Skill mumpuni komikus lokal
Skill mumpuni komikus lokal |
Skill orang Indonesia sebenarnya keren, tapi sudah telanjur kalah
duluan oleh komik luar yang langsung menarik perhatian penggemarkomik saat itu, dan akhirnya menghilang. Hal ini terjadi karena tidak
adanya upaya mengimbangi dengan promosi dan pendekatan yang
baik terhadap pembaca, misalnya, ceritanya diangkat dari kehidupan sehari-hari
yang dekat dengan kehidupan pembaca. Tapi sekarang makin banyak superhero
asli Indonesia yang muncul kembali. Kostum dan ceritanya pun lebih bervariasi,”
kata Nunus, event & activities sebuah perusahaan otomotif
terkemuka.
Meskipun sempat kalah pamor oleh komik asing pada 1990-an, kini
bermunculan bakat baru di dunia komik yang lebih matang, variatif, dankreatif. Terinspirasi oleh kesuksesan heroik luar, para komikus itu mencoba
mengikut tren superhero yang sedang digemari dan diaplikasikan dalam
karya mereka, baik dari segi kostum, cerita, maupun strategi promosinya.
Bukan hanya itu, sudah mulai banyak rumah produksi komik yang berfokus
mengembangkan dan membangkitkan komikus underground.
Beberapa karakter sudah dikenal dan menarik penggemar komik, salah
satunya Nusantaranger. Penciptanya adalah tim bertalenta, yang terdiri
atas Shani Budi Pandita, Tamalia Arundhina, Keinesasih Hapsari Puteri,
Sweta Kartika, Indra Arista, M. Bisri Mustova, dan Hendranto Pratama
Putra. Nusantaranger merujuk pada serial Jepang, dengan jagoan yang
beranggotakan lima orang yang memiliki kekuatan super.
Komikus lain, Galang Tirtakusuma, menghadirkan kisah superhero Go!
Garudaboi, yang dikemas dengan karakter serta cerita yang ringan dan lucu.
Seperti pada zaman keemasan komik Indonesia, unsur komedi tak pernah
lupa dimasukkan.
Tak ketinggalan duo partner Aswin M.C. Siregar dan Marcelino Lefrandt
menghadirkan karakter Volt pada 2012, di bawah bendera Skylar Comics.Volt adalah superhero yang memiliki kekuatan listrik. Latar cerita diambil
dari beberapa tempat di Indonesia, seperti Kota Jakarta, Kepulauan Seribu,
dan Gunung Krakatau.
“Memilih nama Volt tak berarti kami tidak nasionalis. Alasannya, kami
ingin kelak nama Volt bisa bersanding dengan superhero luar lainnya,seperti Superman dan Batman, bedanya ini karya Indonesia asli. Lagi
pula nama Volt dirasa lebih nge-blend dengan generasi zaman sekarang.
Namanya pun mudah diingat sehingga memudahkan kami sebagai komikus
melakukan pendekatan dengan generasi kini,” Aswin menegaskan.
Tak hanya ingin menarik hati penggemar lokal, go international menjadi
mimpi terbesar keduanya. Kini saatnya Indonesia menunjukkan potensi dan
karya yang belum sepenuhnya dikenal. Yang terpenting adalah kebangkitan
komik Indonesia yang mendorong komikus muda berani berkarya.
“Untuk skala Asia, Volt English version sudah mulai masuk pasar Filipina,
Singapura, dan Malaysia. Ternyata bukan hanya orang Indonesia, mereka
juga sangat antusias dengan hadirnya Volt karya orang Indonesia. Hal ini
bisa menjadi motivasi bagi kami dan komikus Indonesia bahwa kita mampu
merebut pasar internasional, tentunya dengan karya yang brilian,” Aswin
menambahka
0 komentar:
Post a Comment