, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

MEMILIH BUSANA DAN AKSESORIS YANG MENARIK

 MEMILIH BUSANA DAN AKSESORIS  YANG MENARIK

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
 MEMILIH BUSANA DAN AKSESORIS  YANG MENARIK

A. Aksesoris Busana

1. Pengertian Assesories

    Assesories dalam bahasa Inggris berarti perlengkapan. Dalam dunia fashion assesories berarti benda-benda pelengkap busana, dengan demikian yang dimaksud assesoris adalah benda-benda yang dikenakan seseorang untuk melengkapi penampilan dalam berbusana supaya lebih indah penampilan busana yang dikenakan oleh seseorang.

2. Disain Assesoris Busana
didalam menciptakan disain assesoris perlu direncanakan dan dipersiapkandengan matang, agar disain yang dihasilkanberkualitas.
Kualitas disain assesoris busana dapat dinilai dari berbagai hal antara lain :

a.Nilai Fungsional
Yaitu nilai yang terkait dengan fungsi assesoris sebagai pendukung penampilan suatu busana. Kehadirannya harus dapat lebih memantapkan dan menyempurnakan fungsi busana yang dikenakan, dan bukan malah merusak penampilan

b.Nilai Estetis
Nilai estetis yaitu nilai keindahan dari disain assesoris, yang diukur dari keenakan mata dalam melihat disain yang dihasilkan tersebut karena pada umumnya manusia akan senang melihat sesuatu yang indah dan serasi , oleh karena itu perlu memperhatikan kondisi bentuk tubuh dan bagian-bagiannya, usia, dan kesempatan pakaiannya selain itu juga bentuk, ukuran, dan warna.

c.Nilai Kenyamanan Pakai (confortable)
Kenyamanan pakai biasanya sangat terkait dengan konstruksinya. Konstruksi assesoris sangat menentukan betah tidaknya seseorang dalam mengenakan produk tersebut, disain assesoris yang diciptakan dengan memperhatikan nilai argonomiknya akan enak dan tahan lama untuk mengenakannya
   

d.Nilai keamanan pakai
Assesoris busana harus aman dipakai, hal ini semata-mata untuk menghindari insiden atau kecelakaan yang harus dihindari. Contohnya, menghindari bentuk-bentuk runcing, bahan yangh mudah pecah, mudah menggores kulit

e.Nilai orisinality (keasliannya)
Disain assesoris perlu diciptakan dengan penuh kreatifitas sehingga akan diperoleh disain assesoris yang baru dan belum pernah ada, sehingga lebih menarik


f.Trend mode assesoris

Trend adalah ”kecenderungan masyarakat dalam memilih suatu mode, trend mode assesoris” artinya kecenderungan masyarakat dalam memilih suatu mode assesoris mode assesoris sering berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Perubahan-perubahan ini oleh para disainer assesoris dimanfaatkan untuk menciptakan mode-mode assesoris yang diprediksikan akan digemari masyarakat.

3. Penggolongan Assesoris Busana


    Seiring dengan lebih terbukanya kesempatan para wanita untuk bekerja di luar rumah serta semakin luasnya bidang-bidang pekerjaan wanita saat ini, makatuntutan untuk berpenampilan lebih serasi dan menarik tidak dapat dihindarkan, karena itu banyak sekali macam dan bentuk assesoris yang dibutuhkan untuk penampilan tersebut. Assesoris dapat digolongkan menurut 2 fungsional, yaitu :

1.    Assesoris Estetis, yaitu assesoris yang berfungsi memperindah penampilan diri/dandan. Misalnya ; jeneelerg (perhiasan), bandana, haed band, bresi, tusuk konde, penjepit dasi, kancing mansel, pita rambut, kelompok ini disebut assesoris estetis.

2.    Assesoris Praktis, yaitu selain memperindah penampilan diri juga mempunyai fungsi lain misalnya sebagai wadah (tas, dompet), sebagai pelindung (kaca mata, payung, topi), sebagai petunjuk waktu, jam tangan, jam liontin), sebagai tali pengikat (haret hias, cepit rambut) ikat pinggang, dan sebagai tanda pengenal diri/atribut. Atribut ini meliputi ; lencana, piant/emblin, badge, tanda pengkat/jasa/jabatan, sebagai penghayat : scart, syal dan stola, sebagai penutup belahan : peniti bersusun. Kelompok iniyang disebut dengan millineris, assesoris yang memiliki fungsi ganda ini disebut millineris.

b. Menurut letaknya

1.    Assesoris rambut dan kepala
2.    Assesoris telinga
3.    Assesoris leher
4.    Assesoris tangan
5.    Assesoris jari-jari
6.    Assesoris kaki
7.    Assesoris pinggang
8.    Assesoris mata
9.    Assesoris hidung

c. Menurut gaya atau modenya


1.    Etnik
Pelengkap ini bentuknya khas sebagai warisan turun temurun pemakainya menurut adat-istiadat daerah yang bersangkutan, dan biasanya dibuat dari logam dan bahan alam lainnya.
2.    Klasik
Pelengkap ini bentuknya sederhana, bentuk dan motifnya biasanya selalu diulang-ulang tetapi ,e,iliki konfigurasi yang menarik dan elegan dan digemari dari masa ke masa. Biasanya dibuat dari logam mulia.
3.    Populer / Modern
Pelengkap ini bentuknya lebih berfariasi, dibuat dari bahan-bahan imitasi, sintetis dan sedikit logam mulia, pamakaiannya menurut trend mode yang sedang digemari atau bebas.
d. Menurut bahan pokoknya
    Dapat dibuat dari bahan : emas, perak, platina, monel (perunggu), batu-batuan, mutiara, kerang, kayu, plastik, fiber, kulit pohin, kulit hewan, tulang hewan, tempurung kelapa dll.
e. Menurut bentuknya
assesoris busana bila dilihat dari bentuknya sangat berfariasi dan secara garis besar dapat dikelompokkan :
1.    Bentuk geometris
2.    Bentuk alam (flora, fauna, danbenda-benda di alam raya)
3.    Bentuk bebas
4.    Gabungan dari ketiga bentuk tersebut diatas
Untuk lebih jelasnya penggolongan tersebut dapat dilihat pada skema penggolongan assesoris busana.


4.  Bagaimana Sebaiknya Menggunakan Assesoris Busana ?



    Assesoris dipakai untuk menyempurnakan penampilan diri dalam berbusana, oleh karena itu kehadirannya tidak boleh merusak atau mamperburuk penampilan diri seseorang. Supaya pemakaiannya tidak berlebihan maka dapat dilakukan dengan cara meenghitung bobot dari pemakaian tersebut. Sebagai pedoman umum : siang hari 6 – 8 hitungan, malam hari paling banyak 12 – 16 hitungan. Lebih rincinya adalah sebagai berikut :

a.    Gaun / kebaya dari bahan polos 1 hitungan
b.    Subang / giwang / anting, kalung / bros, gelang / tusuk konde / jebehan, cincin masing-masing 1 hitungan
c.    Kaca mata, jam tangan, paying, topi, kipas masing-masing 1 hitungan
d.    Selendang ( tri in one ) 1 hitungan
e.    Selendang kontras dengan kebaya  hitungan
f.    Kain panjang / sarung polos 1 hitungan
g.    Kain panjang / sarung bercorak 1 ½ hitungan
h.    Gaun / kebaya bercorak meriah  hitungan
i.    1 set tas dan selop / sepatu 1 hitungan
j.    1 set tas dan selop / sepatu yang tidak sama 2 hitungan
k.    Jepit rambut / jepit kerudung 1 hitungan
l.    Ikat pinggang / sabuk  boro / epek 1 hitungan
m.    Sirkam, scarf / syal, bandana, hand band, head band masing-masing 1 hitungan
Penggunaan perhiasan menurut kebiasaan orang-orang di Negara Barat berbeda dengan kebiasaan orang-orang di Negara Timur. Di Negara barat pemakaian perhiasan (jewelerg) ; kalung, giwang, gelang dan cincin tidak selengkap di Negara Timur termasuk Indonesia. Di Barat pada siang hari yang dipakai hanya dua macam ditambah jam tangan dn pada malam hari atau acara khusus yang dipakai tiga macam saja ditambah jam tangan kecil yang indah. Apabila gaun yang dikenakan berleher tinggi atau modenya adalah penuh hiasan misalnya kerutan, jabot, ruche, boullioneren, struk keliling leher, Volant, plist, draperg, serip, rompak, manik-manik atau yang lain maka kalungpun tidak dikenakan, begitu pula jika memakai lengan panjang yang menutupi pergelangan tangan maka gelang diaggap tidak perlu dikenakan.


