, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Laporan Wawancara Karya Kerajinan Batik Pendalungan

Laporan Wawancara Karya Kerajinan Batik Pendalungan

baju jahit, batik, belajar, guru, indonesia, jahit, jogja, kaos, kebaya, konveksi, kursus, kursus menjahit, les, mesin jahit, obras, private, sekolah, terbaik, usaha, yogyakarta
Laporan Wawancara Karya Kerajinan Batik Pendalungan

laporan hasil produk kerajinn tas btik - KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas prakarya dan wirausahaan yang berjudul ”KARYA KERAJINAN BATIK PENDALUNGAN” dengan baik.

Dalam kesempatan ini pula saya menyampaikan rasa bahagia dan ucapan rasa terima kasih kepada :

    Orang tua saya yang telah membiayai dan memfasilitasi saya untuk mengerjakan dan menyelesaikan tugas ini.
    Ibu Dwi novita, Selaku Guru Pembimbing atau Guru Mata pelajaran prakarya dan wirausahaan yang telah memberi saya tugas ini.
    Ibu Hj. Ani Lusiana, yang telah menjadi Narasumber dan membantu saya mengerjakan tugas ini.
    Dan Rekan-rekan yang turut membantu dalam pembuatan tugas ini.



saya menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penyusunan tugas yang akan datang.



Pasuruan , Febuari 2016

Listya Komala Wijayanti





    PRODUK YANG DIPILIH



Batik pendalungan



Batik pendalungan adalah sebuah nama dari tempat usaha yang ber lokasi di desa Pohgading, Kec. Paserpan, Kab. Pasuruan . Batik tulis Pendalungan berciri khas kombinasi pendalungan (Madura – Pasuruan).

Batik Pendalungan di bentuk sekitar tahun 2011, bertujuan untuk melestarikan budaya bangsa yang bercirikhas Pasuruan. Ibu Hj. Lusi adalah pemilik Batik pendalungan, beliau ingin membuat sebuah lapangan kerja baru bagi penduduk sekitar Pohgading. Sehigga Sebagian besar proses produksi pembauatan batik dilakukan oleh masyarakat lokal. Beliau ingin menghilangkan kesan kec. Paserpan sebagai tempatnya para penjahat, menjadi kecamatan yang kreatif .

Batik pendalungan telah berhasil membuat produk tekstil, seperti pakaian, sepatu, dan tas yang tak kalah indahnya dengan produk luar negri. Mereka telah membuat 3 jenis batik yaitu, batik cap, tulis, dan jumput. Batik Jumput pendalungan adalah produk batik terbaru dari Batik pendalungan yang mulai di perkenalkan ke masyarakat.

Batik Pendalungan memang masih baru memproduksi batik. Tetapi prestasinya tidak main-min. Beberapa waktu lalu Bati Pendalungan sudah mendistribusikan produksi batiknya ke Dubai. Dan batik Pendalungan sudah bekerja sama dengan LIPI dan UNESA.

Batik Pendalungan sudah mengikuti berbagai macam pameran begengsi. Dan hingga saat ini batik pendalungan masih mencari refrensi yang baik untuk kemajuan Batik Pasuruan di mata Dunia.



    ALAT DAN BAHAN

Alat- alat yang diperlukan:

Canting atau cap –> canting adalah alat untuk membatik , biasanya terbuat dari bahan tembaga yang ujungnya menyerupai paruh  burung sedangkan cap adalah alat semacam stempel besar yang terbuat dari tembaga.

Gawangan –> adalah tempat untuk meletakkan kain yang akan dibatik jika prosesnya adalah batik tulis. Gawangan dapat terbuat dari kayu atau bambu

Wajan –> berupa wajan kecil untuk mencairkan malam atau lilin. Wajan ini bisa terbuat dari tembaga atau tanah liat (untuk batik tulis)

Anglo / kompor kecil–> digunakan untuk memanaskan wajan (untuk batik tulis)

Malam/lilin –> malam batik terbuat dari campuran berbagai jenis bahan yang berupa gondorukem, lemak minyak kelapa, dan parafin

