, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

cara membuat pola baju


cara membuat pola baju


les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
cara membuat pola baju

Keinginannya untuk melanjutkan ke Pergurun Tinggi, sepertinya harus dipendam dalam-dalam oleh Ratni. Maklum penghasilan orang tuanya yang pas-pasan tentu sulit bagi Ratni untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Apalagi untuk melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi tentu membutuhkan biaya yang besar. Sekalipun begitu Ratni tetap bersyukur bisa mengenyam pendidikan hingga tingkat SLTA.
Sekalipun tidak bisa melanjutkan sekolah ke PerguruanTinggi, semangat Ratni untuk maju tidak pernah luntur. Menyadari kondisi ekonomi orang tuanya itulah, sebelum menamatkan SLTA, Rani sudah mempersiapkan diri dengan membekali dirinya dengan keterampilan. Harapannya dengan berbekal keterampilan itulah Ia bisa bekerja setelah tamat SLTA. Ratni tidak ingin menganggur. Untuk itu sejak masih duduk dibangku kelas 2 SLTA, Ratni sudah mengikuti kursus menjahit di Lembaga Pendidikan Ketrampilan (LPK) Navita.
Selama mengikuti kursus di LPK Navita, Ratni mengaku banyak mendapat pengetahuan mengenai menjahit. Ia tidak hanya dibimbing secara teori saja, tapi juga praktek. Bahkan ia memperoleh pengetahuan menjahit mulai dari dasar hingga terampil. Teori-Teori yang diberikan para instrukturnya juga sangat mudah saya cerna. Mulai dari cara pengambilan ukuran sampai membuat pola dasar. Begitu juga cara mengajarnya tidak menyulitkan. Bahasa yang digunakan untuk menyampaikan materi baik materi praktek maupun teori menggunakan
Ratni

Alumnus Kursus LPK Navita, Yogyakarta

Sukses Membuka Usaha

Jahitan dan Instruktur
Berbekal kursus menjahit di LPK Navita, Ratni kini tidak hanya berhasil membuka usaha jahitan saja, tapi juga menjadi instruktur di berbagai lembaga kursus. Tentu saja keberhasilan yang diraihnya sekarang ini berkat kerja kerasnya.

KISAH SUKSES

PESERTA DIDIK / ALUMNI

LEMBAGA KURSUS

INDONESIA

bahasa yang mudah dimengerti. “Dengan begitu saya merasa mudah untuk mencerna semua materi,“kata Ratni.
Begitu juga cara mengajarkan untuk membuat pola dasar. Biasanya kebanyakan lembaga kursus mengajarkan membuat pola dengan menggabungkan antara pola baju depan dengan belakang dijadikan saling berhubungan. Cara seperti itu diakui Ratni sangat sulit untuk memahaminya. Namun ketika kursus di LPK Navita, cara mengajarkan membuat pola sangat berbeda. Di Navita, cara membuat pola yang diajarkan yakni pola baju depan dan belakang itu dipisahkan satu persatu. Dengan cara seperti ini, Ratni mengaku mendapat kemudahan untuk membuat pola baju.
Tidak hanya itu saja. Selama mengikuti kursus di LPK Navita Ratni juga mengaku merasa ada suasana kekeluargaan, keharmonisan dan keakraban antara peserta kursus. Begitu juga hubungan antara peserta didik dan para instruktur. Para instruktur selain tegas juga selalu penuh dengan canda tawa. Dengan begitu Ratni merasa tidak bosan dalam mengikuti teori.
Selain teori dan praktek kursus di LPK ”Navita” juga membekali peserta didiknya untuk mengikuti ujian nasional yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Nasional. Sebelum mengikuti ujian nasional, peserta didik dibimbing dan diadakan evaluasi. Dengan begitu peserta didik akan siap mengikuti ujian.
Berkat keuletan mengkuti kursus, Ratni kini sudah mengantongi ijazah menjahit tingkat dasar dari Dinas Pendidikan Nasional. Dengan berbekal ijazah inilah, pada tahun 1994 Ratni mencoba memberanikan diri untuk mandiri dengan membuka usaha jahitan di rumahnya. Mengawali usaha membuka jahitan, Ratni tidak memberikan tarif yang mahal. Bahkan dibandingkan dengan usaha jahitan lainya, tarif Ratni justru paling murah. Baginya dengan bahan dari konsumen, ia mencoba membuat berbagai model baju. Sekalipun dengan tarif yagn murah, Ratni bisa melayani konsumen dengan puas.
Selain membuka usaha jahitan di rumahnya, Ratni juga ditawarkan menjadi instruktur di LPK Navita. Sekalipun belum berpengalaman menjadi instruktur, Ratni selalu dibimbing oleh senior supaya mempunyai motivasi untuk mencoba hal-hal baru.
Tidak hanya berhenti disini saja. Selain menjadi instruktur dilembaga ”Navita”, Ratni juga menjadi instruktur pada lembaga pendidikan luar sekolah. Selain itu usahanya dari tahun ketahun juga terus berkembang. Buktinya pada tahun 1999 ia sudah menambah lagi karyawanya menjadi 5 orang. Bahkan sarananya pun sudah di tambah, seperti mesin jahitnya sudah bertambah lebih dari satu. Sekalipun begitu Ratni berusaha terus untuk mengembangkan usahanya. Tidak hanya itu, Ratni juga tidak henti mencari pengalaman baru dengan mengikuti berbagai pelatihan. Tentu Ratni menyadari bahwa keberhasilannya tentu tidak terlepas dari peran LPK ”Navita” yang selama ini membimbingnya. Bahkan sekalipun ia kini sudah mandiri, LPK Navita juga terus membimbingnya. Seperti mengirim Ratni untuk mewakili LPK Navita mengikuti pelatihan-pelatihan. 

0 komentar:

Post a Comment