, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Menghargai Usaha Anak

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Menghargai Usaha Anak

Menghargai Usaha Anak




Dunia anak-anak memang dunia
yang sangat menyenangkan,
namun kita tidak boleh begitu
saja memberikan pendidikan kepada
anak sesuai selera kita, banyak yang
harus kita perhatikan antara lain melatih
anak agar mandiri dalam kehidupannya
ketika masih kecil ataupun
dewasa nantinya.


Berilah mereka kesempatan untuk
memilih. Karena, anak yang terbiasa
berhadapan dengan situasi yang sudah
ditentukan oleh orang lain, akan
malas membuat pilihannya sendiri.


Sebaliknya bila ia terbiasa dihadapkan
pada beberapa pilihan, ia akan
terlatih mengambil keputusan sendiri
bagi dirinya.


Hargailah usaha mereka, hargailah
sekecil apapun usaha yang diperlihatkan
anak untuk mengatasi sendiri
kesulitan yang ia hadapi ini akan
mendorongnya untuk melakukan
sendiri hal-hal kecil.


Biarkan anak berkembang dalam
dunianya, hindari banyak bertanya.
Anak yang baru kembali dari sekolah
misalnya, akan kesal bila diajukan
rentetan pertanyaan seperti, belajar
apa saja di sekolah? Kenapa seragamnya
kotor? Pasti kamu berkelahi
lagi di sekolah? Dan lainnya.


Sebaliknya, anak akan senang dan
merasa diterima apabila disambut
dengan kalimat pendek, “hallo, anak
ibu sudah pulang sekolah!


Sehingga, kalaupun ada hal-hal yang
ingin ia ceritakan, dengan sendirinya
anak akan menceritakan pada orangtua,
tanpa harus di dorong-dorong.


Meskipun salah satu tugas orangtua

adalah memberi informasi serta
pengetahuan yang benar kepada
anak, namun sebaiknya orangtua
tidak langsung menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan.
Sebaliknya, berikan kesempatan
padanya untuk menjawab pertanyaan
tesebut, dan tugas Anda adalah
untuk mengkoreksinya apabila salah
menjawab atau memberi penghargaan
kalau ia benar.


Selalu ingat untuk mendorong anak
melihat alternatif. Dengan demikian
anak tidak akan hanya tergantung
pada orangtua, yang bukan tidak
mungkin kelak justru akan menyulitkan
dirinya sendiri.


Misalnya ketika si anak datang pada
orang dan mengeluh bahwa sepedanya
mengeluarkan bunyi bila dikendarai.
Anda dapat memberi jawaban
“Coba ya, nanti kita periksa ke bengkel
sepeda. Rangsang ia untuk bersikap
analitik.


Sementara itu, jangan patahkan
semangatnya. Apabila anak sudah
mau memperlihatkan keinginan untuk

mandiri, dorong dia untuk terus melakukannya.

Jangan sekali-kali Anda
membuatnya kehilangan motivasi
mengenai sesuatu yang ingin dicapainya,
dan menyatakan mimpinya
mustahil tercapai.

0 komentar:

Post a Comment