, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

PERIKLANAN DALAM PROMOSI PRODUKSI BUSANA

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
PERIKLANAN DALAM PROMOSI PRODUKSI BUSANA

PERIKLANAN DALAM PROMOSI PRODUKSI BUSANA




Suatu usaha busana, baik sebagai usaha produksi busana jadi atau jasa untuk
pembuatan busana memerlukan promosi untuk dapat memperkenalkan, menjual
produksi busana jadi atau jasa pembuatan busana atau dapat dijadikan sebagai salah
satu pelayanan bisnis. Para pengusaha bidang busana ini banyak yang telah berusaha
mempromosikan usahanya baik secara perorangan atau dari orang ke orang, dipajang
di show room, mengadakan/mengikuti pameran, atau menyelenggarakan mode show.
Cara-cara yang dilakukan tersebut kadang-kadang masih terbatas pada orang-orang
tertentu atau lebih bersifat individual atau terbatas pada massa tertentu.
Sesuai dengan derap langkah perkembangan teknologi dan fenomena era
globalisasi, pengusaha harus terus bersaing di antaranya dalam mempublikasikan
usaha produksi atau jasanya agar tetap dapat berkompetisi untuk menjadi pengusaha
yang handal dipercaya masyarakat dengan kualitas yang diharapkan masyarakat
pengguna (consumer). Publikasi atau promosi yang dapat dilakukan salah satunya
melalui periklanan (advertising). Promosi dengan jalur periklanan memerlukan orangorang
yang kreatif agar dapat memikat massa untuk tertarik pada produk atau jasa
yang dihasilkan perusahaan yang bersangkutan, yang dalam kaitan ini produk busana
dari sesuatu perusahaan yang ditampilkan.
Periklanan yang dimaksud perlu menarik agar mempunyai peran yang
signifikan untuk memajukan usaha busana, terutama dalam pemasaran. Disamping
kualitas harus tetap dipertahankan agar dapat memberi kepuasan kepada para
konsumen. Dalam dunia usaha sering terjadi interaksi, pergesekan, persaingan
kepentingan memajukan usahanya masing-masing. Apabila suatu usaha berdiam diri
tanpa melakukan promosi, khususnya pada era globalisasi dan semakin meningkatnya
perkembangan teknologi, usaha tersebut dapat tersisihkan. Periklanan merupakan
salah satu usaha yang dapat memiliki peran tersendiri dalam dunia usaha.

USAHA BUSANA DAN PERIKLANAN



Usaha busana dapat dikelompokkan ke dalam usaha besar, usaha kecil dan
menengah. Dampak adanya perdagangan bebas seperti antara lain dengan adanya
AFTA (Asean Free Trade Area) yang telah diberlakukan secara efektif 1 Januari 2003,
maka akan berimbas pada sektor usaha busana terutama pada usaha kecil dan
menengah. Kondisi adanya perdagangan bebas perlu mendorong usaha kecil
menengah untuk dapat berkompetisi dalam pemasaran produk atau jasa bidang
busana. Untuk dapat meningkatkan keunggulan kompetitif menurut Michael Porter
perusahaan ada beberapa faktor yang dapat diperhatikan, yaitu : (1) teknologi, (2)
tingkat entrepreneurship, (3) tingkat efisiensi/produktivitas, (4) kualitas yang baik, (5)
promosi yang meluas dan agresif, (6) pelayanan teknikal maupun non teknikal yang
baik, (7) tingkat keterampilan/pendidikan, dan etos kerja, (8) skala ekonomis, (9)
inovasi, (10) diferensiasi produk, (11) modal, sarana, dan prasarana, (12) jaringan
distribusi pemasaran di dalam dan luar negeri (Mila, proseding Seminar Internasional
Progran Studi Tata Busana, Jakarta, 31 Mei 2006).
Dari pendapat Michael Porter tersebut salah satu yang terpenting yaitu
promosi yang meluas dan agresif. Usaha busana tingkat usaha kecil dan menengah
yang biasanya kurang melakukan promosi, perlu mendapat dorongan untuk berupaya
mempromosikan usahanya secara tepat dan efektif, baik secara sederhana maupun
dengan teknologi yang canggih. Publikasi atau promosi periklanan dapat ditempuh
dengan dua cara, yaitu media massa dan media komunikasi massa. Periklanan dalam
usaha busana dimaksudkan untuk memberikan pelayanan bisnis kepada para
konsumen yang memerlukannya.
Periklanan busana yang dibuat atau dilakukan para pengusaha busana harus
mendorong tingkat pemasaran yang lebih luas, sehingga tingkat perdagangan lebih
tinggi atau menjangkau ke konsumen yang memerlukannya di berbagai area.
Periklanan busana dikemukakan oleh Susan Goschie (1986 : 142) ”Fashion
advertising must build traffic” dan selanjutnya diungkapkan ”Fashion advertising
builds traffic in three ways. First, the creative appeal of the advertisement … . Second
… by giving exposure to the latest fashion look. … Third, fashion advertising builds
sales traffic by reaching the right costumer”.


