Jalan Berliku Komik Indonesia
Jalan Berliku Komik Indonesia |
Jalan yang ditempuh
oleh komikus Indonesia
masih panjang dan penuh
tantangan.
”Karakter superhero
sekarang lebih
variatif, ceritanya
lebih membumi, dan media
pengenalannya juga makin canggih,
yaitu lewat online. Komik Go!
Garudaboi, contohnya, ceritanya
lucu dan diangkat dari keseharian
kita. Selalu ada kejutan dalam setiap
ceritanya, yang sukses membuat
pembaca penasaran. Selain itu,
komik ini praktis dibaca dan up-to-
date,” ujar Yudha, penulis freelancer.
Komik digital memang menjadikan
pembaca lebih praktis dan lebihcepat meng-update seri terbarunya.
Hanya hal ini bisa saja mengancam
keberadaan buku komik yang baru
bangkit dari mati suri.
“Sebagai industri yang
mengeluarkan buku komik, kami
sempat waswas. Kondisi ini tidak
bisa dihindari. Tapi hal itu tidak
membuat kami lesu dalam berkarya
dan kehilangan akal. Kenyataannya,
generasi sekarang benar-benar
memberi apresiasi yang baik
terhadap komik lokal. Ada yang baca
komik digital, tapi enggak sedikit
juga yang membeli buku komik,”
ujar Aswin M.C. Siregar dari Skylar
Comics.
Banyaknya komik yang diangkat
ke layar lebar pun menularkan trenyang sama di sini. “Sudah dua bulan
ini kami menggarap film superhero
Valentine, dengan karakter wanita
superhero, yang juga teman Volt.
Nantinya tidak hanya dua karakter
ini yang akan difilmkan. Kami
akan membuat superhero lokal
sebesar nama The Avengers. Ada
beberapa superhero lokal lain
yang sudah disiapkan. Concern
kami saat ini adalah menguatkan
karakter superhero tersebut di komik
sebelum diangkat ke dalam film,”
kata Marcelino Lefrandt, partner
Aswin, dengan antusias.
Dalam film Valentine, Marcelino
dan Aswin melibatkan aktorHollywood, Matthew Settle, yang
pernah membintangi serial HBO,
Band of Brothers dan Gossip Girl.
Hal itu sekaligus merupakan
langkah besar membawa perfilman
Indonesia lebih mendunia.
• NO. 141 • 10 - 16 JULI 2015
“Itu salah satu pendekatan kami,
supaya film ini tidak hanya ditonton
masyarakat Indonesia, tapi juga
dunia. Mengangkat karakter komik
superhero itu enggak gampang.
Sebab, pembaca mengenal
superhero kita dari komik. Tantangan
terbesarnya adalah bagaimana
film buatan kita bisa menarik
bagi masyarakat yang belum
membaca komik Indonesia,” Aswin
menambahkan.
Bukan satu-dua kali komik
superhero Indonesia diangkat kedalam film. Pada 1962, ada Si Buta
dari Goa Hantu, yang diikuti dengan
Panji Tengkorak, yang ditayangkan
di layar bioskop pada 1972. Bahkan
Panji Tengkorak pernah diangkat
ke dalam serial TV sebanyak 26
episode di salah satu stasiun televisi
swasta. Pada 1981, Gundala Putra
Petir juga diangkat ke layar lebar.
Pada 2016, film Gundala Putra Petir
versi baru akan kembali difilmkan
oleh sutradara kenamaan Hanung
“Enggak mau jadi follower,
lebih baik bikin superhero baruuntuk Indonesia yang bersifat
internasional, sekalian buat
memperkaya yang sudah ada,
kemudian difilmkan agar lebih
dikenal. Maka superhero Indonesia
makin variatif dan kreatif,” kata
Aswin
0 komentar:
Post a Comment