cara :
- Remas-remas daging, garam dan sendawa sampai lama kemudian biarkan semalam
- Cuci daging tersebut sampai bersih dan godok dengan air secukupnya, masukan bumbu yang telah ditumbuk. Godok dengan api besar sesudah mendidih kecilkan, godok terus sampai daging empuk
- Bila daging sudah empuk letakan dalam piring oleskan mentega diatasnya kukus 1 jam lamanya bila matang angkat
d.
Pembuatan
Sosis
Bahan :
Daging sapi 1 kg
Garam ½ %
Garam nitrat dan nitrit 0,02 %
Gula ½ %
Merica 0,1 %
Lemak 35 %
Terigu 2 %
Es 10 %
Alat-alat
:
- Penggiling daging
- Pengisi sosis
- Thermometer
- Alat pengisap
Cara :
- Daging dibersihkan dari tenunan pengikat, cuci, dipotong kecil digiling bersama bumbu
- Dicampur dengan es, digiling kembali sambil ditambah lemak dibiarkan pada suhu 16oC
- Dipindahkan kealat pengisi sosis, ditekan dimasukan ke dalam pembungkus
- Dicuci dengan es bagian luarnya untuk menghilangkan daging yang melekat diputar sumbu horizontal
- Diasap pada suhu 55 – 60oC selama 1 jam, lalu pada suhu 74 – 75oC selama 1,5 jam
- Dimasak dalam air (80oC) selama 10 – 15 menit, lalu didinginkan pada lemari es suhu 2 – 7oC
Pembungkus sosis :
- Bahan : Lambung, usus halus, usus besar dll
- Buang bagian yang berkancing, balikan dan cuci
- Timbang
- Rendam dalam air garam 20 % biarkan 1 malam, markosa akan terlepas, bersihkan sampai lemak dan tenunan pengikat terlepas
- Simpan dalam garam kering (1 minggu)
- Tiup dan keringkan (jemur)
e.
Membuat
daging asin/daging kering
Bahan : Daging
Garam 10 %
Nitrat dan nitrit 1,5 gram/liter air
Gula 100 gr/l
Cara :
- Garam dilarutkan dengan air (10 %) ditambahkan nitrat, nitrit dan gula
- Daging rendam dalam larutan pada suhu 5oC selama 7 – 14 hari
- Sebelum daging direndam, disuntikan larutan pada pembuluh darah baru direndam
- Setelah itu diiris-iris dikeringkan
B.
TELUR
1.
Kandungan
zat makanan pada telur
No
|
Zat makanan
|
Jumlah per 100 gram
|
||
Telur puyuh
|
Telur ayam
|
Telur itik
|
||
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Air
(gram)
Energi
(Calori)
Protein
(gram)
Lemak
(gram)
Karbohidrat
(gram)
Abu
(gram)
|
94,8
149,8
10,3
10,6
3,3
1,0
|
74,0
163,0
12,4
11,7
0,9
1,0
|
71,0
189,0
13,0
14,5
0,5
1,0
|
2.
Pengawetan
Telur
2. Pengawetan Telur
a. Penggaraman
Bahan : 1 kg bubuk batu bata
0,5 kg garam ditambah air
cara :
• Bahan dicampur untuk melebur telur, leburan ditempelkan pada telur selama 10 hari
• Telur direndam dalam larutan garam yang mengandung 0,25 kg garam dalam 1 liter air. Waktunya perendaman ± 10 hari
b. Ekstrak Kulit Akasia
Bahan : Kulit akasia kering ditumbuk sebanyak 240 gram direbus selama 1 jam dalam 30 liter air
Cara :
• Telur dimasukan dalam larutan sampai terendam bila larutan telah dingin.
• Telur dapat tahan lebih dari 2 tahun
c. Minyak goring
Bahan : 360 butir telur diperlukan ¼ liter minyak goring
Cara :
• Telur dicelupkan sebentar, kemudian simpan diatas rak telur
• Telur dapat tahan lebih dari 3 minggu
3. Pengolahan telur
a. Pindang Telur
Bahan : Telur ayam/itik 100 butir
Garam; salam; laos
Daun jambu biji
Kulit bawang merah
Cara :
• Campurkan semua bumbu ditambah telur, direbus dengan air 5 liter, bila telur sudah matang kulitnya dipecah-pecah supaya bumbunya meresap.
