Pendidikan |
Pendidikan
merupakan faktor yang penting dalam mendukung kebutuhan
sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik, dalam menunjang perkembangan
dan perubahan struktur ekonomi di dalam negeri. Menurut Undang Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 1 ayat (1)
dijelaskan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secaraaktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
bangsa dan negara.
Setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pada era
globalisasi dan arus informasi serta pekembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang sangat pesat, seperti saat ini yang penuh tantangan dan persaingan.
Masyarakat menyadari kebutuhan akan pendidikan. Realitas lainnya adalah makin
dibutuhkannya berbagai macam keahlian dalam menyongsong kehidupan yang
semakin kompleks dan penuh tuntutan, maka wajar masyarakat menghendaki
berbagai penyelenggaraan pendidikan dengan program-program keahlian.
Berdasarkan data BPS Tahun 2005 “Angka kemiskinan tercatat 16,6% dan lebih
spektakuler lagi data dari Bank Dunia ( World Bank ) menyebutkan 42,6% dari
jumlah penduduk Indonesia adalah miskin”. Untuk mengatasi hal tersebut,
pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah melalui
program pendidikan
Kecakapan hidup selama tahun 2005-2009 telah menargetkan sasaran
sebanyak 1,5 juta orang dapat dilatih keterampilan yang selanjutnya diharapkan
dapat bekerja atau usaha mandiri. Salah satu wadah kegiatan belajar masyarakat
tersebut yaitu melalui kursus. Kursus sebagai bentuk layanan pendidikan pada
jalur pendidikan non formal berfungsi sebagai pengganti pendidikan formal dalam
rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Kursus diselenggarakan bagi
masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup,
dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha
mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Perkembangan keberadaan kursus mengalami peningkatan yang cukup signifikan,
berdasarkan data dari Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan bahwa:
Data LKP tahun 2007 berkisar sebanyak 9624 lembaga, sedangkan data
terakhir tahun 2010 meningkat tajam menjadi 14.315 artinya dalam
kurun waktu hanya tiga tahun keberadaan kursus dan pelatihan
meningkat menjadi sebesar 48,5% dengan beraneka ragam jenis
keterampilan, hingga saat ini ada sekitar 224 jenis keterampilan dan
dari 224 tersebut sekitar 66 jenis keterampilan yang ada sudah di
bakukan.
Namun fenomena peningkatan jumlah lembaga kursus ini belum diiringi
dengan peningkatan mutu kursus yang ditenggarai oleh penyediaan sarana
prasarana yang memadai, begitu pula dengan tenaga pendidik dan kependidikan
yang berkompeten, kurikulum yang belum sesuai dengan perkembangan zaman
dan lain-lain. Sesuai dengan paling tidak standar minimal yang telah ditetapkan,
sehingga lembaga kursus yang berasal dari pendidikan nonformal bukan lagi
sekedar pelengkap dalam dunia pendidikan, tapi telah berhasil menjadi mitra
sejajar dengan pendidikan formal.
Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Navita adalah sebuah lembaga
yang hadir ditengah-tengah masyarakat untuk membantu mengurangi beban daripemerintah maupun masyarakat sekitar yang membutuhkan keterampilan,
khususnya dalam bidang menjahit. kursus sangat diperlukan dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, masyarakat yang telah terlatih dapat
berwirausaha dalam meningkatkan kesejahteraan mereka.
Pada umumnya keberadaan kursus diharapkan dapat membantu
permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat, dimana masyarakat dapat
memperoleh pendidikan yang dapat mengubah kepribadian tak hanya dengan
adanya kursus masyarakat dapat mengubah kehidupan baik dari segi ekonomi.
Kursus NAVITA sebagai sebuah wadah dimana peserta didiknya ditempah untuk
terampil tidak hanya dalam menjahit, tetapi juga dalam membordir dan mendesain
kebaya sendiri. Dalam kursus menjahit biasanya kegiatan yang dilakukan oleh
tutor kepada peserta didik adalah dengan mengenalkan materi-materi yang akan
dibahas selama satu tingkat/level. Setelah itu peserta didik akan diberikan
pengetahuan bagaimana cara menggunakan alat-alat menjahit, bagaimana memilih
bahan yang bagus untuk dijadikan bahan jahitan, bagaimana cara mengukur kain
dan menyesuaikannya dengan konsumen, kemudian memotong kain tersebut,
setelah itu mendesainnya dengan tambahan model terbaru. Kemudian yang
terakhir menjahit bahan yang telah diukur dan dipotong tersebut untuk dijadikan
baju. Dalam kegiatan ini, terdapat masalah yang dimana tutor tidak memahami
bagaimana cara menyampaikan materi pembelajaran yang baik, sehingga peserta
didik mengalami kesulitan dalam menerima materi yang disampaikan. Hal
tersebut membawa dampak, dimana pada saat pengujian dilakukan peserta didik
kesulitan dalam mengulang materi dan menjawab pertanyaan yang ada.
