Tahap Pembuatan Bordir |
Tahap Pembuatan Bordir
Proses pembuatan sulam melalui beberapa tahapan. Mulai dari persiapan
sampai dengan penyelesaian akhir. Berikut ini adalah tahapan-tahapan pembuatan
bordir (sulam) sesuai dengan silabus muatan lokal bordir diantaranya, yakni:
1) Menyiapkan peralatan dan bahan untuk membordir.
2) Membuat pola dan desain bordir.
3) Memotong bahan sesuai gambar pola.
4) Menyiapkan mesin jahit dan benang sesuai kebutuhan.
5) Melaksanakan proses bordir.
6) Penyelesaian dan mengikuti prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3).
Tujuan dari LPK NAVITA adalah:
(1) Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu
bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di DU/DI sebagai
tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan kompetensi dalam program
keahlian pilihannya.
(2) Membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam
berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja dan megembangkan sikap
profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.
(3) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar
mampu mengembangkan diri di kemudian hari, baik secara mandiri maupun
melalui jenjang pendidikan lebih tinggi.
(4) Menyiapkan peserta didik untuk dapat mengisi dan atau menciptakan
lapangan kerja yang sesuai dengan perkembangan industri/dunia kerja agar
dapat meningkatkan taraf hidupnya, kesejahteraan umum dalam rangka
pembangunan nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Ahyani, Rahmania. 2012. Upaya Pengembangan Usaha Kerajinan Bordir. Jurnal
Penelitian
Aini, Nur. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Yogyakarta : Cipta_Media.
Arikunto Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Budiyono dkk, 2008. Kriya Tekstil untuk SMK Jilid 2. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional.
Daft, Richard L.2006. Management-manajemen. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
E.Mulyasa, 2011. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hanymahrit. (n.d) Konsepsi Efektifitas Belajar Siswa. Online at id. shvoong.com/
social.sciences/education/2190962-konsepsi-efektifitas-belajar-siswa.
(diakses pada 22 juni 2012)
Jones, Carla. 2007. Fashion and Faith in Urban Indonesia. The University
Colorado. Jurnal Penelitian
Herlina. (n.d) Belajar Efektif. Online at http://file.upi.edu.direktori.fip.Jur_
psikologi.Herlina.Belajar_Efektif.pdf. (diakses pada 22 Juni 2012)
Kurikulum muatan lokal. (2008). Online at http/makalahdanskripsi.blogspot.com.
(diakses pada tanggal 9 Februari 2012)
Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta.
Moleong, Lexy J, 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Model Mata Pelajaran Muatan Lokal. (2006). Online at akhmadsudrajat.files.
wordpress.com/model-pengembangan-muatan-lokal.pdf. (diakses pada 15
Maret 2012)
Pentecost, Robin and Andrews, Lynda (2010) Fashion retailing and the bottom
line : The effects of generaional cohorts, gender, fashion fanship, attitudes
and impulse buying on fashion expenditure. Journal of Retailing and
Consumer Services, 17(1). pp. 43-52.
Rifa’i RC Ahmad, Tri anni Catharina. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang:
Universitas Negeri Semarang Press.
Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudiato, Mungit. 2006. Optimalisasi Pembelajaran Muatn Lokal dan Relevansi
dengan Kebutuhan Lapangan Kerja pada Pendidikan Dasar 9 Tahun. Jurnal
Penelitan.
Suhersono, Hery. 2010. Mengenal Lebih Dalam Seni Bordir : Dari Karya Tekstil
Sampai Seni Murni. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat.
Sutikno, Sobry. 2007. Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna. Mataram:
NTT Press
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D . Bandung: ALFABETA
0 komentar:
Post a Comment