• Bila airnya sudah sedikit diangkat
• Telur dapat tahan sampai 2 minggu
b. Telur Asin
Bahan : Telur
Garam
Ampelas
Abu gosok
Adonan : tanah liat/sekam : garam
Abu gosok : garam
Alat : : kompor dan dandang
Cara :
• Pengasinan dengan merendam telur dengan larutan air garam
• Telur dicuci, dibersihkan kemudian diampelas
• Buat larutan garam jenuh, telur yang sudah dicuci direndam dalam larutan selama 7 – 10 hari
• Setelah selesai, telur asin disimpan/dimasak untuk dikonsumsikan
4. Pengasinan dengan membungkus dengan adonan
• Telur dicuci, diampelas
• Dibungkus dengan adonan, biarkan selama 10 – 14 hari, telur diangkat lalu disimpan
• Telur dimasak sampai matang untuk dikonsumsikan
D. KULIT
1. Teknik Pengulitan
a. Metoda pengulitan dengan hamer yang ujungnya tumpul
Caranya alat ini digerakan antara kulit dari bahan untuk memisahkan kulitnya
b. Metoda kepalan tangan
Dilakukan pada pengulitan domba dan kambing
c. Metoda menggunakan mesin/listrik
Sesudah selesai pengulitan, kulit dicuci untuk menghindarkan darah yang membeku dikulit
2. Penanganan kulit sebelum diawetkan
a. Diesek (membuang kelebihan daging)
Kulit yang baru dilepas dibersihkan kelebihan kulitnya dengan pisau yang tajam dan melengkung daris mata pisaunya
b. Pencucian
c. Dielus
d. Sudah dicuci kulit disampirkan di atas sampiran kulit biarkan air menetes selama 30 menit
e. Sebelum diawetkan kulit segar dari pemotongan perlu ditimbang, penting umtuk dikontrol berapa penyusutan berat sesudah dikeringkan untuk control pembasahan kembali
3. Pengawetan Kulit
a. Pengawetan secara dikeringkan yang diberi racun (obat pembunuh bakteri)
• Diesek (membuang kelebihan daging)
• Kotoran yang melekat pada kulit dibersihkan dan dicuci bila perlu disikat
• Sesudah dicuci kulit disampirkan diatas sampiran kulit dan biarkan airnya menetes selama ½ jam
• Kulit diracun dengan larutan natrium arsenat 0,5 % selama 5 – 10 menit di dalam bak peracun, kemudian kulit digantung diatas bak
• Kulit lalu ditarik dengan tali pada pentangan kulit diameter 5 – 10 cm. pentangan harus kuat dan teratur supaya bentuk kulit keringnya baik symetris dan rata
• Bila kulit sudah dipentang, siap untuk dijemur penjemuran bagian daging diarahkan kearah datangnya sinar matahari antara jam 8.00 – 11.00 dan jam 15.00 – 17.00 kulit dapat kering dalam waktu 2 -3 hari
• Sudah kering kulit dilepas dari pentangan dan dapat dilipat dua membujur dari ekor kearah kepala, disimpan
b. Pengawetan secara digarami dan dikeringkan
- Kulit yang akan diawetkan, dibersihkan dari kotoran-kotoran, lalu direndam dalam cairan garam (Nacl) ± 20 kg/100 l air
- Tiap 100 kg kulit basah dibutuhkan 400 l larutan direndam dalam bak kayu/beton
- Kulit diangkat dari larutan garam, digantung diatas bak selanjutnya bagian daging dari kulit ditaburi garam ± 10 % didiamkan 1 -2 jam lalu dibentangkan dan dikeringkan 5 – 7 hari
- Sesudah kering kulit dilipat dan disimpan
Keuntungan :
• Kwalitas kulit lebih baik karena serat kulit tidak melekat satu sama lain
• Selama waktu pengeringan kulit tidak lekas busuk
• Kulit baik untuk dimasak, didalam soakingnya tidak membutuhkan waktu yang lama
Kerugian :