Bahan pewarna –> Pewarna bisa menggunakan pewarna kimia/buatan  atau dengan Pewarna alami (diambil dari kulit kayu soga, daun indigo dsb )

Proses Membuat Batik Cap, Tulis dan Jumput

Hingga kini dikenal tiga proses pembuatan batik, yaitu batik tulis, cap, dan print. Namun batik print oleh para seniman batik dan pengrajin batik lebih suka disebut kain bermotif batik. Hal ini lantaran minimnya usaha yang dilakukan dan begitu massalnya produk yang bisa dihasilkan. Sementara itu, batik tulis dan cap dianggap orisinal karena penggunaan lilin atau malam sebagai media perintang warna, hingga hampir seluruh prosesnya dengan tangan manusia.

Batik tulis dan cap juga hanya diterapkan pada bahan dari serat alami, seperti katun, sutra dan wol.

Secara umum proses pembuatan batik melalui 3 tahapan yaitu pemberian malam(lilin) pada kain, pewarnaan,  dan pelepasan lilin dari kain.

Kain putih yang akan dibatik dapat diberi warna dasar sesuai selera kita atau tetap berwarna putih sebelum kemudian di beri malam. Proses pemberian malam ini dapat menggunakan proses batik tulis dengan canting tangan atau dengan proses cap.

Pada bagian kain yang diberi malam maka proses pewarnaan pada batik tidak dapat masuk karena tertutup oleh malam (wax resist).

Setelah diberi malam, batik dicelup dengan warna. Proses pewarnaan ini dapat dilakukan beberapa kali sesuai keinginan,tergantung berapa warna yang diinginkan.

Jika proses pewarnaan dan pemberian malam selesai maka malam dilunturkan dengan proses pemanasan.

Proses perebusan ini dilakukan dua kali, yang terakhir dengan larutan soda ash untuk mematikan warna yang menempel pada batik, dan menghindari kelunturan. Setelah perebusan selesai, batik direndam air dingin dan dijemur.





    PROSES

PROSES MENDETAIL

BATIK CAP

Tidak seperti batik tulis yang proses pembuatannya menggunakan canting, pada proses pembuatan batik cap alat yang digunakan yaitu cap (semacam stempel besar yang terbuat dari tembaga) yang sudah didesain dengan motif tertentu dengan dimensi 20cm X 20cm.

Proses Pembuatan batik cap adalah sebagai berikut :



    Kain mori diletakkan di atas meja datar yang telah dilapisi dengan bahan yang empuk
    Malam direbus hingga mencair dan dijaga agar suhu cairan malam ini tetap dalam kondiri 60 s/d 70 derajat Celcius
    Cap lalu dimasukkan kedalam cairan malam tadi (kurang lebih yang tercelup cairan malam adalah 2 cm bagian bawah  cap )
     Cap kemudian di-cap-kan (di-stempel-kan) dengan tekanan yang cukup di atas kain mori yang telah disiapkan tadi.
    Cairan malam akan meresap ke dalam pori-pori kain mori hingga tembus ke sisi lain permukaan kain mori.

    Setelah proses penge-cap-an selesai , kain mori selanjutnya akan akan masuk ke  proses pewarnaan, dengan cara mencelupkan kain mori ini ke dalam tangki yang berisi warna yang sudah dipilih.

Kain mori yang permukaannya telah diresapi oleh cairan malam, tidak akan terkena dalam proses pewarnaan ini.

    Setelah proses pewarnaan, proses berikutnya adalah penghilangan berkas motif cairan malam melalui proses penggodogan atau ngelorot.

sehingga akan nampak 2 warna, yaitu warna dasar asli kain mori yang tadi tertutup malam, dan warna setelah proses pewarnaan tadi.

Jika akan diberikan kombinasi pewarnaan lagi, maka harus dimulai lagi dari proses penge-cap-an cairan malam – pewarnaan – penggodogan lagi.Sehingga diperlukan proses berulang untuk setiap warna.

Hal yang menarik dari batik cap adalah pada proses perkawinan warna, karena permukaan kain mori yang telah diwarna sebelumnya akan diwarna lagi pada proses pewarnaan berikutnya, sehingga perlu keahlian khusus dalam proses pemilihan & perkawinan warna.

