, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

DESAIN TEKSTIL

DESAIN TEKSTIL

Secara etimologi,’tekstil’ berasal dari  kata “textile”, (bahasa inggris),berasal dari kata “ textile(latin) yang merupakan kata benda dari textere, yang artinya menenun. (Engel-wood Cliffs;1972;590). Tekstil menurut pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah barang tenunan seperti cita, kain putih;bahan pakaian;pabrik tenun. Tekstil berfungsi sebagai alat penutup, alat pelindung dari cuaca, gigitan binatang dan lain sebagainya.. Namun dengan semakin majunya teknologi dan ilmu pengetahuan, tektil tidak hanya digunakan untuk penutup tubuh saja melainkan nilai keindahan bagi si pemakai.
    Tekstil adalah bahan yang paling dekat dengan kita dalam kehidupan sehari-hari, terlihat dari busana yang biasa digunakan oleh kita. Seperti diketahui penggunaan tekstil atau kain tidak saja digunakan untuk keperluan busana, secara umum peranan tekstil  dapat digolongkan dua kategori, keperluan sandang dan non sandang. Adapun keperluan sandang jelas melibatkan mode, fungsi, karakteristik bahan.
Tekstil    Busana adalah berbagai jenis material yang dikenakan oleh manusia pada tubuhnya (Glorier, 1984:378). Kebanyakan orang dalam busana mengutamakan penampilan yang dapat menambah keindahan serta terlihat menarik atau sesuai dengan mode saat itu. Pada umumnya setiap orang memerlukan busana untuk (5) macam kesempatan (Tien Hartini Sulaeman, 1991: 20-25). Faktor-faktor penting yang membedakan busana dengan berbagai kesempatan ini adalah pemilihan desain, bahan, penyelesaian atau hiasan dan perlengkapan busana.
Adapun ciri-ciri dan syarat busana seperti diuraikan berikut ini:
•    Busana Rumah
Adanya anggapan bekerja di rumah tidak perlu mengenakan busana yang baik karena akan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Desain busana untuk bekerja di rumah dibuat sederhana, harus mudah dicuci, rapi, mudah dikenakan saat bekerja, mudah menghisap keringat, karena itu digunakan bahan dari serat kapas
•    Busana Pesta
Untuk bekerja di kantor hendaknya memakai busana yang sederhana, dapat memberikan ketenangan ketika bekerja. Penggunaan hiasan sebaiknya jangan terlalu berlebihan. Jenis Busana tailored lebih sesuai, mudah pemeliharaannya. Bahan yang terbuat dari serat kapas, campuran serat kapas dan serat  sintetis (tidak mudah kusut), rayon dan sutera.
•      Busana Pesta
Untuk pergi ke pesta diperlukan busana yang sifatnya lebih formal, busananya dibuat dari bahan  berkualitas baik dan lebih terlihat sangat istimewa.


1.1.    Busana menurut Jenis Kegiatannya
•    Busana sehari-hari , yaitu busana yang dipakai sehari-hari pada saat kita ke sekolah, rumah, kampus termasuk ke tempat kerja. Ciri dari busana sehari-hari adalah kesederhanaan dalam bentuk corak, warna karena tujuannya adalah praktis untuk berbagai macam kegiatan.
•    Busana Khusus, yang tidak dapat digunakan untuk busana sehari-hari, seperti untuk upacara, busana pesta, busana nasional dan seragam.
Penggolongan busana dimaksudkan agar apabila ingin memakai busana dapat diketahui apakah sesuai atau tidak dalam memilih busana yang akan dipakai. Penggolongan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
•    Busana menurut golongan ; busana luar dan dalam
•    Busana menurut jenis kelamin ; pria, wanita, anak-anak
•    Busana menurut waktu;pagi, siang, sore, malam
•    Busana menurut penampilan; Adi busana, Ready to Wear, konveksi
(Ariffah.R.1991:10)
Menurut James (1969:7) busana bila dilihat dari fungsinya secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
•    Fungsi Fisik, sebagai penutup aurat dan bagian tubuh lainnya dengan konsep tertentu agar memungkinkan keleluasaan bergerak pada pemakainya juga sebagai pelindung tubuh dari pengaruh alam
•    Fungsi Psikis, keyakinan diri seseorang dalam bersosialisasi sebagai dukungan moril bagi pemakainya
•    Fungsi Simbolik, menggambarkan identitas pemakainya yaitu menggambarkan status dan kedudukan dalam masyarakat
•    Fungsi Estetis, unsur keserasian bagi tubuh pemakainya

