Rangka Kasa
Rangka Kasa |
Rangka kasa dapat terbuat dari kayu atau logam. Rangka yang terbuat dari
kayu maupun logam harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Stabil,
- Tidak berubah bentuk baik dalam keadaan basah maupun kering,
- Tidak mudah rusak oleh zat kimia, dan
- Permukaan halus
Kayu yang dapat dipergunakan antara lain : Kayu jati, Bengkirai, Rasamala dll.
Logam yang dipergunakan untuk rangka : Alumunium. Sebagai pelindung dari
suasana basah rangka kayu tersebut dipoles dengan suatu larutan Seperti
vernis, resin, atau cat kayu, demikian pula rangka dari logam harus tahan
terhadap zat – zat kimia yang dipergunakan dalam pencapan dan tidak mudah
berubah bentuk. Besarnya kayu yang dipergunakan untuk membuat rangka
tergantung dari luas rangka yang dibuat. Untuk mencegah terjadinya
perubahan bentuk pada rangka kayu yang memiliki luas yang besar pada
rangka ditambahkan plat logam.
10.1.4.3.2. Pemasangan Kasa pada Rangka
Sebelum kain kasa dipasang pada rangka, sisi rangka bagian luar diberiperekat (quick fixed), kemudian dikeringkan. Setelah kering pemasangan kain
kasa dapat dimulai, syarat pemasangan kasa adalah benang – benang harus
lurus sejajar dengan rangka, tegang, dan tidak bergelombang. Bila syarat itu
tidak dipenuhi akan menyebabkan garis–garis corak tidak tajam.
Pemasangan kasa dapat dilakukan dua cara yaitu pemasangan kasa secara
manual dan pemasangan kasa dengan meja penarik/mesin.
10.1.4.3.2.1. Pemasangan Kasa Secara Manual
Kain kasa dipotong seluas rangka bagian luar, masing-masing ditambah 2 cm
(lihat gambar 9 - 22).
Sisi AB dan BC masing-masing disambung dengan kain biasa selebar 10-25
cm.
Kain pada sisi DA dipaku pada sisi rangka dengan paku atau nices. Demikian
juga kasa pada sisi DC. Sisi kain penyambung AB digulung pada sepotong
kayu berpenampang bulat atau persegi panjang sambil ditarik sampai kain kasa
tegang, kemudian kain kasa dipaku pada rangka. juga dikerjakan pada sisi kain
penyambung B”C’.
Akhirnya kain penyambung dilepas dan pinggir kasa dirapikan. Selanjutnya
bagian yang diberi quick fixed dipoles dengan aseton sampai larut, sehingga
kain kasa dapat menempel pada rangka dengan kuat. Apabila dipakai rangka
kayu beralur, pemasangannya tidak menggunakan paku,pines, neces, tetapi
dipergunakan batang kayu yang dimasukan dalam alur tersebut, keudian
dipaku. Dapat juga rangka yang beralur pada pemasangan kasanya dipakai
neces dahulu, kemudian dikombinasi dengan batang yang dimasukan dalam
alurnya. Cara kombinasi ini lebih mudah dan tegangan gasa kebih maksimal.
Untuk kasa yang dapat mengendor pada waktu basah, sebelum pemasangan
harus dibasahi lebih dahulu dan dipasang dalam keadaan basah.
10.1.4.3.2.2. Pemasangan Kasa dengan Meja Penarik (Stretching)
Pemasangan kasa dengan cara ini lebih mudah dilakukan karena tidak
memerlukan tenaga yang banyak seperti pada cara manual, benang–benang
kasa lebih lurus, dan tegangan kasa rata, mudah diatur, dan membutuhkan
waktu relatif lebih singkat. Lihat gambar 9 – 23
10.1.4.4. Pembuatan Pola/Gambar/Desain
Pembuatan desain merupakan bagian yang sangat penting bagi keberhasilan
proses pencapan, desain dibuat harus memiliki seni dan dapat diterima oleh
pasar/konsumen. Pembuatan desain sangt rumit dan memerlukan suatu
keahian khusus. Pembuatan desain untuk pencapan meliputi :
10.1.4.4.1. Pemilihan Gambar
Ketika membuat sutau perencanaan produksi pencapan bahan tekotil, desaindan kain harus dipilih terlebih dahulu, pemilihann jenis kain akan menentukan
pemakaian jenis zat warna dan proses pencapan yang dilakukan.
Desain dipilih harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti jenis produksi,
peralatan pencapan, dan permintaan pasar. Jenis produksi misalkan desain
untuk pakaian pria/wanita, desain untuk pakaian anak-anak, desain untuk
keperluan rumah tangga dan sebagainya. Pertimbangan lain yang tidak kalah
penting adalah jenis-jenis motif yang akan dibuat. Motif dalam pembuatan
desain digolongkan menjadi :
Motif embose yaitu motif yang terdiri dari titik yang ditebalkan.
Motif bloth yaitu motif yang terbuka.
0 komentar:
Post a Comment