• Biaya pengawetan lebih mahal dibandingkan dengan pengawetan kering biasa atau diracun ± 45 % dari berat kulit basah
c. Pengawetan secara diagram basah
• Kulit sesudah dibersihkan dari kotoran darah dan daging, lalu dimasukan dalam larutan garam kenyang selama 1 hari 1 malam
• Kulit direntang di lantai yang miring ditaburi garam, kulit yang paling bawah dan bagian daging ditaburi garam ± 30 % dari berat kulit basah
• Kemudian ditaruh kulit lain diatasnya ditaburi garam begitu seterusnya sampai mencapai tinggi 1 meter
• Diamkan semalam besoknya ditaburi lagi garam ± 20 % lalu didiamkan sampai beberapa hari 2 – 4 minggu supaya air bias mengalir keluar
• Sudah selesai kulit digarami dapat disimpan sebagai kulit garaman. Dapat disimpan digudang kulit yang diangkat, ditumpuk (± 1m)
Keuntungan :
• Pengawetan tidak tergantung pada panas matahari sedikit terjadi kerusakan-kerusakan kulit pada proses soaking, waktunya singkat cepat dan tidak membutuhkan ruangan yang luas
Kerugian :
• Untuk daerah tropic pengawetan dengan garam basah disangsikan hasilnya, mengingat tempat ruangan cukup baik untuk pertumbuhan bakteri
• Biaya pengawetan mahal karena disamping pemakaian garam juga perlu penyimpanan yang suhunya dibuat rendah
d. Pengawetan secara di pickle
Bahan : 15 % garam dapur (Nacl)
Cairan pickle 1,2 % asam sulfat (H2SO4) ph ± 2,5
100 % air
• Pengawetan kulit dengan cara ini untuk kulit yang sudah dihilangkan bulu-bulunya (dengan pengapuran) buang kapur dan di blitz (bate) kulit di putar dalam cairan pickle
• Sudah kulit diputar dalam drum atau diremas dengan cairan pickle selama 2 jam lalu diperas
• Kulit dapat dilipat memanjang punggungnya dimasukan kedalam tong kayu yang diberi dasar lapisan garam dapur dan kulit disusun tiap lembar
• Akhirnya bagian yang paling atas ditutup dengan lapisan garam dan tong ditutup rapat
• Kandungan air dalam kulit yang diawet ± 40 % ph 2 – 2,5
4. Jenis-jenis Kulit
Berrdasarkan tujuan dari pemakaiannya, jenis-jenis kulit hasil penyamakan dalam perdagangan dibagi atas 5 macam kulit :
a. Kulit Bawahan
Kulit Sol :
• bahan dari kulit sapid an kerbau, berat diatas 1 kg berat bersih 30 kg
• Sifat kulit agak kaku, bentuk tebal, kuat dan sukar dibengkokan
• Untuk pembuatan sepatu-sepatu berat
Kulit Vache
• Bahan dari kulit sapi betina, anak sapi, berat basah 15 – 35 kg
• Sifat lebih lemas dari kulit sol
• Digunakan untuk sol salam, sol luar, hap dan ram dalam pembuatan sepatu
Kulit Raam
• Bahan dari kulit sapi, anak sapi, berat basah 15 – 35 kg
• Untuk bahan penyambung antara kulit atasan dengan kulit bawahan
b. Kulit Atasan
1. Kulit Box :
- bahan dari kulit anak sapi atau kerbau
- proses penyamakan dengan chrome diwarnai hitam coklat
- sifat lemas, kuat tidak mudah pecah
- penggunaan untuk sepatu kerja
2. Kulit Glace :
- Bahan dari kulit kambing (chevrou) dan kulit kambing (chevrete)
- Proses penyamakan chrome diberi sedikit garam
- Digunakan untuk sepatu rumah
3. Kulit nubuk dan Kulit velour :
- Kulit nubuk bahan dari anak sapi
- Penyamakan dengan chrome bagian nerf sedikit digosok
- Kulit velour dari kulit anak sapi yang kecil, babi
4. Kulit Tahan Air
