Prinsip-prinsip menggambar
Prinsip-prinsip menggambar adalah suatu cara bagaimana menyusun unsur-unsur yang terhadap dalam suatu gambar. Dalam menggambar kita harus selalu memperhitungkan bagaimana susunan garis-garis, bidang-bidang, warna yang satu dengan lainnya menjadi sati kesatuan membentuk gambar yang manarik. Ada beberapa prinsip-prinsip menggambar:
1.Proporsi (Kesebandingan)
Proporsi atau kesebandingan adalah perbandingan antara bagian-bagian atau bagian dengan keseluruhan, misalnya proporsi tubuh manusia dibandingkan dengan ukuran kepala, menurut mode digambarkan tubuh manusia 9x ukuran kepala manusia.
Garis a adalah garis bagi sebuah pakaian. Bagian yang sama besar di bagian atas bawah garis bagi kurang indah, maka bisa memakai alternatif keduanya, untuk mendapatkan proporsi yang menarik.
Proporsi yang berlaku dalam pemilihan ukuran. Seorang wanita bertubuh tinggi besar tidak serasi memakai topi kecil atau memakai tas kecil, hiasan serba kecil justru akan membuat dirinya tambah kelihatan besar. Begitu pula pada wanita bertubuh kecil mungil yang mencoba memakai kerah besar atau gaun yang bermotif besar-besar sekali. Pakaian yang terlalu ketat untuk yang bertubuh besar gemuk akan memberi efek makin menggemukkan, begitu pula pakaian terlalu longgar untuk yang bertubuh kurus akan semakin kelihatan kurus. Ambillah proporsi yang wajar saja dalam menserasikan pakaian sesuai ukuran pemakainya. Rok mini yang sangat pendek dapat membuat seseorang kelihatan lebih tinggi. Begitu banyak panjang kaki yang terlihat sehingga kaki merupakan bagian terbesar dari seluruh proporsi pakaian tersebut. Sehingga masih ditunjang dengan sepatu boot tinggi atau stocking.
2.Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan dapat kita asosiasikan pada berat dari dua benda. Dalam menggambar, keseimbangan adalah suatu kesan terhadap dua unsur atau lebih dalam penyusunannya memberi kesan atau dapat dirasakan adanya suatu keseimbangan/stabil.
a)Keseimbangan Simetris
Keseimbangan simetris menggambarkan 2 bagian yang sama dalam susunannya. Komposisi yang berpola simetris meletakkan fokusnya di tengah, dan meletakkan unsur-unsur lainnya di bagian kiri sama dengan bagian kanan, ibarat pinang dibelah dua. Jika ada fokus, maka penempatannya bisa satu di kiri, satu di kanan. Penempatan demikian memberi kesan bagian kiri dan bagian kanan sama kuat. Keseimbangan simetri menggambarkan keteraturan, otalis dan membosankan.
Lihat gambar:
b)Keseimbangan Asimetris
Keseimbangan asimetris meletakkan fokusnya tidak ditengah-tengah dan paduan unsur-unsur dibagian kiri tdak sama dengan bagian kanan tetapi tetap memancarkan keseimbangan komposisi asimetris memberi kesan keteraturan yang bervariasi, tidak formal dan lebih dinamis.
3.Irama (Rhythm)
Irama ialah pergerakan mata yang dapat mengalihkan pandangan mata dari satu bagian ke bagian lain, tanpa melompat.Pengulangan ini menimbulkan suatu pergerakan yang berirama. Dan pengulangan ini dapat secara teratur/tetap, atau pengulangan yang berubah secara bertingkat untuk membuat selingan yang tidak membosankan. Irama ini yang membuat mata bergerak secara lembut/terarah, tidak melompat pada saat memandang suatu busana.Mata akan memandang pertama pada sesuatu yang dominan, baru berpindah pada yang sub dominan. Karena yang dominan lebih luas, maka sering diadakan pengulangan atau perubahan bertingkat.Ada empat macam cara untuk mengadakan irama dalam busana:
a)Pengulangan
Ialah pengulangan garis yang didapat dari penggulangan garis lipit, renda, kancing yang membentuk jalur.
b)Radiasi (pancaran)
Garis-garis radiasi didapat dari kerutan dari garis lengkung, yang terdapat pada garis leher, yoke, saku, dll.
c)Peralihan ukuran
Ialah apabila mata bergerak di seluruh siluet/luas pakaian. Dari satu bagian ke bagian lain, melihat bentuk atau warna yang berubah bertingkat (disebut juga gradation) misal: peralihan lebar rok, peralihan ukuran, pemakaian renda pada garis leher, tapi lengan dan kelim bawah yang bervariasi lebarnya.
d)Pertentangan
Irama juga dapat terjadi justru dari kontras, misal pertentangan garis-garis motip kain atau garis lain.
