Pembuatan kain |
Pembuatan kain
terdiri dari dua kegiatan yaitu proses persiapan
pembuatan kain (weaving preparation) dan proses pembuatan kain
(weaving)
Proses persiapan pembuatan kain terdiri dari :
1. Proses pengelosan (winding)
Proses menggulung benang dalam suatu bentuk dan volume tertentu
sesuai dengan kebutuhan
2. Proses penggintiran (twisting)
Proses memberikan antihan/puntiran (twist) pada sehelai benang
filamen atau beberapa helai benang stapel yang dirangkap dengan
sejumlah puntiran yang sama untuk setiap panjang tertentu
3. Proses penghanian (warping)
Proses menggulung benang lusi dengan arah gulungan sejajar pada
beam hani atau beam lusi merupakan salah satu diantara sekian
proses persiapan
Secara umum teknologi proses penghanian dapat dibedakan menjadi
dua bagian, yaitu sebagai berikut :
a. Penghanian seksional (sectional warping)
b. Penghanian langsung (beam warping / direct warping)
4. Proses penganjian (sizing)
Proses penganjian adalah proses memberikan lapisan larutan kanji
pada benang. Tujuan penganjian yaitu untuk meningkatkan kehalusan
permukaan dan kekuatan benang pada saat benang lusi di proses
pada mesin tenun.
5. Proses pencucukan (reaching in)
Pemaletan (pirn winding)
Proses memalet ialah menggulung benang dari bobin kerucut atau
bobin silinder menjadi bentuk bobin pakan atau palet. Tujuannya adalah
agar palet dapat dipasang (dimasukkan) pada alat peluncur atau
teropong.
Pembuatan kain dapat dilaksanakan dengan cara pertenunan maupun
perajutan. Kain tenun dibuat dari benang lusi dengan benang pakan yang
membentuk silangan-silangan tertentu dengan sudut 90O antara satu
sama lain. Proses pembuatan silangan-silangan ini disebut proses
pertenunan. Agar proses pertenunan dapat dilaksanakan dengan baik,
perlu diketahui gerakan-gerakan pokok yang terjadi pada proses tersebut.
Sesuai dengan urutannya, maka gerakan-gerakan itu adalah : pembukaan
mulut, peluncuran pakan, pengetekan, penggulungan kain, penguluran lusi
Teknologi perajutan merupakan salah satu teknologi yang digunakan
untuk membuat kain, selain dengan menggunakan teknologi pertenunan
dan non woven. Sruktur kain rajut dibentuk oleh jeratan-jeratan benang
yang bersambung satu sama lain. Letak jeratan-jeratan ini teratur yang
merupakan suatu deretan. Deretan jeratan kearah panjang kain disebut
Wale (B-B), sedangkan deretan jeratan kearah lebar kain disebut Course
(A-A).
0 komentar:
Post a Comment