, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Pembuatan Busana Kuliah

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Pembuatan Busana Kuliah

Pembuatan Busana Kuliah




Pembuatan adalah proses, cara, dan perbuatan membuat. Busana adalah
pakaian, baju. Busana adalah salah satu kebutuhan pokok manusia, perhatian
manusia terhadap busana sangat besar, karena busana dipergunakan selama
hidupnya. Busana merupakan sesuatu yang dipakai manusia dengan tujuan
melindungi tubuh dari pengaruh luar.
Busana berasal dari bahan atau kain yang dibuat melalui proses penjahitan
dengan metode tertentu dan sesuai dengan desain tertentu yang telah ditetapkan.
Jadi pembuatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses mengerjakan
bahan baku menjadi barang siap pakai.
Busana kuliah merupakan busana yang dipakai dalam suatu perkuliahan.
Busana ini mirip seperti busana kerja dengan kerah tetapi tidak perlu memakai
blazer atau jas kerja cukup hanya kaos atau blus berkerah dengan model yang
sederhana dan tidak terlalu formal atau lebih bersifat santai.
Busana kuliah memiliki ciri-ciri, model yang sederhana, warna bahan
muda, cerah, tidak menyolok, bahan menyerap keringat, dan mudah
pemeliharaannya (Marwiyah, 2006:3).
Perbedaan busana kerja dan busana kuliah sebagai berikut busana yang
dikenakan untuk pergi ke sekolah atau untuk kuliah. Busana biasanya berupa
seragam dengan mode yang praktis, serta bahan yang kuat, sedang busana kuliah
bergaya lebih kasual dan trendy. Akan tetapi pada busana kerja merupakan
busana yang dipergunakan untuk bekerja, busana kerja memiliki karakteristik
yang berbeda-beda sesuai dengan jenis pekerjaannya, misalnya: montir, guru,
dokter, pekerja bangunan dsb.


Kain merupakan jenis bahan tekstil yang diolah sedemikian rupa dengan
menyilangkan benang lusi dan benang pakan. Serat tekstil dapat dikelompokkan
atas dua yaitu serat alam dan serat buatan. Untuk serat buatan dibagi menjadi dua
yaitu serat setengah buatan dan serat sintetis (Goet Poespo, 2005:9).
Seiring berkembangnya minat serta selera konsumen terhadap variasi
warna tekstil dan kenyamanan kain merupakan hal penting yang harus
diperhatikan, yang merupakan era globalisasi sebagai gelombang menuju
perubahan modernitas pada saat ini sudah melanda sendi kehidupan termasuk
peningkatan kebutuhan kain. Warna-warna indah yang telah dihasilkan akan
menimbulkan daya tarik yang tinggi bagi konsumennya yang mempunyai
kekuatan tersendiri dan dapat menciptakan suasana tertentu bagi konsumen, dan
kenyamanan kainnya juga menjadi utama dalam menghadapi cuaca yang tidak
menentu.
Serat tekstil dapat dikelompokkan atas dua yaitu serat alam dan serat
buatan. Untuk serat buatan dibagi menjadi dua yaitu serat setengah buatan dan
serat sintetis (Goet Poespo, 2005:9).


Kain Katun

Kain serat kapas juga disebut serat katun, dahulu sudah dikenal kira-kira
5000 tahun SM. Menurut para ahli, India adalah negara tertua yang menggunakan
kapas (Ernawati, Izwerni dan Weni Nelmira, 2008:156).

Katun merupakan suatu bahan yang tidak tetap, sehingga sulit untuk di
ketahui sifat penampilanya. Kain katun adalah yang paling murah dari bahan serat
alami lainnya. Dahulu ada suatu pemikiran bagi pabrik-pabrik tekstil untuk
mencampur bahan katun dengan poliester, hal itu akan memberikan suatu bahan
yang memiliki tampilan serupa katun dengan perbaikan daya lentingnya. Karena
ada kandungan sintetisnya, maka akan berpengaruh juga terhadap pemilihan jenis
benang jahit, serta temperatur setrika, dan tetu saja cara pemeliharaan/
pencuciannya (Goet Poespo, 2005:69).


Sifat-Sifat Kain Katun



Kain katun memiliki sifat-sifat menguntungkan adalah sifat yang kuat
dalam keadaan basah bertambah 25%, dapat menyerap air (higroskopis), tahan
panas setrika tinggi, dan tahan obat-obat kelantang. Disamping sifatnya yang
menguntungkan diatas terdapat sifat yang kurang menguntungkan yaitu katun
tidak tahan terhadap asam mineral dan asam organik (walaupun asam organik
sering digunakan untuk memperidah tenunan), katun kurang kenyal yang
menyebabkan mudah kusut, dan katun dapat susut saat dicuci, kain katun harus
disimpan dalam keadaan kering atau di tempat yang tidak lembab (Ernawati,
Izwerni dan Weni Nelmira (2008:157).