Yang tidak kalah penting dalam penggunaan assesoris ialah :



1.    Sebaiknya dalam satu penampilan berbusana hanya memakai satu warna dasar assesoris
2.    Warna dan tekstur tas serta sepatu seebaiknya sama atau senada
3.    Akan lebih harmonis lagi apabila warna assesoris seperti ikat pinggang, tas, sepatu/sandal dan topi senada dengan warna busananya.

5.  Perhiasan ( jewelery )

A. Pengertian Perhiasan   


Perhiasan memiliki  pengertian,, perhiasan adalah satu jenis assesoris busana yang fungsinya semata-mata untuk menghiasi diri pemakainya. Oleh karena itu pemilihannya harus cermat dengan memperhatikan bentuk, bahan, warna dan ukurannya, yang disesuaikan dengan bentuk leher, tangan, jari, dan bentuk tubuh, kesempatan dan keputusan. Benda-benda yang termasuk jewelerg ini adalah kalung, gelang, cincin, liontin, peniti hias/bros, anting, subang / giwang.
    Keserasian dan keelokan perhiasan ini makin bertambah bila penggunaan perhiasan itu tepat. Perhiasan yang terbuat dari logam mulia emas, platina, perak serta permata yang berkilau sangat cocok untuk kesempatan istimewa terutama malam hari, pada siang hari cukup perhiasan yang sederhana saja, yang tidak kalah pentingnya jika memakai perhiasan lebih dari satu macam maka bahannya sebaiknya senada atau satu nuansa, misalnya nuansanya emas maka benda-benda perhiasan lainnya juga bernuansa emas, supaya lebih harmonis dan tidak merusak penampiln diri seseorang. Sehubungan dengan itu maka dibuat suatu pedoman perhitungan pemakaian busana dan assesoris.


B. Sejarah Perkembangan Perhiasan (jewelerg)

    Manusia adalah suatu makhluk yang memiliki naluri untuk menghias diri. Menghias diri tidak terbatas pada kaum wanita saja akan tetapi kaum priapun menghias diri
    Pada masusia purba keinginan untuk menghias diri itu dipenuhi dengan membuat sendiri perhiasan-perhiasan yang dibuat dari bahan-bahan yang mudah didapat disekelilingnya, seperti tulang binatang, gigi binatang (suing), bulu binatang (burung,ayam dll), kulit kerang, kuku binatang, batu-batuan, biji-bijian dll. Dari bahan-bahan temuan sekitar (object trowes ) itu para manusia purba merangkai benda-benda itu untuk dijadikan perhiasan seperti kalung, gelang tangan, gelang kaki, perhiasan hidung telinga, bibir kepala, dada dll. Setelah melampaui masa yang panjang barulah ditemukan teknologi pengecatan logam, maka perhiasan pun dibuat dari logam, seperti perunggu, emas, dan perak serta kuningan.
    Untuk membuat perhiasan ini teknik pembuatannya ada beberapa macam yakni teknik cor lilin ( a cire perdure), teknik cinpa, teknik solder, teknik inilah yang banya dipilih untuk membuat perhiasan, teknik ini mulai berkembang dinegara-negara Asia Barat dan kemudian menjalar ke Asia Tenggara. Menurut penelitian para arkiolog pengerjaan perunggu Thailand telah berkembang pada 6000 tahun yang lalu, di Indonesia perkembangan logam belum terlalubisa, yaitu sekitar 2000 tahun sebelum Masehi.
    Sebelum orang mengenal logam orang lebih dahulu mengenal kaca. Orang-orang Mesir purba dan Mesopotania termasuk orang-orang yang ahli dalam mengerjakan gelas dan kaca menjadi maik-manik yang dibuat pada umumnya tidak transparan (opak) yang diberi warna yang sangat beragam ukurannya juga berfariasi dari yang kecil sampai sebesar bola pingpong.
    Manik-manik semacam ini diperdagangkan secara luas sampai ke seluruh Asia Tenggara termasuk Indonesia, walaupun orang-orang Indonesia juga telah menguasai tegnologi pembuatan manik-manik, namun mani-manik buatan saat itu bersifat monochromatic dari bahan batu akik, seperti obsidian dan cornedian.
    Para seniman daru Yunani Kuno telah memberikan sumbangan yang penting  bagi perkembangan yang penting bagi perkembangan yang penting bagi perkembangan perhiasan. Para seniman Yunani tersebut berkarya membuat perhiasan dengan teknik dan seni yang tinggi sejak abad ke 4 setelah Masehi teknik dan seni pembuatan perhiasan dimasa Yunani kuno ini kemudian dipelajari pula oleh orang Asia Barat sampai ke India lalu mempengaruhi juga wilayah Indonesia.
    Para ahli purbakala di Australia telah menemukan suatu kuburan kuno di daerah Halls Statt, dalam kuburan tersebut ditemukan perhiasan yang indah dan diperhiasan tersebut nampak memiliki unsure-unsur kebudayaan Yunani.
    Membicarakan masalah  sejarah perhiasan, tidak dapat tidak harus menguraikan keadaan di Prancis. Pada abad ke-13 dan 14 Masehi berkembang pembuatan perhiasan untuk raja-raja dan kaum bangsawan. Untuk pertamakainya di Perancis diundangkan bahwa orang kebanyakan tidak diperbolehkan memakai batu mulia, mutiara, ikat pinggang emas atau perak. Hal itu karena adanya monopoli kaum bangsawan dan raja-raja, pada masa ini perhiasan yang aling banyak dibuat adalah cincin, liontin, mirah maupun Mutiara.
    Perhiasan eropa dari abad ke-16 – 17 banyak dipengaruhi oleh seni patung dan seni lukis. Banyak perhiasan yang dipahat berbentuk manusia atau binatang dari bahan batu mulia, bahkan padapada abad ini mulai banyak perhiasan yang menggunakan email sebagai bahan pewarna dekorasinya. Jenis mutiarayang terkenal pada masa itu adalah mutiara barat yaitu mutiara yang bentuknya tdak teratur, yang dapat diasosiasikan sebagai benda lain misalnya mirip ayam, kerang, atau benda-benda lainnya. Pada masa itu penggunaan intan dan berlian sudah mulai nampak popular, disamping bahan-bahan seperti batu mulia dan mutiara. Di Indonesia daerah penghasil mutiara yang bagus misalnya Sulawesi, NTT dan NTB, sedangkan Martapura (Kalimantan) adalah penghasil intan, berlian, dan batu-batu mulia yang sangat handal.
    Pada abad berikutnya yaitu abad ke-18 Masehi, untuk pertama kalinya perhiasan-perhiasan dengan batu mulia dan mutiara boleh dipakai oleh kaum bukan bangsawan. Pada masa itu pembuatan perhiasan lebih berkembang karena ditemukannya teknik-teknik baru dalam bidang industri. Bahkan yang digunakannyapun lebih banyak ragamnya. Pada awal abad 18 Masehi, bentuk perhiasan masih belum berubah dari bentuk-bentuk sebelumnya, nsmun pada pertengahan abad 18 Masehi ada perubahan terjadi dalam masyarakat, akibat dari perubahan industri yang terjadi pada masa itu.
    Perubahan masyarakat ini mengakibatkan perubahan desain pakaian dan perubahan prilaku masyarakat, akibat dari itu perhiasan yang dipakaipun mengalami perubahan pada masa itu perhiasan yang popular adalah bros yang bentuknya memiliki garis-garis lengkung seperti busur panah. Lebih hebat lagi perkembangan teknologi sangat pesat, orang sudah pandai membuat batu mulia buatan (imitasi), batu-batu buatan ini kadang-kadang lebih indah dari pada aslinya. Pada akhir abad ke-18 baja mulai digunakan sebagai bahan perhiasan.
Cita rasa manusia Eropa abad 19 kembali ke cita rasa klasik berbagai bahan alternative lainpun dipakai seperti kulit penyu, kulit kayu, bahkan rambut manusia. Selain itu masyarakat mulai menyukai bentuk-bentuk capung, burung, kupu-kupu dll, awal abad 19 dan sebelumnya perhiasan dibuat oleh para pengrajin sekaligus seniman. Namun pada akhir abad 19 seiring dengan perkembangan teknologi industri, maka banyak perhiasan dibuat secara missal di pabrik, pada masa itu keindahan perhiasan bukan menjadi prioritas utama, tapi lebih ditekankan pada segi bisnis dan cepat terjual.
    Abad 20 cita rasa Eropa masih ke klasik namun yang menjadi faforit utama adalah berlian. Pada masa ini pembuatan perhiasan banyak dilakukan oleh perusahaan besar (pabrik). Tidak ada karya yang baru dank has dalam desain meskipun hasil buatannya tetap bagus, konsumen menghendaki bahwa yang dihargai dari suatu perhiasan adalah nilai intrinsiknya dari bahan, bukan seninya. Bahan-bahan untuk pembuatan perhiasan juga bertambah pada masa itu platinum mulai digunakan sebagai pengganan perat, tetapi lebih kuat.
    Abad 0 sampai saat ini telah berkembang konsep-konsep baru. Di Amerika, Eropa dan negara-negara maju lainnya mulai berkurang pemikiran bahwa perhiasan adalah kakayaan / simbol status kakayaan melainkan untuk menunjukkan mutu manusianya, watak dan sikapnya (karakteristik). Dengan demikian seniman pembuat perhiasan dapat lebih leluasa memilih bahan-bahan yang digunakan. Meskipun sebagian masyarakat sudah mulai berubah pandangannya terhadap perhiasan namun sebagian masyarakat unia masih berfikir seperti pola lama. Dengan demikian sampai sekarang ada dua aliran, pertama ialah perhiasan yang dibuat oleh perusahaan/industri di buat masal dijual tanpa mempedulikan siapa pembuatnya. Yang kedua ialah perhiasan yang dibuat oleh seniman dengan tujuan menemukan hal-hal baru dalam bentuk dan bahan, manekankan pada sisi mutu seni bentuk desainnya. Sampai sekarang kedua golongan perhiasan itu masing-masing berkembang terus dan masing-masing mempunyai peranannya sendiri-sendiri.
    Bagaimana di Indonesia ? sampai saat ini masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa perhiasan dapat digunakan sebagai status kekayaan si pemakainya. Meski sebagian juga ada yang memilih perhiasan dengan memperhatikan mutu seninya.