Jenis media komunikasi untuk usaha busana dapat memilih media komunikasi
massa cetak atau media komunikasi massa elektronik. Untuk media komunikasi
massa cetak disebut juga media pers seperti surat kabar, tabloid, majalah, buletin, dan
jurnal. Media komunikasi massa elektronik termasuk di dalamnya radio siaran,
televisi siaran, film, dan internet. Pemilihan jenis media periklanan ini perlu
disesuaikan dengan luasnya usaha, visi dan misi lembaga usaha, besar kecilnya usaha,
agar ada keseimbangan antara besarnya usaha dengan jenis iklan dipilih sehingga
budget pengeluaran iklan tidak lebih besar dari keuntungan yang diraih, yang menurut
Gini Stephen Frings (1987 : 228) ”The largest part of the sales promotion budget in a
retail store is normally allocated to advertising (approximately 1 to 3 percent of
sales) …”. Jelas bahwa perkiraan budget untuk promosi hanya sekitar 1 sampai 3
persent dari penjualan.


Periklanan dengan media komunikasi massa cetak dan media komunikasi
massa elektronik ada kelebihan dan kekurangannya. Sehubungan dengan budget
pengeluaran promosi, maka harus dipikirkan, dipilih dengan cermat jenis periklanan
mana yang akan menjadi pilihan, sehingga perusahaan tidak rugi karena iklan yang
begitu gencar, canggih, dan membutuhkan biaya yang tinggi. Walaupun demikian
perusahaan tetap perlu mengadakan promosi yang sesuai dengan tingkat atau luasnya
usaha, agar semakin lama usaha itu dapat meluas, berkembang, dan meningkat
kuantitas pemasarannya.

Jenis media komunikasi untuk usaha busana dapat memilih media komunikasi
massa cetak atau media komunikasi massa elektronik. Untuk media komunikasi
massa cetak disebut juga media pers seperti surat kabar, tabloid, majalah, buletin, dan
jurnal. Media komunikasi massa elektronik termasuk di dalamnya radio siaran,
televisi siaran, film, dan internet. Pemilihan jenis media periklanan ini perlu
disesuaikan dengan luasnya usaha, visi dan misi lembaga usaha, besar kecilnya usaha,
agar ada keseimbangan antara besarnya usaha dengan jenis iklan dipilih sehingga
budget pengeluaran iklan tidak lebih besar dari keuntungan yang diraih, yang menurut
Gini Stephen Frings (1987 : 228) ”The largest part of the sales promotion budget in a
retail store is normally allocated to advertising (approximately 1 to 3 percent of
sales) …”. Jelas bahwa perkiraan budget untuk promosi hanya sekitar 1 sampai 3
persent dari penjualan.