    Proses terakhir dari pembuatan batik cap adalah proses pembersihan dan pencerahan warna dengan soda.
    Selanjutnya dikeringkan dan disetrika.

BATIK TULIS

Alat untuk menulisnya atau yang biasa disebut canting terbuat dari tembaga dengan gagang dari bambu. Ujung dari canting atau biasa disebut cucuk, mempunyai lubang yang bervariasi, sehingga bisa menentukan besar kecilnya motif. Sedangkan bak penampung canting disebut sebagai nyamplung. Nyamplung ini bisa berisi cairan malam



Teknik batik tulis dilakukan dengan menorehkan cairan malam melalui canting tulis. Proses pembuatan batik tulis malam mirip seperti batik cap. . Cairan malam tetap terjaga kondisi suhunya pada 70 derajat celcius. Canting tulis mengambil cairan malam melalui nyamplung. Kemudian cucuk canting harus berlubang, sehingga perlu ditiup agar membran cairan terbuka. Setelah itu cairan malam baru dioleskan sesuai motif yang telah digambar di kain mori dengan pensil.

Jadi ringkas nya proses batik tulis :

Siapkan kain mori terbentang

Gambar sketsa motif batik yang akan dibuat dengan menggunakan pensil

Torehkan cairan malam atau warna menggunakan canting tulis secara teliti

Jika  cairan malam yang ditorehkan sudah selesai semua ,maka proses selanjutnya adalah pewarnaan, lorot malam, bilas soda, jemur, dan setrika (mirip seperti batik cap)

Proses Mendetail Pembuatan Batik Tulis



    Siapkan kain, buat motif diatas kain dengan menggunakan pensil
    Setelah motif selesai dibuat, sampirkan kain pada gawangan
    Nyalakan kompor/anglo. Taruh malam/lilin ke dalam wajan dan panaskan wajan dengan api kecil sampai malam mencair sempurna. Biarkan api tetap menyala kecil
     Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena.
    Mulailah  dengan cara ambil sedikit malam cair dengan menggunakan canting, tiup-tiup sebentar biar tidak terlalu panas, kemudian goreskan canting dengan mengikuti motif yang telah ada. Hati-hati jangan sampai malam yang cair menetes diatas permukaan kain karena akan mempengarufi hasil motif batik.
    Setelah semua motif yang tidak ingin diwarna dgn warna tertentu tertutup malam, maka proses selanjutnya adalah proses pewarnaan.Proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dilakukan dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu.Siapkan bahan pewarna di dalam ember, kemudian celupkan kainnya ke dalam larutan pewarna.Kain dicelup dengan warna yang dimulai dengan warna-warna muda, dilanjutkan dengan warna lebih tua atau gelap nantinya.
    Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.
    Setelah itu adalah proses nglorot, dimana kain yg telah berubah warna tadi direbus dgn air panas. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan lapisan lilin sehingga motif yg telah digambar menjadi terlihat jelas.Jika kita menginginkan beberapa warna pada batik yg kita buat, maka proses 3, 4, dan 5 bisa diulang beberapa kali tergantung jumlah warna yg kita inginkan.
    Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting)untuk menahan warna berikutnya .
    Dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua ,pemberian malam lagi, pencelupan ketiga dst.Misalkan dalam satu kain diinginkan ada 5 warna maka proses diatas tadi diulang sebanyak jumlah warna yg diinginkan berada dalam kain tsb satu persatu (Proses membuka/nglorot dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulangkali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan.)
    Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke campuran air dans oda ash untuk mematikan warna yang menempel pada batik, dan menghindari kelunturan.
    Proses terakhir adalah mencuci /direndam air dingin dan dijemur sebelum dapat digunakan dan dipakai.



Batik jumput

Jumputan merupakan salah satu jenis batik yang pembuatannya dilakukan dengan cara mengikat kencang di beberapa bagian kain kemudian dicelupkan pada pewarna. Oleh karena itu, sebagian orang juga menyebut Jumputan sebagai batik ikat celup.