6.  Pemilihan Aksesoris

A.    Pemilihan Kalung


    Pemilihan kalung supaya dapat manambah kaindahan penampilan diri seseorang perlu mempertimbangkan bentuk leher. Bentuk leher yang jenjang (panjang dan ramping) dapat memilih kalung yang butiran-butirannya besar dan disusun pendek atau sedang panjangnya. Kalung coker ( pendek dan menempel di leher) juga dapat menonjolkan kejenjangan dan kebersihan leher yang elok. Bentuk leher yang pendek dapat memilih kalung yang butiran – butirannya kecil dan disusun panjang atau butir – butirannya berangsur besar dibagian tengah. Sebaiknya leher pendek tidak mengenakan kalung coker karena akan dapat berkesan mengurangi panjang lehernya sehingga kurang enak dipandang. Pemilihan kalung ini kadang – kadang juga perlu memperhatikan dandanan rambut dan kepribadian. Potongan rambut biasanya disesuaikan dengan bentuk muka. Dengan demikian pemilihan kalung yang benar dan baik diharapkan dapat menutupi kekurangan bentuk muka dan leher dan menonjolkan keelokannya. Kalung : hindari kalung rantai berukuran terlalu besar dan tebal. Pilihlah kalaung  yang tidak terlalu pas di leher  dan padukan dengan liontin  menjuntai atau berbentuk oval.

    
Aksesoris kalung atau kalung gelang sangat di perlukan dalam penampilan seorang wanita,

untuk itu berikut saya jabarkan tips – tips memakai aksesoris gelang kalung menurut saya :

Model Rambut

Jika model rambut diangkat ke atas dan leher kelihatan, maka pilihlah aksesoris kalung yang menjuntai atau gantung. Jika model rambut tergerai menutupi kuping pilihlah bentuk aksesoris kalung gelang tempel.

Model busana

Model kerah akan sesuai dengan model kalung gelang tempel tidak menjuntai. Sedangkan model busana yang tanpa kerah atau off shoulder akan seksi dengan kalung etnik yang menjuntai jantuh. Pilihlah bahan baju yang mendukung penampilan. Jika busana sudah banyak detail payet atau kristal hindari gelang kalung yang gemerlap. Pilih yang simpel namun berkelas. Pilih juga bahan baju yang pas. Sebaliknya jika busana terlihat polos dan flat maka kenakan aksesoris kalung gelang yang gemerlap dengan detail kristal yang menawan.

Bentuk lengan
Jika lengan Anda agak berisi hindari mengenakan kalung atau gelang yang lebar dan tebal. Pilihlah gelang ataukalung yang simpel namun sesuai dengan busana atau penampilan. Sebaliknya jika lengan terlalu kurus hindari memilih kalung etnik yang tipis, namun juga jangan terlalu tebal. Anda bisa mengenakan aksesorisgelang tipis beberapa lapis sehingga lebih terlihat berisi.Model Busana: Jika busana berlengan hindari mengenakan aksesoris gelang yang tebal, bercorak atau detail berlebih. Sebaliknya jika tanpa lengan maka kenakan gelang yang lebih menonjol. Bisa menonjolkan bentuk gelang, corak atau detail gelang. Hindari menggunakan jam tangan pada sisi lengan yang sama dengan gelang. Sebaiknya hindari jam tangan, atau pilihlah jam tangan yang kecil di penjual aksesoris. Dengan demikian fokus perhatian pada lengan tidak terlalu banyak. Jika busana Anda lengan panjang, maka sebaiknya jangan membeli gelang di toko penjual aksesoris.

Agar tidak salah memilih bentuk Kalung Wanita, maka sesuaikan kalung yang akan di kenakan:


Bentuk leher
Leher pendek: hindari Kalung Wanita, Kalung Etnik berbentuk choker. Sebaiknya kenakan yang sedikit menjuntai, dengan lilitan yang tidak terlalu banyak.
Leher jenjang: lebih bebas mengenakan Kalung model apa saja. Lebih gaya lagi jika menggunakan dua atau tiga lilitan, atau dengan gandulan besar sebagai aksen seperti di Jual Kalung Wanita.

Model Kerah:
Kerah kemeja: aksi dengan lilitan Kalung Etnik mutiara dengan ukuran tidak terlalu besar, ataupun dengan lilitan tunggal berhias gandulan mungil.
Kerah bulat: bukan berarti tidak dapat menggunakan kalung. Anda dapat memakai yang panjang, asalkan busana yang anda kenakan tanpa motif dan tidak banyak detail. Kemben: pilihan model melilit di leher paling tepat. Anda juga bebas bereksperimen dengan bentuk dan material yang lebih mewah anda dapat lihat di Jual Kalung & Jual Kalung Etnik.

Suasana:
Formal: hindari bentuk kalung (Necklaces Handmade)yang terlalu unik dengan warna yang mencolok. Pilihlah Kalungyang terbuat dari emas atau mutiara agar terkesan lebih anggun dan klasik.