1)Irama yang terjadi dari garis-garis motip kain yang bertentangan.
2)Potongan atas hingga bawah gaun membentuk irama.
3)Radiasi/pancaran pada garis leher menimbulkan irama.
4)Pengulangan lipit pada garis panggul dan lipit pada lengan
Pusat Perhatian (Point of interest)
Sebuah desain busana yang baik harus mempunyai sebuah bagian yang lebih menarik dari bagian-bagian lain. Ini yang disebut pusat perhatian. Pusat perhatian ini untuk mengarahkan mata pada bagian yang paling menarik dari si pemakai.Dengan kata lain, tonjolkan, tarik perhatian ke bagian yang menarik, dan samarkan bagian yang kurang menarik, agar tersembunyi. Penaburan pusat perhatian hasilnya malah kurang menyenangkan. Ini sering terjadi misalnya pada wanita-wanita yang mengenakan busana bersulam besar-besar yang ditempatkan di beberapa tempat.
Untuk menimbulkan kesan tenang, biasanya pusat perhatian diletakkan di dekat wajah. Sedangkan untuk menunjukkan kesan lincah dan dinamis, dapat diletakkan di bagian belakang.
Gaun ini membuat si pemakai tambah tinggi, karena menekankan diagonal yang mengarah ke atas. Diagonal ini menyatu pada suatu fokus tengah, mengesankan bahu tidak terlalu lebar.
Gaun ini mengesankan lebarnya bahu, garis itu juga membuat mata berhenti memandang ke atas, sehingga kesan tinggi hilang.
5.Harmoni (Unity, Kesatuan)
Unity atau harmoni mempunyai arti: semua elemen dari sebuah desain bekerja sama menghasilkan efek visual yang sukses. Keselarasan adalah kesatuan diantara macam-macam unsur desain, yang walaupun berbeda, tetapi membuat bagian-bagian itu bersatu.
Sebuah busana mempunyai bagian-bagian yang berbeda, seperti kerah, lengan, saku, ikat pinggang dan hiasan-hiasan. Busana dengan kerah bulat, serasi dengan saku yang sudutnya agak membulat, gesper dan kancing yang berbentuk bulat pula.
Desain hiasan pada sebuah busana kelihatan serasi jika ditempatkan pada/sesuai garis-garis struktur yang telah dipilih. Keserasian dalam warna dapat mudah dipelajari dari teori warna dapat mudah dipelajari dari teori warna dan dari lingkaran warna.
Beberapa kiat untuk mencapai Harmoni/Unity:
a)Garis-garis style harus konsisten pada setiap area dari busana itu dan pada bagian-bagian busana yang dirancang untuk co-ordinate nya.
b)Semua area harus mencerminkan bentuk yang sama. Pada contoh, kerah, manset, dan tepi bawah berbentuk garis lengkung, dengan saku yang persegi. Bentuk persegi ini “menyela” kelangsungan desain tersebut.
c)Hindarkan perbedaan kecil antara tepi panjang lengan dan kelim bawah busana. Ini tidak berarti bahwa semua lengan harus sama panjang dengan kelim bawah baju. Tapi perbedaan panjangnya harus cukup terlihat bahwa memang direncanakan demikian. Atau memang samakan saja dengan panjang dengan baju.
d)Garis-garis bawah motif atau kotak yang dipergunakan secara lurus harus tepat letaknya. Misalnya pada lengan, yang sejajar dengan badan. Motif garis atau diagonal, tak usah persis dengan yang lurus, tapi harus tepat dengan potongan lain yang diagonal.
e)Garis kelim dan hiasan lain pada lengan seharusnya bersatu dengan garis lain pada busana. Loncatan kecil mengganggu kesan desain secara horisontal.
f)Garis-garis style pada semua bagian busana harus serasi dan melengkapi satu sama lain.
keywords : les,indonesia,private,obras,guru,sekolah,wanita,belajar,yogyakarta,usaha,jogja,kursus,terbaik,batik,kaos,kebaya,jahit,baju jahit,mesin jahit,konveksi,bordir,belajar menjahit,kursus menjahit
0 komentar:
Post a Comment