Pada akhir semester gasal tahun ajaran 2012-2013 kelas 8 I (Putri) MTs N Babakan telah berhasil mempraktekkan teknik jumputan. Kegiatan ini menjadi media bagi mereka untuk berekspresi dan berkreasi pada mata pelajaran seni rupa sekaligus menjadi upaya untuk mengasah ketrampilan dibidang tekstil. Adapun persiapan dan tahapan mereka dalam mempraktekkan pembuatan Batik Jumputan (ikat celup) adalah sebagai berikut:

Bahan-bahan yang dibutuhkan:

    Kain berjenis Blaco, Mori prima, Primissima;
    Dua sendok Garam dan Cuka secukupnya;
    Dua liter Air untuk satu kemasan warna;
    Pewarna dan penguatnya dalam satu kemasan (Wenter ataupun Wantex).



Alat-alat yang digunakan:

    Karet gelang;
    Kelereng, Uang koin, Batu;
    Kompor;
    Bejana (Panci);
    Sendok kayu sebagai alat pengaduk;



Cara membuatnya:

    Pastikan kain dalam kondisi bersih;
    Membuat bentuk/desain motif dengan mengikat Kelereng, Uang koin, atau Batu pada beberapa bagian kain menggunakan karet secara kencang dan bervariatif;
    Rebus air menggunakan Bejana (Panci) hingga mendidih;
    Setelah mendidih, campurkan pewarna dan penguat yang berada dalam satu kemasan Wenter ataupun Wantex;
    Tambahkan garam dua sendok makan dan cuka secukupnya disertai dengan mengaduk larutan hingga merata;
    Basahi kain yang telah diikati dan dibuat motif dengan air bersih;
    Celupkan kain tersebut pada cairan warna. Bila menginginkan satu warna, celupkan seluruh bagian kain dalam larutan pewarna yang mendidih.
    Aduk dalam waktu 20-30 menit agar warna merata dan merekat kuat;
    Bila menginginkan warna lain, langkah pada no. 6 (enam) hanya mencelupkan sebagian pada cairan pewarna pertama dan mencelupkan kain yang belum terkena warna pada cairan pewarna lainnya.
    Celupkan berkali-kali sesuai jumlah warna yang dikehendaki;
    Apabila proses pencelupan warna selesai, kain diangkat dan dibilas menggunakan air dingin yang bersih;
    Kemudian sumua ikatan dilepas, kain ditiris dan dikeringkan;
    Setelah kering, rapikan dengan menyetrika kain tersebut.
    LABEL DAN KEMASAN

 

Label yang digunakan pada batik pendalungan adalah

Sementara kemasannya hanya berupa kantong pelastik yang sebagaimana biasanya banyak ditemui di pasaran.



    PEMASARAN



    Workshop
    Tempat melihat proses pembuatan batik bertempat di kediaman ibu Hj. Ani Lusiana
    Galery batik
    Tempat berbelanja cenderamata khas Pasuruan yang bertempat di kediaman ibu Hj. Ani Lusiana.
    Pameran batik

Ikut sertaan pameran batik yang di selenggarakan secara nasional maupun internasional.

    Memasok batik pada penjual lokal.
    Online

Menjual batik dengan cara membuka toko online di http://bathikpendalungan.blogspot.co.id/





    PROMOSI



Promosi untuk memasarkan Batik Pendalungan dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:

    Pameran batik

Ikut sertaan pameran batik yang di selenggarakan secara nasional maupun internasional.

    Online

Melakukan promosi di media sosial.

 

    LAPORAN KEUANGAN

Berikut merupakan data laporan keuangan pertama kali yang dimiliki ibu Hj. Ani Lusiana:

    Fasilitas dan Peralatan Produksi

PERALATAN

JUMLAH HARGA
Canting 10 buah Rp. 60.000,-
Wajan 2 buah Rp. 50.000,-
Gawangan 1 buah Rp. 20.000,-
Kompor 2 buah Rp. 600.000,-
Panci  buah Rp. 60.000,-
Pensil 4 buah Rp. 9.000,-
Tabung Gas 2 buah Rp. 200.000,-
Mesin jahit 1 buah Rp.1.700.000,-
Lain-lain Rp.500.000,-
TOTAL JUMLAH Rp. 3.199.000,-