Non Formal: Anda dapat menggunakan model Necklaces Handmade apa saja sesuai kepribadian anda. Apakah Anda menyenangi gaya etnik, kasual dengan warna-warni ceria atau gaya klasik yang simpel.

B. Pemilihan gelang


    Gelang memiliki detail polos dan berukir. Ukurannya bervariasi dari yang kecil sampai yang lebar. Pemakaian gelang ada yang di ujung lengan ada pula yang di pangkal lengan. Jumlah yang dikenakan biasanya ada yang satu lingkar ada yang lebih. Gelang digunakan untuk menghiasai lengan tangan. Ada 2 macam lengan tangan yaitu :
a.    Lengan tangan yang kecil
b.    Lengan tangan yang besar     
Lengan tangan yang kecil kesannya lebih panjang daripada lengan yang besar. Lengan yang panjang dan kulitnya terawat dengan baik akan semakin indah bila diberi perhiasan gelang yang lebar atau banyak. Karena akan menambah kesan memendekkan. Gelang yang ukurannya kecil dan manis dalam desainnya lebih berkesan indah daripada beberapa buah gelang yang ukurannya lebar.
     
C. Pemilihan cincin 
    Cincin dikenakan di jari – jari untuk menambah kesan indah dan cantik. Kadang – kadang cincin juga dipakai sebagai ungkapan rasa atau ikatan cinta dari yang memberinya. Cincinnya digunakan pada jari manis saja. Pemakaian yang berlebihan akan berkesan mengurangi kecantikan jari manisnya. Untuk sehari – hari sebaiknya memiloih cincin yang bentuk dan ditailnya sederhana, dan jangan terlalu besar. Cincin yang bertahta permata dengan ukuran besar dan banyak sebaiknya hanya dipakai pada acara khusus saja. Cincin yang bentuk desainnya panjang – kecil, manis dan banyak akan menambah kesan cantik ( panjang dan kecil ) pada jari – jemarinya. Sebaliknya cincin dengan bentuk lebar dan banyak akan menambah kesan gemuk.
   


D. Pemilihan subang/giwang
    Subang atau giwang adalah salah satu jenis hiasan telinga yang melekat pada telinga, bentuknya lebih pendek dari pada anting. Bahannya bervariasi, dari plastik yang berwarna warni sampai logam mulia dan batu permata. Ukurannya juga macam – macam, ada yang besar/lebar, sedang dan kecil. Pemilihan subang atau giwang ini perlu memperhatikan bentuk muka. Bentuk muka ada 4 yaitu :
    a. Oval/lancap   U / sempit
    b. Bulat              O
            c. Segiempat   
    d. Jantung hati
    Bentuk muka yang cenderung sempit sebaiknya memilih subang/giwang yang ukurannya sedang atau besar/lebar supaya menampakkan keindahannya. Sedangkan bentuk muka juga cenderung besar/lebar sebaiknya memilih subang yang kecil sampai sedang, supaya bentuk mukanya tidak terlalu berkesan bertambah besar. Subang /giwang yang terbuat dari permata yang mahal dan berkilauan cocok untuk menghadiri acara khusus/istimewa saja. Untuk sehari – hari sebaiknya yang sederhana saja. Bagi orang Indonesia yang dianggap wajar dan terkesan elegan jika satu telinnga cukup satu subang saja.

E. Pemilihan anting – anting
    Anting – anting juga merupakan salah satu jenis perhiasan telinga seperti subang/giwang namun bentuknya menguntai panjang, anting yang panjang lebih cocok dipakai anak – anak remaja. Wanita dewasa lebih baik memilih anting yang panjangnya sedang. Orang tua kurang cocok memakai perhiasan telinga bentuk anting karena pemakaian anting akan berkesan lincah dan dinamis.
Anting – anting bermata mutiara menjadi favorit wanita dewasa karena akan memberikan kesan romantis dan anggun ( elegan ). Untuk kegiatan sehari – hari pilih anting yang sederhana. Untuk rekreasi ke laut akan lebih aman jika memakai  dari bahan plastik/imitasi. Yang perlu diperhatikan lagi anting cocok untuk muka yang lebar/bulat atau persegi.
WAJAH HATI
Anting : sebaiknya hindari pemakaian giwang (anting tusuk) atau anting berbentuk segi tiga karena akan semakin mempertegas bentuk wajah hati yang runcing. Pilih  anting  model bulat atau melebar ke bawah, dengan  design sedikit ‘berat’.
Kalung : pilih kalung dengan desig tebal dan bulat seperti choker agar  perhatian lebih  terpusat  pada bagian leher , hindari kalung  berbentuk V karena akan ‘menyaingi’ bentuk wajah.

WAJAH OVAL
Anting : tidak ada batasan buat si pemilik  wajah oval dalam memilih  aksesoris. Tapi penggunaan  aksesoris  perlu disesuaikan  suasana dan busana yang dikenakan.
Kalung : pemilik  wajah oval juga bebas memilih model kalung. Tapi jangan lupa sesuaikan  ukkuran anting atau giwang  dengan kalung.
WAJAH BULAT
Anting : pilih anting sedikit meruncing pada bagian  bawah atau anting  menjuntai  dengan bandul  berayun.  Biar penamplan lebih chic, pilih anting  berbentuk oval  atau persegi  panjang.
Kalung : pilih kalung dengan  design  panjang  bertumpuk  atau  berbentuk  V  dengan diameter sekitar 70 – 80. Hindari choker yang membuat wajah akan terlihat  lebih ‘penuh’  dan bertambah bulat.
WAJAH PERSEGI
Anting : pilih anting berbentuk bulat dengan desain penuh dan  aksen beads atau kristal panjang menjuntai. Agar garis-garis tajam pada wajah terkesan lebih lembut , hindari anting atau giwang bentuk geometris dengan desain terlalu kaku.

           
F. Pemilihan peniti susun
    Peniti susun dahulu dipakai sebagai pelengkap busana menikah atau busana daerah ( kebaya ), berfungsi sebagai penghias sekaligus penutup belahan busana. Namun akhir – akhir ini berkembang sebagai assesoris blus terutama blus yang modenya bergaris kebaya atau hiasan kerudung muslimah. Bahannya bervariasi dari plastik sampai logam mulia bertatalkan batu permata. Peniti susun yang tidak terlalu besar/lebar akan berkesan lebih manis yang penting penitinya dipilih yang kuat dan kokoh, supaya tidak mudah lepas.   

G. Pemilihan bros
    Bros merupakan salah satu pelengkap busana yang sering digunakan sebagai center of interest atau pusat perhatian dalam berbusana. Oleh karena itu bros biasanya memiliki desain yang menarik. Dibuat dari bahan logam mulia, manik – manik atau batua – batuan yang mahal, dan juga aneka tekstil. Ukurannya juga bermacam – macam, bros bisa disematkan/dipakai di bagian dada, pinggang, panggul, dan bahu. Untuk memiliki bros perlu memperhatikan nuansa busana yang dikenakan dan bentuk tubuh. Bentuk tubuh yang besar/gemuk lebih baik pakai bros yang ukurannya kecil sampai sedang dengan memperhatikan letak bros. Bros yang nuansanya romantis baik untuk pelengkap busana yang bernuansa feminim. Bros yang disusun dengan nuansa bunga – bunga disebut corsage.
 