1.2.    Fungsi Busana
Menurut buku yang berjudul The Second Skin karangan Horn, Marylin. J dan Louise M. Gori, dikatakan bahwa terdapat empat(4) teori yang menguraikan fungsi busana, yaitu:
1.    Teori Sopan Santun (Modesty Theory)
Berpegang pada ajaran agama dan budaya. Bagian tubuh yang ditutupi oleh busana antar satu kelompok budaya yang berbeda tergantung pada jenis kelamin, usia, dan faktor situasional.

2.    Teori Ketidaksopanan (Immodesty Theory)
Menurut teori ini busana bukanlah menutupi tubuh, justru untuk menonjolkan bagian tubuh yang ditutupi busana tersebut.
3.    Teori Perlindungan ( Protection Theory)
Busana yang digunakan bertujuan melindungi diri dari hal yang bersifat fisik maupun bersifat psikologis.

4.    Teori Keindahan ( Decorative Theory)
Disebabkan setiap orang memiliki dorongan untuk mengungkapkan rasa seninya untuk menghias tubuh dengan busana atau benda lain yang bertujuan sebagai berikut:
-    Daya tarik seksual
-    Thropysme( memperlihatkan kekuatan, keberanian, keperkasaan, keahlian)
-    Terorisme ( menghias tubuh untuk menimbulkan rasa takut kepada orang lain atau musuh yang bersifat nyata atau supranatural)
-    Totemisme ( membawa keberuntungan atau perlindungan terhadap si pemakai)
-    Identitas:
a.    Status, menyatakan social, ekonomi, martabat dalam masyarakat
b.    Pekerjaan, menampilkan cita rasa bisnis, profesionalisme, loyalitas
c.    Agama, dimudahkan terhadap pemeluk agama lain
d.    Keanggotaan, Pramuka, Seragam Kantor, Polisi, Pemaam Kebakaran

1.3.    Desain
    Desain merupakan suatu potongan, konstruksi, pola bentuk atau rancangan yang divisualkan ke dalam suatu bentuk tertentu. Desain yang berada dalam lingkup ilmu tekstil disebut sebagai desain tekstil. Desain tekstil akan divisualkan ke dalam bentuk kain atau model pakaian, yang mempunyai dua macam teknik pembuatannya, yaitu:
1.    Desain Struktur (Structural Design), merupakan pembuatan desain dengan cara mengolah struktur atau konstruksi kain pada saat kain dikerjakan; seperti tenun dan rajut.
2.    Desain Permukaan ( Surface Design), merupakan  pembuatan desain di atas permukaan kain dengan cara-cara tertentu, seperti printing, batik, ikat celup dan sebagainya
    Selain dua teknik pembuatan desain diatas, terdapat pula teknik pembuatan dengan memadukan keduanya, yaitu struktur dan permukaan kain sehingga terciptanya suatu perpaduan dengan pola dan konsep yang menarik. Jasa desain saat ini sangat diperlukan dalam bidang apapun dalam kehidupan masyarakat. Desain sendiri telah mempunyai suatu pangsa pasar di dalam masyarakat.
    Perancangan Desain adalah menterjemahkan keinginan konsumen mengenai desain yang akan diwujudkan dan diproduksi. Masalah desain berhubungan dengan pertimbangan utama pemasaran dan keindahan. Segi praktis berhubungan erat dengan proses produksi, dan pemasaran, segi etis berhubungan erat dengan corak, motif, gaya yang berasal dari  proses kreatif desainer.
    Desain tidak hanya sekedar membuat sesuatu yang baru dan dapat dipasarkan, tetapi juga mempunyai konsep tertentu sehingga dapat diterima oleh masyarakat banyak dan dipahami.Artinya dalam membuat desain, desainer harus mempehatikan :
1.    Observasi/ pengamatan  ataupun penelitian terhadap obyek yang akan didesain ( proses kerja,hambatan produksi, produksi, hasil produksi)
2.    Wawancara terhadap pihak-pihak yang akan membantu kelangsungan dari Desain yang akan diwujudkan
3.    Literatur mengenai  konsep desain sebagai pertanggungjawaban Desain itu sendiri
4.    Pembuatan Desain
5.    Sistematis Produksi dari Karya Desain
6.    Presentasi Karya Desain
    Proses desain terwujud setelah melalui beberapa tahapan, mulai dari ide, penuangan ide, pengujian, manufaktur dan pemasaran. Pada tahapan tersebut tercipta pula inovasi teknis, inovasi system produksi, inovasi material yang kemudian menjadi ciri khas dari produk itu. Dalam tahap awal, desainer beraktifitas sebagai perancang dan menyempurnakan rancangan tersebut untuk berguna dan diproses ulang untuk mencapai yang lebih baik.
    Dengan demikian, kreatifitas desainer berkisar pada merencanakan, mendesain, menguji, memproduksi, menjual, membangun dan memelihara dalam arti seluas-luasnya. Masalah desain pada dasarnya adalah mencari pemecahan (Problem solving). Desainer harus pula memperhatikan factor ekonomi, karena penuangan ekspresi tanpa pretense ke arah kompetisi pasar tidak berarti.
    Desain harus laku, langkah mencipta, produktif timbul karena penemuan produk, tuntutan konsumen,pemasaran, standarisasi produk, pola kebutuhan, jenis produk, dinamika pasar, pola produksi, perubahan budaya serta penemuan iptek.

