Berdasarkan |
Berdasarkan
data pengamatan ada
beberapa bagian yang dapat dijadikan
perbandingan dalam membuat pola blus.
Misalnya pada perhitungan letak garis leher,
lingkar badan, dan garis kupnat sistem M.H
wancik hasilnya lebih baik.Kesalahan seorang
penjahit dalam mengambil ukuran tentu akan
berdampak terhadap hasil jahitan.
Setelah peneliti melakukan penelitian
terhadap hasil jahitan blus untuk wanita
bertubuh gemuk, ternyata hasil jahitan yang
menggunakan pola sistem Leeuw Van Rees
lebih baik dari pada hasil jahitan yang
menggunakan pola sistem M.H Wancik. Hal
ini dapat dilihat dari uji kecenderungan hasil
jahitan blus sistem Leeuw Van Rees terhadap
bentuk tubuh gemuk dengan skor rata-rata
33,52 menunjukkan sebanyak 8 (80 %)
tergolong tinggi dan 2 (20%) termasuk dalam
cukup. Kecenderungan hasil jahitan blus sistem
M.H Wancik dengan skor rata-rata 32,8
terdapat 6 (60 %) dalam kategori tinggidan 4
(40 %) dalam kategori cukup.
Walaupun demikian dengan hasil analisis
statistik menggunakan uji t-standart (uji ratarata
dua pihak) menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
jahitan blus sistem Leeuw Van Rees dengan
sistem M.H Wancik. hal ini terlihat dari hargat
hitung< t tabel (1-α)yakni 0.5916 < 1,73 jadi,
walaupun ada terdapat perbedaan dari harga
rata-rata hitung namun perbedaan tersebut tidak
berarti.
Berdasarkan data penelitian dan hasil
penelitiann maka dapat ditarik kesimpulan :
Pertama, Hasil jahitan blus sistem Leeuw Van
Rees cenderung sangat baik. hal ini berdasarkan
hasil perhitungan uji kecenderungan dimana
sebanyak 8 atau (80%) termasuk dalam kategori
tinggi dan 2 (20%) dalam kategori cukup
sedangkan kategori kurang dan rendah tidak
ada. Kemudian didukung dari hasil perhitungan
rata-rata hasil jahitan blus Leeuw Van Rees
( ) = 33,52 > =25.
Kedua, Hasil jahitan blus sistem M.H Wancik
cenderung sangat baik. hal ini berdasarkan hasilperhitungan uji kecenderungan dimana
sebanyak 6 atau (60%) termasuk dalam kategori
tinggi dan 4 (40%) dalam kategori cukup
sedangkan kategori kurang dan rendah tidak
ada. Kemudian didukung dari hasil perhitungan
rata-rata hasil jahitan blus Leeuw Van Rees
( ) = 32,8> =25.
Ketiga, Dari hasil analisis data dengan uji t –
standart menunjukkan harga t hitung
0,5916sedangkan ttabel pada taraf signifikan 5
% dan dk = 10 +10 – 2 = 18 diperoleh sebesar
1,73. Dengan demikian harga thitung<t tabel(1-
α) yang berarti tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil jahitan blus sistem M.H
Wancik dengan hasil jahitan blus sistem Leeuw
Van Rees terhadap bentuk tubuh gemuk.
Sehingga hipotesis yang diajukan dalam
penelitian tidak teruji kebenarannya atau
dengan kata lain ditolak.
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan
penelitian serta implikasi, maka saran daripenelitian dapat diajukan sebagai berikut:
Pertama, Mengingat penggunaan kedua sistem
pola ini telah diteliti sebelumnya oleh Siregar
pada tahun 2003 dalam pembuatan rok suai,
ternyata hasil penelitian sama dengan
penggunaan pola sistem Leeuw Van Rees dan
sistem M.H Wancik pada hasil jahitan blus.
Sebaiknya mahasiswa menerapkan pola dasar
sistem Leeuw Van Rees dari pada sistem M.H
Wancik. walaupun keduanya masih tergolong
baik. Kedua, Perlu dilakukan penelitian lanjutan
penggunaan sistem pola Leeuw Van Rees dan
sistem M.H Wancik untuk bentuk tubuh lainnya
contoh bentuk tubuh pada pembuatan pola
lainnya antara lain pola kebaya, jas, dan lainlain.
Sehingga perbandingan pola Leeuw Van
Rees dengan pola M.H Wancik dapat lebih
akurat. Ketiga, Guru dan dosen sebaiknya
memperkenalkan pola Leeuw Van Rees kepada
mahasiswa atau para penjahit agar penggunaan
pola tersebut dapat lebih dikembangkan lagi.
Daftar pustaka
Budiono,(2005). Kamus Ilmiah PopularInternasional.Surabaya: Alumni
Ernawati, dkk.(2008). Tata Busana Untuk Smk
Jilid 2. Klaten: PT.Macanan Jaya
Cemerlang.
Djamarah.(2002).http://www.tokoblog.net/2010/
10/macam-macam-metodepembelajaran.
html. Diakses Pada
Tanggal 14 Februari 2013.
Faris.(2012).http://kabarnesia.com/130/hitungberat-
badan-ideal/. Diakses Pada
Tanggal 14 Februari 2013.
Poespo Goet.(2004). Teknik Menggambar Mode
Busana. Kanisius.
Poerwadarminta, W.J.S.(2005). Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Pratiwi Djati.(2005). Pola Dasar Dan Pecah
Pola.Yogjakarta: Kanisius.
Soekarno.(2012). Buku Penuntun Membuat
Pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta:
PT.Gramedia Pustaka Utama.
Sudjana.(1992). Statistika. Bandung: Tarsito
Tim Dosen.(2008). Pengetahuan Busana.
Fakultas Teknik Universitas Negeri
Medan.
Wijaya Choky.(2011). Tips Menaikkan Berat
Badan. Yogjakarta. Second Hope.
Wancik M.H.(1993). Pelajaran Menjahit
Pakaian Wanita, Bina Busana, Jilid I,
Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Wikipedia.(2012).http://id.wikipedia.org/wiki/P
ola. Diakses Pada Tanggal 19 November
2012.
Waswito,A.A.(2010). Kamus Praktis Bahasa
Indonesia. Jakarta: PT.Wahyu Utama.
0 komentar:
Post a Comment