H. Pemilihan atribut dan pint
    Atribut/pint, selain untuk hiasan busana juga lebih sering untuk menunjukkan identitas diri. Berbeda dengan assesoris yang lain, atribut dibuat dengan ketentuan – ketentuan berlaku subtitusi yang bersangkutan. Bentuk, warna, lambang, serta tulisan yang ada didalamnya memiliki makn/arti dan tujuan dari instansi tersebut. Sedangkan Pint sifatnya lebih tidak formal, sering digunakan oleh para remaja/pemuda misalnya pint-pint yang bergambar zodiak (bintang). Inisial nama (singkatan nama), bintang idola (public figur), lambang-lambang percintaan (bunga, jantung hati) dan lain-lain.Berikut contoh-contoh desain pin:


I. Pemilihan hiasan rambut dan sanggul

    Hiasan sanggul ada yang bernuansa etnik (misalnya = jebehan, tusuk konde, sendok mentul, sisir mleti, centhong, ceplok, usus-usus melati, sisir gunungan, roncetan sri taman, harnal melati/teplok dan gajah ngolong. Ada juga yang bernuansa populer/modern seperti bando, tiara, sirkam, jepit rambut, karet hias, head band.
    Hiasan sanggul yang bernuansa etnik dulu dikenakan untuk melengkapi sanggul/konde tradisional dalam upacara khusus karena masing-masing memiliki makna yang sangat luhur. Namun perkembangan saat ini hiasan sanggul tersebut sering digunakan pula untuk pelengkp gaun ala barat dengan bentuk yang dimodifikasi. Oleh karena itu dalam memilih hiasan rambut atau sanggul dapat disemaikan dengan nuansa dan bentuk sanggulnya, serta busana yang dikenakan.


   
    
         

J. Pemilihan Tas
    Tas merupakan salah satu millineris yang sangat populer. Dilihat dari jenisnya ada tas punggung, tas pinggang, tas jinjing dan tas tangan. Tas sangat banyak variasinya baik dilihat dari bentuk, ukuran warna, bahan maupun kekuatannya sebagai patokan dalam memilih tas perlu memperhatikan ; kesempatan pakai, usia, bentuk tubuh, serta kepribadian diri. Kami perempuan masa kini yang sibuk dan banyak memiliki mobilitas tinggi serta aktifitas yang tentunya membutuhkan tas yang mampu menampung berbagai benda yang dibutuhkan dari pagi hingga malam hari. Selain itu kami perempuan masa kini juga memiliki aktifitas yang sangat banyak dari belanja ke pasar sampai memimpin suatu departemen bahkan menjadi kepala negara. Untuk memenuhi kebutuhan itu semua maka produsen tas menawarkan tas dengan berbagai macam bentuk/gaya, ukuran, bahan dan warna tas. Untuk yang sibuk di kantor dari pagi sampai sore hari, pilihlah tas yang modelnya klasik dari kulit atau bahan sintetis dengan warna yang pantas untuk berbagai kesempatan misalnya beige, abu – abu, maroon, hijau tanah. Selain itu pilih tas yang banyak bagiannya karena dapat sebagai wadah. Untuk kesempatan istimewa misalnya pesta malam hari tas tangan kecil warna hitam, atau emas, yang senada dengan sepatunya akan terlihat lebih elegan. Sedangkan pesta siang hari bisa memilih yang bentuk sederhana dan ukurannya sedang dengan warna yang senada dengan warna gaunnya. Tas untuk remaja bentuknya lebih funky, warna – warnanya meriah, dan ukurannya bervariasi. Tas pinggang menjadi favoritnya. Tas pinggang tidak pantas untuk ke pesta, tetapi lebih pantas dipakai untuk bepergian atau beraktifitas sehingga semua keperluan dapat diletakkan di satu tempat.
    Sepatu dan tas tidak perlu sama warna tetapi tetapi harus senada atau menyatu bahan dan warnanya. Tas dari kulit dapat digunakan bertahun tahun asal dirawat dengan benar dan baik. Tas dari tekstil dan bahan alam lainnya sebaiknya dikenakan pada musim kemarau karena jika kehujanan isinya akan basah kecuali dilapisi plastik. Tas yang jatuh pada garis pinggul atau pangkal paha akan menambah kesan lebar bagian tubuh tersebut.
Tips: Memilih Tas Yang Baik

Panjang tali tas

pilihlah tas etnik sesuai dengan kebutuhannya. Jika untuk pergi ke pesta atau pertemuan yang bersifat formil sebaiknya gunakanlah tas bertali yang tidak terlalu panjang. Jika untuk bekerja atau aktifitas sehari-hari sebaiknya pergunakan tas etnik yang bertali seperti tote atau hobo.


Berat tas

tas etnik murah yang kelewat besar dan berat, akan menimbulkan gejala otot leher tegang, kepala pusing, bahkan bisa mencederai tulang punggung. Batas maksimal berat tas adalah 10 persen dari berat badan pemakainya.

Ukuran tas

sesuaikan ukuran tas etnik murah dengan kebutuhan. Jangan terlalu besar maupun terlalu kecil. Carilah tas dengan kantong tambahan di dalamnya yang berfungsi menempatkan tiap barang tetap pada tempatnya. Karena itu anda tidak perlu membongkar seluruh isi tas hanya untuk mencari dompet atau ponsel.

Memilih tas kerja yang sesuai memang sangat penting. Jangan sampai penampilan rusak gara-gara nekat membawa tas kartun model Dora dan Sponge Bob Squere Pants.

Tokoh-tokoh tersebut memang sedang tren, tapi Anda tidak perlu bersaing dengan adik atau keponakan yang masih kecil.

Berikut ini Tips memilih tas kerja yang tepat untuk Anda


1. Warna tas tidak harus sesuai dengan busana kerja. Anda bisa memilih warna turunan dari baju. Sebaiknya miliki tas kerja berwarna hitam, cokelat, putih dan satu warna favorit sebagai alternatif.
2. Warna tas kerja yang ceria bukan masalah, teruata buat Anda degnan latar belakang pekerjaan kreatif. Pilih motif rantai yang unik sehingga tidak terlihat childish.
3. Pilihlah tas kerja berdetail minimalis supaya lebih gampang dipadupadankan.
4. Lebih tepat lagi kalau model tas sesuai degnan model sepatu yang Anda kenakan. Boleh tabrak warna asal masih sesuai.
5. Tas kerja harus dapat diisi dengan dompet, agenda, ponsel, sisir, alat kosmetik dasar (bedak, lipstik, maskara) dan tisu.
6. Pilih tas kerja yang cukup besar sehingga bisa memuat dokumen Anda. Paling aman seukuran kertas A4 (21cm x 29.7cm) sehingga kalau ada file yang harus dibawa pulang dapat langsung masuk ke dalam tas. Tas kerja yang besar akan membuat tangan Anda bebas dari hal-hal kecil yang tidak penting.
7. Kalau Anda memiliki budget berlebih, investasikan satu tas kerja dari kulit yang sedikit mahal (hal ini bisa menaikan gengsi dan penampilan Anda di mata klien)



