Seni rupa moden kontemporer indonesia
pola dasar.lengan sistem bunka berapakah tinggi puncak lengan - SENI RUPA MODERN KONTEMPORER INDONESIA
KATA PENGANTAR Puji syukur, Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat danHidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan buku ini secara tepat waktu. Semoga Bukuini bermanfaat bagi pembaca sekalian dan memberikan wawasan terutama dalam menunjangproses belajar mengajar. Penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisanbuku yang berjudul, “Seni Rupa Modern Kontemporer Indonesia” ini. Penulis menyadari dalam menulis buku ini, masih terdapat banyak sekali kekurangan-kekurangan. Atas seizin pembaca maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yangmembangun agar dapat memperbaiki karya sehingga menjadi lebih baik di masa-masa yangakan datang. Akhir kata penyusun mengucapkan semoga buku ini dapat diterima dan bermanfaat bagiseluruh pembaca. Salatiga, Juli 2012 Penulis
DAFTAR ISIKata PengantarDaftar IsiBab I PendahuluanA. Membandingkan Karya Seni Rupa Modern Kontemporer dan TradisionalB. Pengertian Seni Rupa Modern KontemporerBab II Sejarah dan Perkembangan Seni Rupa Modern Kontemporer IndonesiaA. Sejarah Perkembangan seni Rupa Modern Kontemporer IndonesiaB. Perkembangan Seni Rupa Modern Kontemporer IndonesiaC. Tokoh- tokoh dan KaryanyaBab III Aliran Seni Rupa Modern Kontemporer IndonesiaA. ImpresionismeB. EkspresionismeC. RomantisismeD. LuminismeE. AbstrakismeF. KubismeG. RealismeH. NaturalismeI. SimbolismeJ. MonumentalismeK. FauvismeL. KubismeM. FuturismeN. AbsolutismeO. EsensialismeP. ElementarismeQ. SurealismeR. DadaismeS. Neo RealismeT. Neo KlasisismeU. Post-ModernismeBab IV Apresiasi Karya Seni Rupa Modern/Kontemporer IndonesiaA. Keunikan Gagasan Seni Rupa Modern Kontemporer IndonesiaB. Gagasan Seni Rupa Modern Kontemporer IndonesiaBab V PenutupA. KesimpulanB. SaranDaftar Isi
BAB I PENDAHULUANA. Membandingkan Karya Seni Rupa Modern Kontemporer dan Tradisional Karya seni rupa terus berkembang dan mengalami perubahan seiring waktu. Meskipun pada puncak kreativitas seni rupa kontemporer ada kecenderungan kembali mengkombinasikan karya seni rupa kepada nilai-nilai kuno, itu juga merupakan sebuah perubahan seni rupa menuju ke arah yang lebih maju. Karya suatu seni rupa terlahir dari suatu lingkungan masyarakat tertentu dengan berbagai peran dan tujuan. Sebagaimana karya-karya seni yang lainnya, seni rupa pada awalnya terlahir dari suatu sistem kepercayaan masyarakat lama yang menganut paganisme, animisme, dan dinamisme. Mereka menciptakan karya-karya seni rupa, terutama patung, sebagai alat komunikasi antara manusia dengan roh leluhur mereka. Meskipun belum ditemukan bentuk tulisan pada masa prasejarah, para ahli berkesimpulan bahwa peradaban manusia telah ada pada masa tersebut. Hal ini dapat dibuktikan melalui peninggalan-peninggalan karya seni rupa yang ditemukan dan diyakini berasal dari sejarah peradaban kuno. Bangsa-bangsa di Nusantara pada zaman prasejarah dikenal sebagai penganut animisme, yaitu penganut kepercayaan terhadap roh-roh leluhur dan nenek moyang serta benda-benda yang dianggap keramat. Pada awalnya, bentuk-bentuk persemayaman roh nenek moyang tersebut diwujudkan dalam bentuk-bentuk sederhana seperti bentuk Lingga dan Menhir, yaitu tugu batu yang menjulang tinggi berbentuk lingga (tonggak batu berbentuk silinder dengan ujung tumpul). Di beberapa tempat ditemukan guratan garis-garis pada menhir yang menyerupai mata, hidung, mulut, tangan, lengan, dan kaki secara sederhana sekali. Menhir, menurut dugaan para ahli, adalah tempat bersemayamnya roh-roh nenek moyang masyarakat zaman purba. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Nusantara kuno membuat barang-barang dari gerabah yang diberi perhiasan sederhana seperti bentuk menhir, bulatan-bulatan, dan sejenisnya. Di beberapa tempat, seni rupa dan karya masyarakat yang belum modern, masih terjaga budaya seni rupa yang sepenuhnya lain dengan karya seni yang dapat kita temui padamasyarakat kita yang tentu saja lebih modern. Kehidupan nusantara memang tidak sama.
