, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Membuat pola

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Membuat pola

Membuat pola


Membuat Pola adalah salah satu dari mata pelajaran produktif yang
diajarkan di sekolah kejuruan khususnya pada program studi keahlian tata busana
di SMK Negeri 3 Magelang sesuai dengan silabus dan kurikulum spektrum dan
KTSP dengan kompetensi dasar menguraikan macam-macam teknik pembuatan
pola (teknik kontruksi dan teknik draping) serta membuat pola (membuat pola,
teknik menggambar pola, merubah/ memecah pola). Membuat pola yang
dimaksud adalah membuat pola pokok bahasan pola dasar badan atas sistem
bunka suatu mata pelajaran yang berisi uraian menjelaskan tentang pengetahuan
membuat pola dan membuat pola sistem bunka sesuai dengan ukuran pemesan.

Metode konvensional


Metode ceramah termasuk metode konvensional karena dalam
pembelajaran metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan
penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan. Metode ceramah adalah metode
yang dapat dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah
dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam
proses belajar mengajar (Zain dan Djamarah, 2010: 97). Metode ceramah dalam
pelaksanaanya dapat menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian
yang disampaikan kepada murid-muridnya, metode ceramah dalam penelitian ini
digunakan untuk menjelaskan materi dalam bentuk teori pokok bahasan membuat
pola dasar sistem bunka.
Metode demonstrasi adalah suatu metode dimana guru menunjukkan suatu
contoh atau percobaan suatu proses atau prosedur pembuatan sesuatu untuk
mencapai tujuan pengajaran (Nur’aini, 2004: 36). Metode demonstrasi dalam
penelitian ini digunakan dalam menjelaskan materi praktik pokok bahasan
pembuatan pola dasar sistem bunka.
Jigsaw
Jigsaw adalah teknik guru memperhatikan skemata atau latar belakang
pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan
pelajaran menjadi lebih bermakna (Anita Lie, 2005: 69). Jigsaw merupakan salah
pembelajaran kooperatif yang terdiri terdiri dari tim-tim belajar heterogen yang
beranggotakan empat atau lima, materi pelajaran yang diberikan kepada siswa
dalam bentuk topik. Jigsaw merupakan gabungan antara dua hal yaitu orang
belajar dengan kemampuan masing- masing individu dan belajar kelompok yang
setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu bahan yang
diberikan itu, dan mampu mengerjakan bagian tersebut kepada anggota tim yang
lain.
Jigsaw dalam mata pelajaran Membuat pola ini ditujukan dalam bentuk
kelompok-kelompok yang dinamakan kelompok asal, setelah terbentuk kelompok
ahli, kemudian memberikan kesempatan kepada mereka berdiskusi. Setiap
kelompok tersebut diberi permasalahan yang akan didiskusikan dalam satu
kelompok yang disebut sebagai kelompok ahli. Melalui diskusi di kelompok ahli
diharapkan mereka memahami topik yang diberikan, selanjutnya mereka kembali
ke kelompok asal. Artinya, anggota-anggota yang berasal dari kelompok asal
berikan kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi, sehingga dapat
meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan
juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang
diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi
tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Setelah semua anggota ahli dapat
menyelesaikan masalah, mereka kembali ke kelompok asalnya.

pengertian metode konvensional

Metode konvensional guru merupakan atau dianggap sebagai gudang ilmu,
guru bertindak otoriter, guru mendominasi kelas, guru mengajarkan ilmu, guru
langsung membuktikan dalil-dalil, guru membuktikan contoh-contoh soal
(Ruseffendi, 2005: 17). Metode konvensional siswa harus duduk rapi
mendengarkan, meniru pola-pola yang diberikan guru, mencontoh cara-cara si
guru menyelesaikan soal, siswa bertidak pasif. Metode konvensional ditandai
dengan guru mengajar lebih banyak mengajarkan tentang konsep-konsep bukan
kompetensi, tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampu untuk
melakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak
mendengarkan. Metode konvensional yang dimaksud adalah proses pembelajaran
yang lebih banyak didominasi guru sebagai “pentransfer ilmu, sementara siswa
lebih pasif sebagai “penerima” ilmu. Selain itu pembelajaran metode
konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta
pembagian tugas dan latihan. Sejak dahulu guru dalam usaha menularkan
pengetahuannya pada siswa, ialah secara lisan atau ceramah.
Pembelajaran konvensional cenderung pada belajar hafalan yang mentolerir
respon-respon yang bersifat konvergen, menekankan informasi konsep, latihan
soal dalam teks, serta penilaian masih bersifat tradisional dengan paper dan pensil
test yang hanya menuntut pada jawaban benar. Belajar hafalan mengacu pada
penghafalan fakta-fakta, hubungan-hubungan, prinsip, dan konsep. Pembelajaran
konvensional (tradisional) pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya
lebih mengutamakan hafalan daripada pengertian, menekankan kepada
keterampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada proses, dan pengajaran
berpusat pada guru. ciri-ciri metode konvensional secara umum, adalah:

(1) Siswa adalah penerima informasi secara pasif, dimana siswa menerima
pengetahuan dari guru dan pengetahuan diasumsinya sebagai badan dari
informasi dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan standar.
(2) Belajar secara individual
(3) Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis
(4) Perilaku dibangun atas kebiasaan
(5) Kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final
(6) Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran
(7) Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik
(8) Interaksi di antara siswa kurang
(9) Guru sering bertindak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam
kelompok-kelompok belajar.

0 komentar:

Post a Comment