K. Pemilihan sepatu selop dan sandal
    Sepatu merupakan assesoris busana yang tidak kalah penting, karena sepatu dapat berfungsi sebagai pelindung/alas kaki dan sekaligus memperindah penampilan diri. Sepatu dapat dibedakan menurut usia, dan kesempatan pakai. Bahan utama, warna, ukuran, hak/tumit, desain sepatupun sangat beragam.
    Untuk keserasian penggunaan  sepatu maka perlu memperhatikan : bentuk betis ( leg ) dan kaki ( foot ), waktu pemakaian ( siang atau malam), kesempatan pakai ( kerja, pesta, santai, olah raga, kuliah, praktek lapangan, dll). Tempat pemakaian di dalam gedung atau di alam terbuka. Musim penghujan, kemarau ukuran dan tumit ( hak ).
    Untuk memberi kesan betis dan kaki menjadi lebih kecil dan panjang pilih sepatu yang memiliki garis – garis potongan vertikal dengan hiasan asimetais, dengan ujung sepatu berbentuk runcing. Sebaiknya untuk memberi kesan memendekkan dan melebarkan kaki pilih sepatu dengan sepatu dengan garis potong dan bentuk hiasan horisontal dengan ujung sepatu membulat atau persegi.
    Sepatu yang berwarna menyolok dengan intensitas yang tinggi, warna, luas, dan warna- warna perak yang glamour lebih cocok untuk malam hari. Siang hari pilih warna yang lebih soft, memilih sepatu yang sewarna dengan busananya atau sedikit lebih gelap akan lebih kelihatan serasi dan indah. Sepatu dengan warna – warna gelap memberi hiasan resmi dan anggun. Sedangkan untuk memperokleh penampilan yang santai atau sportif, pilih warna sepatu yang cerah, namun warna cerah tersebut hendaknya diulang lagi pada perhiasan ( jewelereg ) atau asssesoris yang lainnya misalnya kerudung/selendang, hiasan rambut, scarf dan lain – lain.
    Pumps atau sepatu tertutup dengan warna gelap atau netral sangat sesuai untuk kegiatan kantor. Mode – mode sepatu yang klasik akan dapat ‘in’ sepanjang tahun. Sepatu yang model bagian belakangnya ( tumit ) tertutup lalu bagian ujungnya terbuka, sesuai untuk kegiatan resmi di luar gedung ( di alam terbuka ). Sepatu terbuka atau sepatu sandal lebih sesuai untuk kegiatan santai. Sepatu yang terdiri dari tali – tali untuk remaja. Sepatu model lars ( menutup sampai bagian betis ) biasa dipakai sebagai sepatu khusus, misalnya musim hujan/salju ( di barat ), olah raga berkuda, mayoret drum-band, ketika mode rok mini dan midi. Selop merupakan alas kaki yang bagian ujungnya tertutup dan bagian belakang terbuka dengan hak (tumit ) rendah sampai tinggi, untuk pelengkap busana daerah atau busana santai/tidak resmi. Model ini tidak cocok untuk pelengkap busana sekolah atau kuliah. Sedangkan sandal adalah alas kaki yang digunakan di rumah atau kegiatan santai.
    Untuk kenyamanan pakai perhatikan ukuran sepatunya, pilih yang pas dengan ukuran kaki supaya tidak menganggu kesehatannya. Jangan lupa orang yang aktifitasnya lebih tinggi dan bentuk badannya besar disarankan untuk memikih sepatu yang bertumit rendah.
 


 
                   

L. Pemilihan ikat pinggang ( belt )
    Ikat pinggang selain untuk hiasan juga berfungsi untuk menahan rok atau celana. Ukuran lebar, model, bahan, dan gesper/mata ikat pinggang sangat bervariasi. Ikat pinggang dapat dibuat dari kulit, tekstil, plastik transparan, manik – manik, rantai logam, vinil, dan tali – tali dari bahan alami.
    Pemilihan ikat pinggang perlu mempertimbangkan bentuk tubuh, dan nuansa busana yang dikenakan.
    Untuk yang berpanggul besar pilih ikat pinggang yang terlalu menyolok warna dan modelnya, agar pusat perhatiannya tidak tertuju pada bagian pinggang. Bagi yang berbadan gemuk hindari pemakaian ikat pinggang yang selebar 1 – 1,5 cm. Karena besarnya ikat pinggang jadi tersembunyi, sebaiknya digunakan ikat pinggang yang ukurannya sedang yaitu sekitar 2,5 – 4 cm. Ukuran yang lebar sekali/lebih besar dari 4 cm akan berkesan lebih gemuk dan memendekkan.
    Pinggang yang terlalu ramping dan pendek juga tidak cocok memekai ikat pinggang yang terlalu lebar, karena tubuh seakan – akan ‘tertelan’ oleh ikat pinggang tersebut.
    Ikat pinggang dari bahan yang halus tidak cocok untuk gaun atau celana dari bahan denin ( jeans ) atau bahan yang teksturnya kasar.
    Ikat pinggang yang gespernya dihiasi dengan batu permata yang berkilauan sangat cocok untuk malam hari.
 
M. Pemilihan Selendang dan Scarf
    Selendang sering digunakan sebagai pelengkap busana daerah, tetapi akhir – akhir ini selendang juga digunakan sebagai pelengkap gaun malam.
    Selendang ( scarf ) biasanya dibuat dari bahan tekstil yang lembut, ringan, jatuh atau melangsan misalnya sutera, viscuve, sifan.
    Bentuknya segi empat panjang ( 200 x 40 cm ) atau segi empat ( 70 x 70 cm ) atau ( 90 x 90 cm ). Selendang atau scarf merupakan assesoris yang paling mudah digunakan untuk memberi citra busana malam. Setiap wanita dapat menggunakan selendang/scarf tanpa harus menghiraukan ukuran tubuh dan usia. Yang perlu diperhatikan adalah  masalah proporsi, maslah proporsi dapat diatasi dengan memperhatikan cara memakainya.
    Bentuk tubuh pendek gemuk cara menggunakan dibentuk memanjang, tetapai jangan melampaui garis pinggang. Sedangkan untuk tubuh yang tinggi besar panjang scarf bisa 5 – 10 cm di bawah garis pinggang.
Variasi pemakaian scarf terkadang sangat beragam, seperti gambar berikut ini
    
 

 

    Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam memilih selendang/scarf adalah warna dan coraknya, karena scarf/selendang dapat menambah gaya penampilan dan kecerahan muka si pemakai. Selendang yang bercorak dan warna – warni cocok untuk pelengkap gaun yang polos dan sebaliknya. Funsi utama selendang/scarf adalah sebagai hiasan busana.

N. Pemilihan syal dan stola
    Syal terbuat dari tekstil berbentuk segitiga, selain untuk menambah gaya busana fungsi utamanya sebagai penghangat badan. Oleh karena itu dibuat bahan yang agak tebal. Misalnya kain wol, kain plush berbulu, rajutan, kaitan dan makrame. Dengan demikian syal dipakai pada waktu malam hari. Warna syal dipilih yang serasi dengan gaun yang dipakai.
    Stola terbuat dari tekstil berbentuk segi empat panjang fungsinya sama dengan syal. Bahan yang digunakan juga sama, cara pemakaiannya juga sama yaitu dibelitkan, diselipkan, diikatkan pada leher, kepala, atau bagian badan yang lain seperti bahu atau pinggang.


O. Pemilihan kerudung dan topi

    a. Kerudung :
                Kerudung merupakan bagian dari busana muslimah. Fungsinya menutup aurat bagian kepala sampai bagian dada. Menurut perkembangan saat ini, kerudung dibuat dari bahan danbentuk yang sangat berfariasi.
    Syarat kerudung muslimah :
1.    Bahannya tidak transparan (tebal)
2.    Menutup bagian kepala dan dada
3.    Model sederhana, bersih, rapi, dan serasi dengan busananya.
Bentuk kerudung ada yang segi empat  ( 115 x 150 cm ) lalu pemakaiannya dibentuk segi tiga dan dipadu dengan topi, ada yang bentuknya bulat atau lingkaran ada pula yang segi empat panjang ( 200 x 75 cm ) atau ( 200 x 110 cm ) dipadu dengan topi bentuk ikat atau kerudung ‘bulat’
b.    Topi :
    Topi merupakan tutup kepala yang sifatnya universal. Digunakan sebagai penutup kepala untuk melindungi dari sengatan panas matahari, kadang – kadang juga hanya untuk menambah gaya busana atau penampilan saja.
    Topi dibuat dari bahan yang sangat bervariasi misalnya vilt, kulit, beledu, laken, kain, plastik, anyaman tali – tali alamiah, dll.
    Model topi juga beragam antara lain :
1.    Model coboy
2.    Model feminim/romantis/elegan
3.    Model maskulin/macho
4.    Model sport/casual/rekreasi
5.    Model militer/formal/upacara
6.    Model fantasi/funky/lucu
7.    Model etnik/natural




   
Pemilihan topi perlu memperhatikan bentuk muka, topi yang dipilih harus mrnutupi kekurangan bentuk muka/wajah. Dan bisa menambah penampilan menjadi lebih gaya dan menarik. Selain itu citra topi harus senada dengan citra busana yang dikenakan. Topi yang garis setikannya atau garis hiasannya mengarah vertikal akan berkesan memanjangkan sedangkan garis setikan atau hiasan yang mengarah ke horizontal akan berkesan luwes/feminim. Pilih topi yang sesuai dengan ukuran kepala dan kepribadian.