Periklanan dengan media komunikasi massa cetak dan media komunikasi
massa elektronik ada kelebihan dan kekurangannya. Sehubungan dengan budget
pengeluaran promosi, maka harus dipikirkan, dipilih dengan cermat jenis periklanan
mana yang akan menjadi pilihan, sehingga perusahaan tidak rugi karena iklan yang
begitu gencar, canggih, dan membutuhkan biaya yang tinggi. Walaupun demikian
perusahaan tetap perlu mengadakan promosi yang sesuai dengan tingkat atau luasnya
usaha, agar semakin lama usaha itu dapat meluas, berkembang, dan meningkat
kuantitas pemasarannya.


PERAN PERIKLANAN DALAM PROMOSI USAHA BUSANA



Upaya promosi usaha busana memerlukan orang-orang yang berjiwa
entreprenurship, sehingga dapat mencari peluang pemasaran yang signifikan. Salah
satu upaya yaitu dengan jenis periklanan yang tepat, yang dapat memikat segmen
pasar yang menjadi sasaran pengusaha. Media iklan akan berhasil apabila ditunjang
oleh kualitas produksi yang memadai, pelayanan yang memuaskan dan harga dapat
bersaing dengan pengusaha yang lain. Iklan diperlukan apabila produksi busana
sudah mapan dengan harapan konsumen, sehingga iklan akan lebih mengikat hati
pelanggan.

Dalam periklanan akan terkait dengan fashion forecasters yang mempunyai
kontribusi untuk perencanaan periklanan. Fashion forecasters harus dapat
meramalkan trend mode. Dikemukakan oleh Gini Stephen Frings (1987 : 56)
Fashion forecasters must do all of the following :
Decide which fashions are prophetic
Estimate which segment of the market will accept a particular fashion
Determine at what time these fashions will be acceptable to target customers.
Selanjutnya fashion forecaster yang mempunyai kemampuan meramalkan
trend mode, akan memberi masukan pada fashion stylist yang akan mengkreasi
busana untuk diproduksi dan akan bekerjasama dengan fashion director. Ketiga
bidang ini harus bekerja sama untuk memberi masukan pada bagian periklanan. Tim
iklan perlu memiliki pola perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta pengembangan
iklan. Tim iklan ini harus cukup kreatif agar apa yang ditampilkan dapat mempunyai
peran tersendiri untuk menggugah hati para konsumen. Iklan akan sangat
berperan apabila apa yang ditampilkan juga sesuai dengan realita produk yang
ditawarkan. Jadi kedua sisi itu yaitu tampilan iklan yang menarik, menggugah hati
dan produk yang sesuai dengan yang ditawarkan atau dengan kata lain produk juga
berkualitas.


Periklanan dapat menunjang promosi perusahaan apabila dirancang secara
cermat, tepat sasaran dan didukung oleh produk yang sesuai dengan apa yang
dituangkan dalam iklan. Periklanan dapat berperan dalam promosi perusahaan busana
khususnya, apabila dirancang dengan tepat sasaran, dilaksanakan sesuai program,
kemudian periklanan ini pun perlu dievaluasi dan juga pada periode tertentu
dikembangkan agar tidak membosankan pembaca atau pemirsa.

DAFTAR PUSTAKA


Arifah A. Riyanto. 2003. Teori Busana. Bandung : YAPEMDO.
Artini Kusmiati R, Sri Pudjiastuti, Pamudji Suptandar. 1999. Disain Komunikasi
Visual. Jakarta : Penerbit Djambatan.
Frings, Gini Stephen. 1987. Fashion From Concept to Consumer. New Jersey :
Printice-hall., Englewood Cliffs.
Gibson, Rowan. (Ed). Dengan Pengantar Heide dan Alwin Toffler. 1998. Rethingking
The Future (Memikirkan Kembali Bisnis, Prinsip, Persaingan, Kontrol dan
Kompleksitas, Kepemimpinan, Pasar dan Dunia). Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Goschie, Susan. 1986. Fashion Direction And Coordinate. USA : Macmillan, Inc.
Haryokoesoemo, F. 1977. Kursus Lengkap Tentang Reklame. Bandung : Vicanata.
Kustadi Suhandang. 2005. Periklanan, Manajemen, Kiat dan Strategi. Bandung :
Penerbit Nuansa.

0 komentar:

Post a Comment