Perbedaan tempat dan lokasi dan situasimenghasilkan orang dengan budaya yang berbeda. Tak jarang kita mengalami kejutan-kejutan budaya pada waktu kita berkunjung ke suatu tempat yang lain dari yang biasa kitatempati. Seni rupa dalam hal ini, mengalami kejutan yang sama. Di beberapa tempat ritualkeagamaan masih dipegang teguh, termasuk seni rupa dan medianya, namun di tempat lainyang lebih maju, seni rupa sudah mengalami perubahan dan pengikisan.Seni Rupa Tradisional Istilah tradisional berasal dari kata “tradisi” yang menunjuk kepada suatu lembaga,artefak, kebiasaan atau perilaku yang didasarkan pada tata aturan atau norma tertentu baiksecara tertulis maupun tidak tertulis yang diwariskan secara turun temurun dari suatugenerasi ke generasi berikutnya. Berdasarkan pengertian tersebut, maka secara singkat dapatdikatakan bahwa karya seni rupa tradisional adalah karya seni rupa yang bentuk dan carapembuatannya nyaris tidak berubah diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Seni rupa tradisional adalah segala hal yang berkaitan dengan nilai-nilai suatu komunitasmasyarakat tertentu yang dijaga secara turun temurun kemurnian dan keutuhannya.Berdasarkan pengertian ini, karya seni rupa tradisional dapat diartikan sebagai karya-karyaseni rupa yang merupakan hasil budaya suatu masyarakat tertentu yang telah lama hidup dandijaga dengan baik secara turun-temurun.yang termasuk karya seni rupa jenis ini di antaranyaadalah batik tulis jenis keraton, ukuran Toraja, patung suku Asmat, dan sebagainya.
Gambar Patung Suku Asmat Bukan hanya itu, nilai dan landasan filosofis yang berada dibalik bentuk karya seni rupatradisional tersebutpun umumnya relatif tidak berubah dari masa ke masa. Bentuk-bentukseni rupa tradisional ini dibuat dan diciptakan kembali mengikuti suatu aturan (pakem) yangketat berdasarkan sistem keyakinan atau otoritas tertentu yang hidup dan terpelihara dimasyarakatnya. Dalam konteks perkembangan seni rupa di Barat (Eropa), istilah seni rupatradisional ini menunjukkan pada otoritas penguasa agama (gereja), raja dan para bangsawan.Para seniman tradisional menciptakan karya berdasarkan keinginan atau aturan yang telahditetapkan sesuai ”selera” institusi-institusi tersebut dan berlangsung dalam rentang waktuyang panjang, sepanjang kekuasaan institusi-institusi tersebut. Berdasarkan pengertian seni tradisional yang telah disebutkan di atas, kita menjumpaiberbagai karya seni rupa di Indonesia khususnya karya-karya seni kriya dapat dikategorikansebagai karya seni rupa tradisional. Banyak sekali benda-benda kriya yang tersebardikepulauan Nusantara, yang bentuk, bahan dan cara pembuatannya hingga saat ini tidakmengalami perubahan yang berarti sejak pertama kali diciptakannya. Karya-karya seni tradisiini umumnya hidup di lingkungan masyarakat yang masih kuat memegang norma atau adatistiadat yang diwariskan para leluhurnya. Perubahan umumnya terjadi pada fungsi daribenda-benda kriya tersebut yang semula berfungsi sebagai benda pakai atau benda-benda
Seni rupa moden kontemporer indonesia |
Dengan adanya informasi yang kami sajikan tentang pola dasar.lengan sistem bunka berapakah tinggi puncak lengan
, harapan kami semoga anda dapat terbantu dan menjadi sebuah rujukan anda. Atau juga anda bisa melihat referensi lain kami juga yang lain dimana tidak kalah bagusnya tentang KERAJINAN TEKSTIL
. Sekian dan kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya.
buka mesin jahit : http://www.slideshare.net/ArifBurhan/seni-rupa-moden-kontemporer-indonesia
0 komentar:
Post a Comment