P. Pemilihan Kipas
    Kipas merupakan salah satu asssesoris yang mempunyai kesan feminim/romantis. Sebenarnya asal – usul kipas belum diketahui secara pasti, namun di Cina kipas sudah dikenal 500 tahun yang lalu. Ada cerita menarik dari negeri Cina tentang awal mula diciptakannya kipas yaitu : ada seorang raja Cina yang membuat sayembara, barang siapa yang dapat menangkap angin dan api dengan kertas lalu dibawa ke iastana untuk dpersembahkan sang raja maka akan mendapat hadiah yang istimewa, lalu hasilnya adalah terciptanya kipas dan lampion.
    Kipas – kipas ini dilukis dengan berbagai macam motif misalnya ular naga, bunga mawar, atau motif – motif cerita rakyat. Gagangnya diukir dengan halus dan rapi. Bentuk dan ukurannya beragam, sehingga fungsinya tidak hanya untuk penyejuk badan/tubuh tetapi juga merupakan benda seni yang bermutu tinggi, karena selalu dibawa serta, selain itu kipas dapat dimanfaatkan untuk pelengkap busana wanita.
    Di negara yang iklimnya panas seperti di Indonesia ini kipas sangat populer untuk penyejuk badan/tubuh. Tetapi akhir – akhir ini kipas hampir terlupakan, karena di kota – kota besar banyak gedung – gedung yang sudah dilengkapi dengan alat pengatur suhu udara ( Air Conditioner ).
    Kipas di Indonesia dapat dibuat dari kayu, bambu, bulu, kertas,uratan rotan, kain / tekstil, akar wangi plastik, kulit binatang dan penyu. Motif/corak/lukisan pada daun kipaas dapat menjadi cindera mata dalam bidang pariwisata, kipas tekstil dengan corak khas Yogyakarta dan Bali, kipas bordir dari Tasik, kipas sulam Aceh, kipas anyaman rotan khas NTT, dan lain – lain menjadi cindera mata yang khas daerah yang ada di Indonesia.
    Dalam memilih kipas perlu disesuaikan dengan kesempatan pakai atau citra busana yang dikenakan. Kipas untuk busana pesta dipilih yang ukurannya kecil sampai sedang, lebih indah, warna senada dengan busana yang dikenakan. Kipas dengan ukuran besar biasanya untuk pelengkap kostum panggung atau hiasan dinding.


Q. Pemilihan dasi
Dasi lebih dominan dipakai lebih dominan seorang pria daripada perempuan. Dasi dipakai sebagai pelengkap khas yang memiliki krah atau kemeja pria.
Bentuk dasi yang dikenal ada dua macam, yang pertama dasi model panjang dan dasi model kupu – kupu.
1.    Dasi model panjang
Dasi ini bentuknya memanjang dengan ujung kanan dan ujung kirinya tidak sama. Penggunaannya ditalikan pada leherdengan bagian ujung yang kecil ada dibagian dalam sedangkan bagian ujung yang lebih lebar ada dibagian luar. Usahakan panjang dasi tidak melebihi sisi ikat pinggang bagian bawah, dasi model ini memberikan kesan cerdas, terampil, formal dan profesional
2.    Dasi model kupu – kupu
Dikatakan model kupu-kupu karena bentuknya menyerupai sayap kupu-kupu, bagian kanan kirinya simetris. Dari model ini memberi kesan lebih santai dari pada dasi model panjang.
    Pemilihan dasi sebaiknya mempertimbangkan kesempatan pakainya, bentuk muka dan corak dasinya. Dasi yang tidak bercorak/polos atau bercorak geometris lebih sesuai untuk busana resmi, sedangkan dasi yang bercorak flora berkesan romantis dan akrab sehingga baik untuk kegiatan yang sifatnya semi formal.Bentuk muka yang bulat lebih disarankan memilih pemakaian dan model panjang supaya kesannya lebih panjang.
 
   
R. Pemilihan Payung
    Payung selain sebagai pelindung tubuh dari sengatan matahari atau basahnya air hujan juga digunakan untuk memperindah gaya penampilan seseorang terutama  kaum perempuan.
    Di negara barat dibedakan jenis payung untuk panas ( parasol ) dan untuk hujan ( para plu ) dibuat dari bahan tekstil yang ringan. Bahannya adalah sebagai berikut :
1.    Sutera
2.    Viscase
3.    Nylon
4.    Kertas
5.    Parasit
Pinggiran payung ada yang dihiasi dengan bordiran, renda, jimbar, dan bahkan ada pula yang dihiasi dengan manik – manik. Sedangkan payung hujan dibuat agak tebal karena bahannya perlu dilapisi karet atau plastik supaya tidak dapat ditembus air.
Pada jaman dahulu di Indonesia kaum perempuan mengenakan busana kebaya dengan kain panjang ( jarik ) dilengkapi alas kaki ‘kelom geulis’ atau selop dan payung fantasi.
Sedangkan orang – orang barat di musim hujan atau salju mengenakan busana yang dilengkapi sepatu lars dan payung hitam.
Menurut perkembangan bentu – bentuk payung dahulu tangkainya lurus tidak dapat dilipat, daun payungnya berbentuk bulat sederhana sat ini bentuk tangkainya dapat dilipat menjadi lebih kecil/penek, sehingga lebih praktis penyimpanannya.
 

 

7. Kepribadian, busana dan assesorisnya
    Memperhatikan penampilan diri, penampilan busana dan dandanan adalah sangat penting baik untuk seorang wanita maupun seorang pria. Seorang pria terlihat rapi dandanannya, penampilannya serasi, dengan pemilihan pelengkap busana yang tepat tentu adanlebih menarik, dan sebaliknya yang penting diperhatikan adalah pemakaian assesoris jangan sampai justru menganggu penampilan busana dan image seseorang.
    Pemilihan pelengkap busana yang tepat akan membantu menguatkan rasa rasa percaya diri dan kepribadian.
    Seperti apakah penampilan seseorang yang ideal ? sudah tentu ini sangat ini bersifat individual. Sebagai patokan yang penting diperhatikan adalah :
a.    Kondisi tubuh : yaitu postur tubuh, bentuk muka, warna kulit, bentuk kaki.
b.    Usia anak – anak, remaja, dewasa, dan tua.
c.    Kesempatan dan suasana pakai.
d.    Profesi atau pekerjaan seseorang.
e.    Kepribadian.
f.   
Kepribadian seseorang dapat dikelompokkan
a.    Klasik
b.    Natural
c.    Romantis ( feminim )
d.    Dramatik, canggih/sophisticalet
e.    Modis/berani
f.    Maskulin.
Untuk lebih rinciannya dapat dijelaska sebagai berikut :
1). Tipe klasik
    Penampilan umum : feminim, profesional, pandai, tenang, resmi,   konservatif modern, ramah setia.
    Penampilan detil :
        Rambut : rapi, bersih
        Rias : rapi, modern.
    Aksesori : tidak mencolok, dalam proporsi normal.
    Busana :
(a)  Garisnya sederhan, tekstur tidak keras selalu memilih busana yang awet dan tak akan hilang gayanya dari dunia model.
     (b) Bentuk rata – rata lurus. dengan ploi/pleats, tidak pernah banyak
               kerutan
     (c) Mempunyai selera dalam memilih kain yang bagus.
(d) Motif bahan biasanya  kecil atau polos. Rok and blues menjadi busana       favoritnya, senang memaksimalkan pemanfaatan busana.

