, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Contoh Analisa SWOT Makanan Tradisional (Prakarya dan Kewirusahaan)


Contoh Analisa SWOT Makanan Tradisional (Prakarya dan Kewirusahaan)

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit

Contoh Analisa SWOT Makanan Tradisional (Prakarya dan Kewirusahaan)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

gambar prakarya dan analisa - Buah-buahan merupakan bahan pangan sumber vitamin. Selain buahnya yang dimakan dalam bentuk segar, daunnya juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Misalnya daun pisang untuk makanan ternak, daun pepaya untuk mengempukkan daging dan melancarkan air susu ibu (ASI) terutama daun pepaya jantan.
Warna buah cepat sekali berubah oleh pengaruh fisika misalnya sinar matahari dan pemotongan, serta pengaruh biologis (jamur) sehingga mudah menjadi busuk. Oleh karena itu pengolahan buah untuk memperpanjang masa simpannya sangat penting. Buah dapat diolah menjadi berbagai bentuk minuman seperti anggur, sari buah dan sirup juga makanan lain seperti manisan, dodol, keripik, dan sale.
Pada saat ini banyak daerah di Indonesia banyak ditanam oleh masyarakat adalah pohon pisang. Mayoritas buah pisang dijual dalam bentuk masih buah pisang asli belum diproses lebih lanjut. Hal itu menjadikan nilai tambah dari budi daya pisang belum optimal, di samping itu sering terjadi kerusakan buah pisang karena tidak langsung laku terjual atau menunggu kenaikan harga.
Di samping alasan di atas saat ini para konsumen dari luar kota dalam membeli sale pisang belum dapat dipenuhi oleh industri yang saat ini ada, sehingga sering terjadi para konsumen kesulitan mendatkan saleh pisang seperti yang diharapkan. Dari hal di atas dapat disimpulkan bahwa bisnis pembuatan sale pisang masih sangat memungkinkan tanpa merusak keseimbangan pasar yang sudah ada.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah selain untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Kewirausahaan, juga untuk melatih siswa untuk belajar mandiri dengan mulai belajar beriwrausaha dengan mencari, mengolah dan menjual berbagai produk barang dari hasil sendiri, dalam hal ini kami mencoba membuat Sale Pisang sebagai produk yang kami buat untuk pasarkan
Selain dari pada itu siswa juga dilatih agar dapat cermat menyusun perencanaan baik dari segi modal, pembuatan hingga pemasaran, melalui pembuatan laporan dalam bentuk makalah sebagai bekal seorang wirausahawan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Bahan dan Cara Pembuatan

 BAHAN:
• 10 buah pisang ambon
• 100 gr tepung beras
• 50 gr tepung sagu
• 1/2 sendok teh air kapur sirih
• 1/4 sendok teh vanili
• 2 sendok makan gula pasir
• 200 ml air

 Cara Pembuatan Sale Pisang Cara Tradisional

(dengan menggunakan asap kayu)
1. Kupas pisang yang telah tua dan matang lalu kerok sedikit bagian luarnya agar bersih;
2. Letakkan pisang di atas tampah lalu asapkan dengan menggunakan asap kayu bakar selama 2         jam
3. Jemur pisang di atas rak penjemuran yang beralaskan merang selama 4~5 hari. Sambil dijemur         sewaktu-waktu pisang dipipihkan (dipres) dengan kayu bundar atau bambu;
4. Bungkus sale pisang yang telah dijemur dengan daun pisang kering. Masukkan ke dalam plastik         lalu tutup dengan lilin.

Catatan:
1. Sale pisang yang dihasilkan hanya mencapai 25 % atau seperempat bagian dari berat pisang utuh     (masih ada kulitnya). Jenis pisang yang sering dibuat sale adalah : pisang ambon, Untuk keripik         pisang manis dapat ditambahkan gula pasir halus
pada keripik yang sudah digoreng.
2. Pemberian rasa pedas dapat dilakukan bersama-sama dengan pemberian gula halus.

B. Analisa SWOT

 Strenght---> Menyajikan makanan yang berkualitas tinggi dengan menggunakan bahan-bahan                             alami.
 Weaknesses---> Kurangnya publikasi tentang makanan tradisional sehingga banyak orang yang                                 tidak mengetahui makanan tradisional daerah sendiri.
 Opportunities---> Makanan tradisional banyak di buru sebagai buah tangan.
 Threats---> Munculnya makanan-makanan dari luar negeri yang menyebabkan makanan                                     tradisional semakin sulit di jumpai.

C. Perhitungan Biaya
• pisang ambon = Rp. 10.000
• tepung beras = Rp. 4.500
• tepung sagu = Rp. 4.500
• vanili = Rp. 2.000
• gula pasir = Rp. 3.000
• Minyak goreng = Rp. 6.000
• Pelastik Kemasan = Rp. 5.000
JUMLAH TOTAL = Rp. 35.000

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pisang merupakan makanan khas dari Jawa Barat. Mayoritas buah pisang dijual dalam bentuk masih buah pisang asli belum diproses lebih lanjut. Hal itu menjadikan nilai tambah dari budi daya pisang belum optimal, di samping itu sering terjadi kerusakan buah pisang karena tidak langsung laku terjual atau menunggu kenaikan harga.
Sale pisang adalah makanan hasil olahan dari buah pisang yang disisir tipis kemudian dijemur. Tujuan penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air buah pisang sehingga pisang sale lebih tahan lama. Pisang sale ini bisa langsung dimakan atau digoreng dengan tepung terlebih dahulu. selain itu, saat ini sale pisang mempunyai berbagai macam rasa seperti rasa keju. Saat ini, produksi pisang sale sudah menembus pasar internasional.
Saat ini para konsumen dari luar kota dalam membeli sale pisang belum dapat dipenuhi oleh industri yang saat ini ada, sehingga sering terjadi para konsumen kesulitan mendatkan saleh pisang seperti yang diharapkan. Dari hal di atas dapat disimpulkan bahwa bisnis pembuatan sale pisang masih sangat memungkinkan
tanpa merusak keseimbangan pasar yang sudah ada.

buka mesin jahit : http://denyhendrawansaputra.blogspot.com/2014/12/contoh-analisa-swot-makanan-tradisional.html

Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang gambar prakarya dan analisa

, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang     Cara Membuat Patung Dari Bubur Kertas Koran Bekas - Prakarya

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.


0 komentar:

Post a Comment