Pengepresan
Pengepresan |
Dalam pembuatan blazer mengalami beberapa proses salah satunya adalah
pengepresan. Pengepresan dilakukan selama proses menjahit blazer berlangsung
mulai ketika akan memotong kain sampai penyelesaian akhir. Saat proses
pengepresan yang harus diperhatikan adalah ketika mengepres atau melekatkan
bahan pelapis/ interfacing pada bagian-bagian busana. Saat mengepres yang
harus diperhatikan adalah suhu dari alat pengepres, suhu disesuaikan dengan
jenis bahan yang akan dipres. Selain itu saat mengepres sebaiknya menggunakan
kain tipis sebagai alas setrika agar tidak langsung mengenai kain atau bahan
yang sedang dipres sehingga apabila terjadi setrika terlalu panas tidak mengenai
kain langsung dan kain tidak rusak atau gosong.
Menggunakan alat press yang lebih besar misalnya mesin press akan lebih
cepat karena ketika mengepress bagian-bagian busana yang akan dipress bisa
dimasukkan kedalam mesin press secara bersamaan, hasil lekatnya lebih baik
karena pada mesin press terdapat pengatur suhu/temperatur yang dapat
disesuaikan dengan jenis kain yang akan dipress dan selain itu terdapat tabung
air sebagai pelicin dan agar interfacing melekat lebih kuat dan waktunya bisa
diatur. Sedangkan mengepress dengan menggunakan alat press yang kecil
seperti setrika membutuhkan waktu yang cukup lama karena tidak bisa
mengepress semua bagian busana secara bersamaan hanya bisa satu persatu.
Namun setrika juga terdapat pengatur suhu/temperatur yang dapat disesuaikan
dengan jenis kain yang akan disetrika misalnya; nylon, silk, wool, cotton, dan
linen sama seperti mesin press tetapi tidak memiliki pengatur waktu hanya dapat
melihat hasil press.
Mengepress bahan pelapis (interfacing) dengan menggunakan alat press
kecil maupun alat press besar apabila waktu proses pengepressan melebihi batas
waktu yang telah ditentukan akan mempengaruhi hasil dari jenis bahan pelapis
tertentu. Bahan pelapis kain gula yang dipress dengan waktu yang lama dan suhu
yang terlalu panas maka dapat mengkerut dan menggulung, pada permukaannya
hasil tidak rata dan halus. Selain itu kain gula yang dipress terlalu lama dan
panas maka dapat terbakar dan menghilangkan perekat/ lem yang terdapat pada
kain gula selain itu lebar dari kain gula tersebut akan berkurang ketika disetrika
dengan suhu yang panas. Berbeda dengan bahan pelapis cufner apabila dipress
dengan waktu yang cukup lama maka hasilnya melekat lebih baik dan kuat, tidak
terjadi gelembung dan kerutan pada permukaannya sehingga hasilnya halus dan
kain yang menggunakan pelapis cufner teksturnya tetap lentur, karena tekstur
cufner sendiri lentur dan lembut. Dari penggunaan kedua interfacing tersebut
terdapat perbedaan sebagai berikut :
No.
Macam- macam
Perbedaan
Bahan Pelapis (Interfacing)
Cufner Kain Gula
1. Tekstur • Bahan tipis hingga
tebal
• Bahan halus dan
lembut
• Permukaan bahan
berbulu halus
• Bahan sedang hingga
tebal
• Bahan halus maupun
kasar
• Permukaan terdapat
butiran-butiran kecil
seperti gula pasir
2.
Warna Putih kotor (broken
white)
Putih terang
3.
Hasil Press Tetap lembut dan
lentur
Menjadi kaku
4. Uji Bakar • Berbentuk abu
hitam dan lembut
• Menggulung dan
berbentuk butiran
• Berbau kertas
dibakar
hitam yang keras
• Berbau plastik dibakar
hitam yang keras
Berbau plastik dibakar
Sesuai hasil uji coba karakteristik interfacing kain gula sesuai dengan serat
sintetis, sedangkan interfacing cufner sesuai dengan serat alam. Ada kemungkinan
apabila interfacing kain gula dipress dengan suhu yang panas interfacing akan
terbakar.
Setrika biasa
Seterika adalah salah satu alat untuk menerika sebaiknya dipilih seterikayang ada pengatur panasnya, karena ada bahan pada suhu tertentu tidak tahan
panas seperti silk
Papan setrika
Papan setrika ini sebelum dipergunakan harus disetel terlebih dahulutentang tinggi rendahnya papan tersebut disesuaikan dengan orang yang
menggunakan sehingga tidak melelahkan
0 komentar:
Post a Comment