Menurut Goet Poespo (2005:76), kain katun memiliki sifat kuat (bahkan
ketika basah masih menyerap), menarik panas tubuh, kusut, susut atau mengerut
(kecuali ditangani dengan baik), rusak oleh matahari, keringat dan lapuk.



Kain Poliester



Dalam pembuatan benang poliester diproduksi dalam dua bentuk berbeda:
serat filamen reguler dan serat filamen tekstur. Kain poliester, terutama pada
tingkat kenyamanannya merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk
meningkatkan nilai jual, dan memberikan rasa nyaman pada kulit tubuh
pemakainya. Sifat-sifat kain poliester bervariasi tergantung komposisi mereka,
struktur web dan pengolahan, namun beberapa fitur umum ditemukan dengan
hampir semua kain poliester.


Berikut ini merupakan karakteristik bahan poliester yaitu Asal bahan:
produk-produk petroleum, Konstruksi bahan (bobot bahan bervariasi luas),
Penyempurnaan warna bahan: susah atau tidak luntur, Jatuhnya bahan: filamen
yang halus, bahan rajutan baik sekali, Tekstur bahan: variasi dan luas, Kegunaan
bahan: gaun, setelan (Suits), pakaian sport, kemeja, celana, pakaian dalam, bahan
pelapis, gorden, benang-benang, isian untuk bantalan, pakaian anak-anak, Macam
dan lebar bahan (Crepe, Double knit), dan lebar kain 115 cm, 150 cm (Goet
Poespo, 2005:79).


Mikrofiber terbaru memberikan penampilan yang lembut dan tekstur lebih
mirip, serta keharuman dan rasa dari sutra. Tidak semua poliester memiliki sifat
dan karakteristik yang sama tetapi mereka akan berbagi sebagian besar dari
mereka (FRR. Mallory, eHow.com). Mikrofiber merupakan terminologi yang
digunakan untuk menggambarkan serat yang sangat halus dan penyebutan untuk
teknologi pengembangan serat ini.


Poliester merupakan serat buatan manusia pertama yang digunakan dalam
kain, diseluruh dunia. Hal ini cenderung menjadi serat murah untuk memproduksi
dan karakteristik umum dan ketersediaan tanaman berbasis non telah
memungkinkan untuk menciptakan kain dan pakaian murah yang mengubah
industri tekstil pada tahun 1941. Inovasi terbesar di poliester adalah penemuan
terbaru dari mikrofiber. Penemuan ini memungkinkan produsen poliester untuk
mengubah tekstur dan nuansa poliester menjadi kain yang super-lembut tahan
lama, ringan.


Kain poliester ada yang terbuat dari serat filamen asli yang licin dan lurus
yang dikenal sebagai poliester regular, namun ada pula kain poliester yang dibuat
dari benang filamen poliester yang dibuat keriting dan bergelombang, yang
dikenal sebagai poliester tekstur. Proses atau penteksturan bertujuan
meningkatkan daya serap, fleksibilitas, dan kemampuan menyimpan udara,
sehingga diharapkan kain akan lebih nyaman dipakai.
Poliester merupakan istilah umum yang menggambarkan suatu serat yang
diproduksi adalah setiap zat panjang rantai polimer sintetik di mana setidaknya
85% (berat) polimer merupakan ester dan asam tereftalat (FRR.Mallory,
eHow.com).


Poliester ditemukan oleh J. T. Dickson dan J. R. Whinfield dari Calico
Prointers Association dan dikembangkan pertama kali oleh I.C.I di Inggris dengan
nama dagang Terylene. Selanjutnya serat ini kembangkan pula di Amerika oleh
Du Pont Co, dengan nama dagang Dacron. Saat ini sudah terdapat banyak sekali
jenis poliester (Rodia Syamwil dan Adhi Kusumastuti, 2009:25).
Poliester termasuk serat buatan. Serat buatan terbentuk dari polimerpolimer
yang berasal dari alam maupun polimer-polimer buatan yang dibuat
dengan cara kepolimeran senyawa-senyawa kimia yang relatif sederhana. Semua
proses pembuatan serat dilakukan dengan menyemprotkan polimer yang
berbentuk cairan melalui lubang-lubang kecil (spinneret).


0 komentar:

Post a Comment