Dalam proses belajar peserta didik sebagai faktor berjalan atau tidak nya
proses belajar, sedangkan tutor sebagai jalan untuk seorang peserta didik
mencapai keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuannya. Hal tersebut
dapat dilihat pada saat peserta didik berada di lingkungan belajar dan masyarakat
apakah ia mampu menerapkan ilmu yang ia terima saat berada di tempat belajar
atau lingkungannya. Tidak jauh berbeda dengan kegiatan kursus menjahit lainnya,
pasti terdapat beberapa masalah yang menghambat kegiatan pembelajaran baik itu
di tinjau dari segi internal maupun eksternal. Jika di tinjau dari segi internal dapat
dilihat dari peserta didik itu sendiri, dimana masih kurangnya minat mereka dalam
belajar yang meliputi penguasaan materi, kemauan, kemampuan, komitmen,
motivasi, penyesuaian diri saat pembelajaran berlangsung.
Faktor eksternal meliputi kenyamanan suasana kelompok belajar, fasilitas
belajar, tutor yang belum memenuhi standarisasi kompetensi tutor dalam
mengajar dan sebagainya. Kompetensi tutor dalam mengajar juga merupakan
faktor yang dapat menentukan keberhasilan belajar. Jumlah tenaga pendidik yang
terdapat pada kursus dan pelatihan sesuai data NILEK Online “ Jumlah Pendidik
kursus diperkirakan lebih dari 64.974 orang, sedangkan pendidik yang memiliki
kompetensi dalam mengajar hanya berjumlah 12.432 ”. Maka dapat diketahui
bahwa masalah yang dihadapi sekarang ini adalah kompetensi pendidik yang
masih terbatas, karena pelatihan yang diberikan kepada mereka pun masih
terbatas.
Serta Pendidik kursus juga tidak memiliki sertifikat yang berasal dari
pelatihan sebagai pendidik kursus, yaitu sebanyak lebih dari 70 persen. Selainmengajar, tugas tutor adalah memberikan penilaian terhadap hasil belajar peserta
didik. Dalam kursus menjahit yang terdapat di LKP NAVITA, tutor memberikan
penilaian dengan melihat hasil ujian akhir peserta didik, tingkat keaktifan saat
pembelajaran berlangsung yang dilihat dari mulai memilih bahan, memotong,
mengukur, mendesain dan menjahit yang merupakan nilai tambah bagi peserta
didik. Pemberian nilai kepada peserta didik sebagai pengakuan terhadap prestasi
belajar yang telah mereka lakukan selama belajar di LKP tersebut. Hasil belajar
tersebut dapat menjadi motivasi bagi mereka dalam belajar untuk menjadi lebih
baik lagi.
Jika di tinjau dari makin meningkatnya jumlah lembaga kursus yang
berkembang, maka tidak sebanding dengan jumlah tenaga pendidik yang belum
memiliki kompetensi dalam mengajar. Hal tersebut dikarenakan masih banyak
tenaga pendidik yang tidak pernah mengikuti pelatihan. Pelatihan sangat penting
bagi tutor karena disana tutor akan dibimbing untuk lebih mengembangkan skill
nya dalam mengajar. Tidak hanya itu, tutor dapat lebih kreatif dalam mendesain
jahitannya baik dalam menjahit kebaya, penambahan payet maupun bordir.
Sehingga dalam kursus ini, tutor hanya mengajar dengan seadanya dan
sepengetahuannya saja, hal ini berdampak pada peserta didik. Dimana mereka
merasa jenuh dengan proses berjalannya pembelajaran, sehingga berdampak pada
tingkat keaktifan dan hasil mereka dalam belajar.
Permasalahan yang ada pada lembaga kursus ini tidak hanya terjadi pada
kualitas tutor yang belum berkompeten, tetapi juga terjadi pada peserta didiknya.
Dimana mereka kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, hal tersebut
dikarenakan masih kurangnya minat dan motivasi mereka dalam belajar. Pesertadidik hanya terfokus pada tutor, dimana mereka tidak memberikan inisiatif sendiri
dalam belajar. Baik dalam mencari tahu tentang menjahit, bagaimana pola jahitan
yang bagus dan sebagainya.
Dengan adanya beberapa masalah tersebut diharapkan dapat segera
teratasi, tidak hanya terbatas pada cara mengajar tutor namun keahlian yang
belum dimiliki tutor dalam melakukan pendekatan terhadap peserta didiknya,
bagaimana cara berinteraksi dengan peserta didik bahkan cara memberikan
motivasi belajar bagi peserta didik itu sendiri. Dengan demikian sudah seharusnya
seorang tutor meningkatkan produktivitas kerjanya agar semua tugas dan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya dapat dilaksanakan dengan baik.
Dengan memberikan pelatihan-pelatihan secara terus menerus kepada tutor
sangat berpengaruh terhadap kualitas tutor dalam melaksanakan tugasnya
sehingga akan tercapai produktivitas kerja yang baik dan hasil belajar peserta
didik yang baik pula.
0 komentar:
Post a Comment