Desain Busana
Desain Busana |
desain busana itu sendiri. Desain dapat dirancang sendiri ataupun
dengan mengambil/memilih desain dari majalah. Sebagai seorang
penata atau pengelola busana harus dapat memahami atau
membaca desain busana itu sendiri, untuk itu diperlukan pengetahuan
dasar dan latihan-latihan menyimak model dan mengkonstruksi pola
sesuai dengandesain.
Masalah yang sering terjadi dilapangan adalah tidak tepatnya hasil
pakaian dengan desain yang diharapkan. Ini disebabkan tidak
benarnya cara merubah pola dasar sesuai dengan desain. Kesalahan
teknis mengubah pola akan mengakibatkan pakaian tidak sesuai
dengan desain, hasilnya bisa lebih buruk dan juga bisa lebih baik,
tetapi yang jelas sudah tidak sesuai dengan yang diminta, inilah yang
sering membuat konsumen merasa kecewa. Untuk itu marilah
dipahami terlebih dahulu analisa desain dan konstruksi pola serta
dapat mengenal ciri-ciri desain.
b. Analisa Desain
Dalam menganalisa desain kita bisa mengamati dari gejala-gejalaatau ciri-ciri dari desain itu sendiri seperti :
1) Gejala perspektif
Desain apakah berupa sketsa atau foto, ada yang lurus
kedepan, sikap dengan gaya menyamping ataupun sikap
membelakangi lensa, dengan gaya tersebut satu desain pakaian
ada kala dapat dilihat dengan jelas dan ada kalanya meragukan
terutama pada saat menoleh ke kiri atau ke kekanan, jika desain
seperti ini jika diperhatikan maka bagian kiri atau kanannya tidak
sama, bagian yang dekat dengan mata lebih besar dari pada
yang letaknya agak jauh, semakin jauh jarak semakin kecil
letaknya. Hal ini disebabkan gejala perspektif dalam pandangan
mata, sedangkan bila dilihat lurus kedepan bagian kiri dan kanan
sama. Jadi dalam menganalisa model hal-hal tersebut di atas
perlu diperhatikan agar tidak salah dalam memahami desain.
2) Siluet
Dengan melihat dan mengamati siluet dari busana kita dapat
menaksir dan menentukan wujud bahan dari busana itu sendiri.
Siluet yang tegang dan mengembang dengan garis sisi yang
lurus, menandakan bahannya tebal dan kaku, bila sisinya
lengkung atau bawah baju/rok agak bergelombang maka bahan
yang digunakan adalah lembut.
Siluet yang melangsai kebawah selain menandakan bahannya
lembut juga dapat dilihat arah benangnya yang memanjang
kebawah dan bila lebih bergelombang pinggirnya berarti arah
benang diagonal dan sebagainya.
3) Teknik penyelesaian busana.
Teknik penyelesaian suatu busana sangat menentukan
kualitas dari busana itu sendiri, kesalahan dalam menganalisa
desain akan menjadi kesalahan dalam teknik penyelesaiannya.
Seperti ada desain dengan kantong klep, kemudian dibuat
dengan klep palsu (tanpa kantong), dilihat dari bentuk sama tapi
kualitas dari busana itu sendiri akan turun dari yang semestinya.
4) Warna dan corak bahan
Gambar desain pada majalah mode tidak selalu memakai
warna sehingga penyimak mode perlu menaksir warna dan corak
untuk suatu desain. Sebaiknya kita mencari suatu desain yang
cocok untuk bahan yang telah kita beli. Misalnya desain busana
yang ramai kita kombinasikan dengan warna yang lembut
sehingga lebih serasi dengan corak dan warna yang menyolok.
5) Ciri-ciri desain
Ciri-ciri khusus pada busana dapat kita amati untuk
menentukan desain yang benar karena terlihat sama atau serupa
tapi sebenarnya konstruksinya berbeda, seperti desain berikut: 1).
Kerah setali dengan kerah river, perbedaannya terletak pada
garis sambungan pada kerah bagian muka dan kalau dilihat dari
belakang yaitu pada kerah tengah belakang mempunyai
sambungan untuk kerah setali, sedangkan kerah river tidak
mempunyai sambungan .2) Ciri-ciri blus yang mempunyai kampuh
pinggang dan yang tidak berkampuh pinggang.
Ciri–ciri blus yang berkampuh pinggang dibawah ikat pinggang
terdapat lipit kup atau kerutan, diatasnya polos. Untuk yang tidak
memakai kampuh pinggang di atas ataupun dibawah ikat
pinggang sama, pakai kerutan atau tanpa kerutan dan pakai lipit
atau tidak pakai lipit.
6) Analisa desain dan konstruksi.
Merobah pola dasar menjadi pola busana sesuai dengan
desain tertentu terdapat pada cara memindahkan lipit pantas (lipit
kup) pola dasar wanita dewasa, karena lipit pantas ini merupakan
aset dalam pecah pola atau merobah pola.
Begitu pula mengkonstruksi pola pakaian sesuai dengan
desain dapat dengan memindahkan lipit pantas sehingga menjadi
desain yang baru atau menjadi garis hias seperti garis princes,
garis empire serta garis hias lainnya. Memecah lipit pantas pada
rok dan mengembangkannya menjadi rok model A. Begitu pula
dengan bentuk kerah, bentuk lengan dan sebagainya.
7) Analisa desain
Gaun ini mempunyai garis pas empire, lipit kup dijadikan
kerutan dibawah buste (buah dada). Konstruksinya, lebih kurang 9
cm dari garis pinggang (½ panjang sisi) untuk pas pinggang
kupnya dihilangkan. Memakai lengan kop, konstruksinya adalah;
puncak lengan dipecah (digunting) dan dikembangkan. Kerah
sanghai (kerah board). Rok model A, konstruksinya; lipit kup (lipit
pantas) dilipatkan dan pada ujung kup digunting dan secara
otomatis akan menjadi kembang ( terbuka ) setelah lipit kup
ditutup.
c. Pola Busana
Pola busana adalah pola yang telah dirubah berdasarkan desaindari busana tersebut. Untuk membuat pola busana dapat dengan
pengembangan, pecah pola, ataupun mengkostruksi pola
berdasarkan model dan analisis model seperti pola blus yang terdiri
dari pola blus muka, belakang, lengan, kerah dan perlengkapan
lainnya seperti saku kalau ada sesuai dengan model, semua sudah
lengkap dengan tanda-tanda pola seperti tanda arah benang, tanda
lipatan, tanda kampuh dan sebagainya. Contoh lain pola celana yaitu:
pola celana bagian muka, pola celana bagian belakang, saku, pola
ban pinggang dan sebagainya. Begitu juga dengan model-model
busana lainnya.
0 komentar:
Post a Comment