    Bahan Baku

Bahan baku yang kami gunakan adalah:
I.     pakaian batik(kaos batik,dress batik,kemeja batik,kerudung batik,mukena dll)

Bahan Jumlah Harga
Malam 5 batang Rp. 15.000,-
Kaos polos 20 biji Rp. 200.000,-
Kain mori 20 m Rp. 140.000,-
Pewarna pakaian 1 pak Rp. 30.000,-
Bahan menjahit Rp. 100.000,-
Gas 2 Rp.30.000 ,-
Lain lain Rp. 200.000,-
Jumlah Total Rp. 715.000,-



    Proses Produksi

Dalam proses produksi usaha ini diantaranya :

    a)    Menyiapkan bahan yang akan digunakan
    b)   Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan
    c)    Memulai proses pengerjaan
    d)   Membersihkan hasil pekerjaan agar lebih baik (finishing).
    Modal / Sumber dana

            Modal yang saya gunakan yaitu dari tabungan dan investasi dari orang tua

Tabungan                          :           Rp. 10.000.000

Kerja sama pihak lain        :           Rp.   5.000.000     +

Rp. 15.000.000

ASPEK KEUANGAN

    Rencana produksi
    Jenis produk                       = Pakaian Batik (kaos,mukena,dress,kerudung dll)
    Jumlah produksi                    = 3 baju/hari = 84 baju/bulan
    Biaya tetap

Peralatan               :           Rp 700.000





    Biaya variabel
    Bahan baku                        = Rp.200.000/ minggu

= Rp.800.000/ bulan

    Biaya overhead :

– Listrik                               = Rp.100.000/bulan

– lain-lain                             = Rp.100.000/bulan          +

Jumlah                                = Rp. 1.200.000/bulan

*1 bulan kerja dihitung 28 hari

    Total Cost                               =  Rp.1.900.000
    Rencana pemasaran bulan pertama

– Harga pokok                         = total cost / jumlah produksi

= Rp.1.900.000/84

= Rp.22.619/biji di bulatkan 23.000

– Harga jual :                           = Rp.40.000

BEP  unit untuk bulan pertama



40.000 x = 23.000x+700.000+0

(40.000-23.000) x = 700.000

x = 700.000/17.000

x = 41

Maka, 41/3= 14 hari

28 hari- 14 hari= 14 hari



Jadi, untuk mengembalikan semua biaya dengan keuntungan 0 rupiah  harus terjual 41 buah sedangkan untuk menjual pakaian 41 buah itu diperlukan waktu sebayak 14 hari. Masa produksi dalam sebulan adalah 28 hari, jadi keuntungan yang diperoleh dibulan pertama ini adalah hasil dari penjualan dalam 14 hari tersebut.

Revenue 1= 14 hari x 3 x 40.000= Rp.1.680.000 kemudian, dikurangi gaji pegawai tetap sebesar 500.000 x 2 orang = Rp.1.000.000 maka,1.680.000-1.000.000= 680.000, jadi keuntungan bersih bulan pertama adalah Rp.680.000. itu jika seandainya semua biaya yang dikeluarkan ingin kembali dalam produksi bulan pertama.

 


    LAMPIRAN


batik tulis pendalungan 350.000 batik tulis pendalungan batik tulis pendalungan3 350.000 DSC_8051 DSC_8055 DSC_8056 DSC_8079 350.000 DSC_8080 DSC_8081 DSC_8082 images (2) images (6) LOGO pasuruan raya 550.000 pasuruan raya5 400.000 replika  sabet manik 550.000 satrio gandrung2 550.000 satrio panunggul harga Rp. 400.000 warna alam2 1600.000



DAFTAR PUSTAKA

Refresi Buku Kwu kelas XII

Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang  laporan hasil produk kerajinn tas btik

, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang Penyebab jahitan loncat/skip 

. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.

buka mesin jahit : https://jadikecil.wordpress.com/about/laporan-wawancara-karya-kerajinan-batik-pendalungan/

0 komentar:

Post a Comment