1.4.    Tahap Perencanaan
1.    Sumber Ide :
-    Desain Original: desain yang dibuat berdasarkan ide desainer, tidak menjiplak.
-    Desain Copy: desain dengan mencontoh desain yang sudah ada.
-    Desain Modifikasi: desain dengan cara mengembangkan yang sudah ada.
2.    Tema :
-    Desain Geometris: terdiri dari bentuk terukur seperti kotak, garis, lingkaran.
-    Desain Abstrak: tidak mempunyai bentuk tertentu.
-    Desain Etnik: menggunakan motif budaya daerah tertentu.
-    Desain Flora dan Fauna, berdasarkan motif dunia tumbuhan dan hewan.
-    Desain Tema Khusus,yang sedang trend pada saat itu.
3.    Komposisi:
-    Desain Plain, merupakan desain dengan komposisi seimbang, bias padat atau tidak padat
-    Desain Border: 1.Desain pinggiran satu sisi (One Side Border)- komposisi motifnya pada
                            Satu sisi kain,tekniknya ke arah  panjang kain biasanya keliman.
                         2.Desain pinggiran dua sisi (Two Side Border )- komposisi motifnya ditekan
                            Kan pada dua sisi kain.
-    Desain Mirror, merupakan desain yang dibuat dengan komposisi seimbang pada dua sisi seperti pada pantulan cermin(terbalik)
-    Desain Panel, merupakan desain yang komposisisnya seimbang pada tiap sisi dan tidak terdapat pengulangan
4.    Teknik Pengerjaan:
-    Teknik Sablon: teknik pengerjaan berupa pencetakan gambar dengan screen pada kain atau
                Bahan sehingga terjadi motif yang diinginkan.
-    Teknik Bordir : teknik pengerjaan berupa jalinan motif dengan menggunakan mesin bordir
                        Pada kain atau bahan.   
-    Teknik Rajut : teknik pengerjaan pembentukan motif pada desain rajut dengan beberapa
                      Efek rajut sehingga menghasilkan detail khusus.
5.    Warna :
-    Membuat atau menentukan warna dasar; ditentukan oleh fungsi dan tujuan pembuatan.
Desain
-    Menyempurnakan  warna desain secara menyeluruh sebelum diasistensikan.
-    Pembuatan warna seri(color ways) adalah pebuatan komposisi warna lain pada desain yang sama dengan bertujuan:
1.    Untuk pedoman dalam proses uji cetak
2.    Untuk memberikan kesempatan pada klien untuk memilih warna yang disukai sesuai
Dengan permintaan pasar.
6.    Bahan yang akan dipakai sesuai kebutuhan desain (katun, polyester)

0 komentar:

Post a Comment