, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Bentuk pinggul dan perut

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Bentuk pinggul dan perut

Bentuk pinggul dan perut



perlu dianalisis, karena akan mempengaruhi teknik
pembuatan pola busana bagian bawah atau Rok. Oleh sebab itu mari kita
bahas masing-masing dari bentuk tubuh di atas satu persatu.

1) Bentuk I: perut dan pinggul rata


Bentuk tubuh nomor satu, perut dan pinggul hampir rata, sehingga apabila
dibuatkan busana bagian bawah, hanya memerlukan sedikit kupnat,
karena jarak antara garis pinggang dengan titik tinggi pinggul hanya dekat
atau sedikit.

2) Bentuk R: pinggul rata dan turun, perut menonjol ke depan


Bentuk tubuh nomor dua, pinggul rata dan turun, kemudian perut menonjol
ke depan sehingga apabila dibuatkan busana bagian bawah, memerlukan
kupnat lebih lebar bagian muka dari pada bagian belakang, karena jarak
antara garis pinggang dengan titik tinggi pinggul bagian depan/muka lebih
jauh dari bagian belakang. Selanjutnya kalau diperhatikan bentuk perut dan
pinggul, kupnat bagian depan lebih pendek dari kupnat bagian belakang
agar tidak terambil bagian perut yang menonjol. Panjang kupnat dibuat
samapi batas awal tinggi perut dan batas awal tinggi panggul.


3) Bentuk S: pinggul dan paha besar, perut rata


Bentuk tubuh nomor tiga, pinggul dan paha, besar, perut rata. Apabila
dibuatkan busana bagian bawah, memerlukan kupnat bagian belakang
lebih lebar dan lebih banyak dari pada bagian muka, karena jarak antara
garis pinggang dengan titik tinggi pinggul bagian belakang lebih jauh dari
bagian muka.

4) Bentuk O1: perut menonjol tinggi (ke atas) pinggul juga menonjol


Bentuk tubuh nomor empat, perut dan pinggul sama-sama menonjol.
Apabila dibuatkan busana bagian bawah, memerlukan kupnat bagian
belakang lebih lebar dan lebih banyak dari pada bagian muka, karena jarak
antara garis pinggang dengan titik tinggi pinggul bagian belakang lebih
jauh dari bagian muka. Kupnat bagian muka jauh lebih pendek dari kupnat
bagian belakang, karena perut sangat tinggi, jadi kupnatnya harus pendek,
jangan sampai melewati tinggi perut.

5) Bentuk O2: perut dan pinggul menonjol pada garis yang sama


Bentuk tubuh nomor lima hampir sama dengan bentuk tubuh nomor empat
yaitu perut dan pinggul sama-sama menonjol, perbedaannya, nomor lima
perut tidak terlalu ke atas dan pinggul lebih besar serta lebar dari pada
nomor empat. Lebar kupnat muka dan belakang pada nomor lima hampir
sama, Cuma kupnat belakang lebih panjang dari kupnat bagian
muka/depan. Karena tinggi perut lebih dekat ke garis pinggang dari pada
bagian belakang.

Kelima bentuk pinggul dan pinggang di atas, dapat juga lebih diperjelas
dengan memperhatikan gambar berikut ini. Pengaruh bentuk pinggul dan perut
pada garis pola terletak pada kupnat dan garis yang ada tanda panah warna
merah. Semakin jauh jarak antara garis tegak lurus (horizontal) dengan titik
pertemuan garis lebar(fertikal) pada bagian pinggang, semakain lebar kupnat
yang dibutuhkan, sebagaimana terlihat pada gambar pola yang ditunjuk oleh
anak panah merah. Demikian juga sebaliknya, semakin dekat jarak garisnya
semakin kecil lebar kupnat yang diperlukan.

1. Garis bahu melandai dari titik leher (ideal).
2. Garis bahu turun dari titk leher (sloped).
3. Garis bahu sejajar dengan titik leher (square).
4. Di sekitar garis bahu terdapat daging yang cukup tebal (muscular).
5. Sekitar garis bahu dan lekuk leher terdapat tonjolan tulang (bony).