- Bahan dari kulit anak sapi, berat bersih 15 – 15 kg
- Proses penyamakan dengan chrome, nabati atau kombinasi, agar tahan air diberi gemuk yang banyak tebal kulit 1,8 – 2,8 mm
- Untuk pembuatan sepatu lars dan ski
5. Kulit Fahl
- Bahan kulit sapi, kulit kerbau, berat basah 12 – 15 kg
- Proses penyamakan secara nabati sedikit diberi gemuk tidak diwarnai kadang-kadang diberi warna hitam
- Sifat lemas tahan apin, tahan tarik tebal 2,2 – 2,8 mm
- Untuk pembuatan sepatu kerja, sepatu militer
c. Kulit pakaian
1. Kulit sarung tangan
- Bahan baku kulit anak kambing, anak domba, kijang, rusa
- Proses penyamakan chrome, kombinasi chrome, penyamakan minyak
- Sifat kulit tipis, lemas, ulet berwarna putih
2. Kulit pakaian
- Bahan baku dari kulit kambing, domba, kuda
- Proses penyamakan dengan samak chrome
- Sifat kulit lemas tapi cukup kuat, berisi, tahan air
- Penggunaan sebagai kulit jaket dan mantel.
3. Kulit pengisap keringat
- Bahan dari kulit kambing, domba, babi
- Penyamakan secara nabati
- Sifat dapat menghisap keringat dan tidak mengandung garam yang merusak kulit
- Penggunaan sebagai pelapis sebnelah dalam topi
d. Kulit tas/sadel
1. Kulit Blank
- Bahan dari kulit sapi, anak sapi, sapi jantan,. Penyamakan secara nabati dengan penggemukan sedang
- Sifat kulit elastis, mudah ditekuk, tebal 2,5 mm
- Penggunaan sebagai kulit godel, tas, ransel, aktentas dll
2. Kulit Meubel
- Hampir sama dengan kulit blank sifatnya elastis dan kuat
3. Kulit Vechet
- Bahan dari kulit sapi jantan
- Penyamakan secara nabati
- Sifat kulit lemas, tips dan lemah, tebal 1 – 1,5 mm
- Digunakan untuk pembuatan bantalan kursi, meubel dan jok mobil
4. Kulit halus
- Bahan dari kulit kambing, domba dan anak sapi penyamakan dengan nabati chrome
- Digunakan untuk kulit sampul buku, kulit tas dan fattefale
5. Kulit Reptil
- Bahan dari hewan melata (buaya dan ular)
- Penyamakan secara nabati, chrome atau shintetis, tawar
- Penggunaan untuk tas wanita, dompet
6. Kulit Ikan
- Bahan dari hewan laut (anjing laut dan hiu)
- Penyamakan secara nabati, chrome dan sintetis
- Digunakan untuk peti file yang berharga
e. Kulit Tehnis
1. Kulit ban mesin
- Bahan dari kulit sapi jantan dan anak sapi
- Penyamakan secara nabati dan chrome untuk memperoleh kulit ban mesin tahan panas diatas 60oC
- Sifat kulit lemas, mulurnya sedikit, tahan kelembaban dan panas
2. Kulit alat-alat mesin tenun
- Bahan kulit sapi berat atau kerbau
- Macamnya kulit picker, apron
3. Kulit manchet
- Bahan dari kulit sapi ukuran berat, nak sapi, kambing
- Penyamakan secara nabati atau chrome
- Penggunaan untuk pompa, pentil, pipa air, press hydraulic, perpacking dsb
4. Kulit pelindung kerja
- Bahan dari kulit sapid an kulit belahannya
- Proses penyamakan secara chrome
- Sifat kulit tidak banyak berisi gemuk
- Digunakan untuk topi, sarung tangan
Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang proses pembuatan tas kulit sapi
, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang PANDUAN PELAKSANAAN
. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.
buka mesin jahit : https://deiwrahaju.files.wordpress.com/2008/02/bab-vi-pengolahan-hasil-ternak
0 komentar:
Post a Comment