Bentuk bahu adalah salah satu bentuk tubuh yang harus di analisis, sebelum
memulai membuat pola busana. Bentuk bahu akan mempengaruhi garis pola
yang akan dibuat. Untuk bentuk bahu tertentu, perlu sentuhan garis pola
khusus, agar hasilnya sesuai dengan bentuk bahu model. Bentuk bahu
sebagian orang ada yang dipengaruhi oleh kebiasaan, misalnya seseorang
yang terbiasa memberi beban pada salah satu bahu saja, seperti membawa
tas atau mengangkat sesuatu hanya menggunakan salah satu bahu saja, hal
ini akan menjadi kebiasaan orang tersebut bahunya menjadi tidak sama tinggi.
Bahu yang biasa diberi beban akan kelihatan lebih turun dari bahu yang
satunya. Ada beberapa bentuk bahu yang perlu kita pelajari, sebagaimana
yang tercantum pada gambar di atas. Mari kita bahas masing-masing dari
bentuk bahu tersebut.

1) Garis bahu melandai dari titik leher (ideal)


Bentuk bahu ideal tidak perlu mendapat perhatian khusus. Bentuk bahu
ideal dapat lansung menggunakan pola dasar konstruksi yang sudah
dibuat dengan ukuran tubuh ideal.

2) Garis bahu turun dari titk leher (sloped)


Bentuk bahu yang turun dari garis leher, pada pola dasar berarti garis bahu
pada titik ujung atau pangkal leher, bagian muka dinaikkan dan garis bahu
pada titik lengan, bagian muka diturunkan sebanyak perbedaan yang
diperkirakan dengan ukuran turun bahu normal/ideal.

3) Garis bahu sejajar dengan titik leher (square)


Bentuk bahu yang sejajar dengan titik leher, agar pola dan busana yang
dibuat sesuai dengan bentuk bahu tersebut, garis bahu pada ujung lengan
perlu dinaikkan setinggi perbedaan yang diperkirakan dengan garis bahu
normal/ideal.

4) Di sekitar garis bahu terdapat daging yang cukup tebal (muscular)
Bentuk bahu yang terdapat daging yang cukup tebal (muscular). Berarti
garis bahu dari titik leher perlu dinaikkan sesuai dengan tinggi yang
diperkirakan

5) Sekitar garis bahu dan lekuk leher terdapat tonjolan tulang (bony)
Untuk bentuk bahu yang di Sekitar garis bahu dan lekuk leher terdapat
tonjolan tulang (bony), diperlukan mengkaji desain yang sesuai dengan
bentuk bahu ini agar dapat menutupi tonjolan tulang tersebut. Disamping
melakukan penyesuaian garis pola, juga perlu memperhatikan desain yang
sesuai. Untuk bentuk bahu ini penanganannya hamper sama dengan
bentuk bahu yang nomor empat(Di sekitar garis bahu terdapat daging yang
cukup tebal).


Untuk memperjelas macam-macam bentuk bahu, dapat diperhatikan
gambar dibawah ini. Gambar di bawah ini memperlihatkan perbedaan
bentuk bahu yang di ambil dari beberapa orang model. Beberapa orang
model, di foto dengan latar belakangnya dinding yang sudah dibuat garis
kotak-kotak dengan ukuran tertentu. Model berdiri menempel pada dinding
yang sudah ada garisnya, dari foto tersebut terlihat nyata seberapa jauh
turun bahu seseorang dari garis lurus, dengan melihat berapa derajat
sudut yang terjadi dari bahu masing-masing model. Dengan demikian,
pada saat membuat pola haruslah diantisipasi dengan cara menyesuaikan
garis pola bahu dengan bentuk bahu model. Artinya apapun system atau
metode pembuatan pola yang di pakai kita tetap harus melakukan
penyesuaian pola dengan bentuk tubuh model. Apapun system atau
metode pembuatan pola yang kita gunakan, tidak ada hasilnya yang
lansung sesuai dengan bentuk tubuh model, tapi dengan mempelajari
macam-macam bentuk tubuh, kita akan mampu melakukan penyesuaian
dengan segala macam bentuk tubuh.

0 komentar:

Post a Comment