2). Tipe natural
Penampilan umum : Tidak resmi, ramah, santai berkepribadian kuat, chick, sportif.
Penampilan detil :
        Rambut : sederhana, tergerai, alamiah.
        Rias : tipis dan cerah.
Aksesori : polos, kayu, potongan – potongan merjan, batu –   batuan, handycraft, hand made, etnik.
Busana :
-    sportif, casual, nyaman, serba guna, dan praktis.
-    Baju tidak pernah ketat atau penuh.
-    Menyukai motif garis atau kotak dan jeans, tidak ketat, mudah dicuci ( wash and wear )

3). Romantik
Penampilan umum : feminin, cantik, berselera tinggi, dan ada sedikit sentuhan teatrikal, mustalgik.
Penampilan detil :
        Rambut : berombak, lepas, diangkat ke atas dengan rambut yang sedikit berjuntai.
    Rias : semi panggung ( tetapi tidak keras )
    Aksesori : detil rapi, mahal.
    Busana :
-    feminin, membentuk tubuh, ekstrem tetapi lembut
-    mempunyai detil berupa kerutan lembut, draperi, warna – warni.
4). Tipe dramatik
    Penampilan Umum :
-    anggun, tenang,
-    sophisticated/canggih
-    resmi
-    menarik perhatian
-    selalu mengikuti mode
-    elegan/molek, senang menjadi perhatian orang
Penampilan detil :
    Rambut : mengikuti mode dan tidak eksklusif
    Rias : panggung ( tebal dan rapi )
    Aksesori : berani, besar, rapi, menjaga keserasian dengan sangat hati – hati.
    Busana :
-    tegas, panjang, garis lurus atau sedikit kerutan
-    berani, sedikit detil
-    menitikberatkan pinggang
-    senang belanja baju di disainer terkenal.
-    Tidak pernah takut mencoba yang baru
5). Tipe modis
    Penampilan umum :
-    Menarik perhatian
-    In pada jamannnya
-    Berani
-    Percaya diri
-    Aktif
Penampilan detil :
Rambut : ekstrim. Bila pendek akan pendek sekali, bila berombak akan berombak sekali.
Rias : keras
Aksesori : besar/mencolok, warna – warni, selalu mengikuti trend.
Busana :
-    selalu berubah
-    tidak mempertimbangkan struktur tubuh

6) Tipe maskulin
    Penampilan umum :
-    casual
-    berjiwa muda
-    pandai
-    ramah
-    tomboy
Penampilan detil :
    Rambut : pendek
    Rias : lembut
    Aksesori : sedikit, kecil, sederhana
    Busana : casual, jiwa muda, warna terang, detil sedikit, lebih menyukai celana panjang daripada gaun yang elegan.


8.    Busana dan assesoris untuk kesempatan kerja
Setelah mempelajari type kepribadian, pilih mana yang paling sesuai dengan kepribadian anda, untuk menjadi seorang wanita yang bijaksana dalam berpenampilan sesuai dengan pekerjaannya. Suatu pekerjaan dapat menentukan pemilihan busana dan assesoris kita. Ada beberapa jenis citra/warna busana/assesoris yaitu :


a.    citra karir
Seseorang yang bekerja dalam suasana resmi seperti seorang eksekutif, manajer, dan tat usaha sebaiknya selalu menampilkan “citra kantoran”. Penampilan bergaya klasik, konservatif, sangat cocok . suasana : jas, blazer, busana tailored akan sangat cocok bagi yang sudah profesional. Busana-busana two pices dan three pices dengan garis-garis lurus dari bahan polos akan dapat memberikan kesan lebih santai (suasana tidak resmi). Dandanan berlebihan atau terbuka dan warna-warna yang beragam tidak cocok sama sekali.
Assesoris : Pilih yang sederhana, tidak terlalu besar, model – model standart, jika mengenakan pakaian tailored tidak cocok memilih assesoris yang bermata intan atau berlian.
    Seseorang yang bekerja pada instansi yang memiliki aturan – aturan khusus  tentang busananya seperti angkatan bersenjata ( TNI ), dokter, pekerja laboratorium, karyawan hotel, dan lain lain dapat menyesuaikan dengan aturan – aturan uniform yang sudah ditentukan masing – masing instansiya. Uniform atau pakaian seragam biasanya dibuat dengan bebrapa kriteria seperti :
a.    Tidak menganggu gerak dan nyaman dipakai.
b.    Tidak menunjukkan identitas diri.
c.    Menimbulkan image positif terhadap pemakai atau instansinya    
     ( profesional)
d.    Sederhana dan menarik
e.    Kuat, rapi, mudah pemeliharaaanya

b.    citra santai
Seseorang yang bekerja dalam suasana santai biasanya lebih tertarik pada rasa nyaman dan praktis, kurang tertarik pada garis – garis mode/assseseris yang rumit/komkpleks/kaku dan sempit.
Busana setelan celana panjang, rok dan blues dari kemeja dan blaser favoritnya. Bahan – bahan poliester lebih banyak dipilih karena mudah perawatannya.
Assesoris : dipilih yang kecil, sederhana ditailnya.

c.    citra malam
Semakin terbukanya dunia kerja memberikan kesempatan kepada seseorang untuk memenfaatkannya baik siang maupun malam dengan keanekaragaman jenis pekerjaan.
Penampilan pada malam hari pada dasarnya boleh lebih berani, menyolok, terbuka, dan sensasional. Tetapi tetap harus dapat menjaga image positif dan profesional. Pekerja malam hari dapat berbusana seperti pada waktu bekerja siang hari. Tetapi, assesorisnya harus dipilih secermat mungkin tidak hanya sekedar memperhatikan keserasiannya tetapi juga mencakup glamour ( memberi kesan mewah )

d.    citra model ( peragawati )
Seseorang yang pekerjaannya memilih kegiatan yang kreatif dan promotif ia tidak terlihat oleh kaidah – kaidah cara berpakaian ia bebas untuk berapreasiasi, bereksperimen, dengan aneka gaya, citra, bentuk dan rupa serta tren atau kecenderungan suatu mode untuk mengekspresikan kepribadiannya dengan senang hati dan penuh rasa kebanggaan. Busan dan asssesoris yang aneh – aneh, unik, fantastis dan sensual menjadi favoritnya.



e.    citra religius
Seseorang yang dalam bekerja menggunakan busana sesuai dengan kaidah –kaidah ajaran agamanya misalnya bagi seseorang pekerja muslimah, mengenakan baju/busana muslimah, dengan ketentuan – ketentuan sesuai yang dipersyaratkan seperti menutup seluruh tubuh kecuali kedua telapak tabgan dan muka, kainnya tidak harus tebal tapi juga tidak boleh transparan, silnetnya longgar tidak pas bodi/ketat, tidak menyerupai busana laki – laki, tidak menyerupai busana orang kafir, tidak diberi wewangian, tidak untuk mencari popularitas atau sensasional.
Untuk menerapkan persyaratan – persyaratan di atas maka desainer menciptakan tren khusus untuk busana muslimah, termasuk untuk pakaian kerja, pakaian pesta, pakaian sehari – hari, bahkan pakaian olah raga dan pakaian santai.
Assesoris untuk busana muslimah biasanya dipilih yang sederhana namun indah, tidak terlalu besar, danlebih ditekankan pada fungsinya misalnya penjepit kerudung atau tas kecil dan lain – lain. Menurut citra yang seperti yang mana pekerjaan dan perusahaan atau instansi anda ?
Seseorang yang bekerja di bidang fashion, humas, public relation (PR), front office dapat berbusana lebih modis dengan asssesoris yang lengkap dan menarik dengan karyawan kantor pemda karena mereka membawa citra pekerjaan dan perusahaaanya namun apabila ia harus datang ke suatu instansi atau departemen sudah pasti ia ikut mengubah penampilannya, mungkin lebih modis atau klasik.
Guru/pendidik/pengajar yang setiap saat berhadapan langsung dengan anak didik atau warga belajar untuk menyampaikan informasi/transfer wawasan, pengetahuan bahkan ketrampilan yang sangat penting dan harus dikuasai anak didik maka dituntut penampilan yang rapi, tidak glamour, bersih, dan serasi sehingga dapat mendukung profesionalisme seseorang, guru dan tidak memecah konsentrasi siswa dalam belajar.


Busana yang dipilih sebaiknya :

    Mode
Mode sebaiknya natural, sederhana, klasik, simetris, tidak menonjolkan lekuk tubuh, dan bervariasi.
    Bahan
Untuk bahan sebaiknya polos, bercorak geometris, etnik, warna tidak menyolok.
    Detail
Jahit hias, potongan, sakoprofoil, fest, potongan garis seperti empire princes, garis pas bahu pas punggung dan kancing – kancing etnik.
    Assesoris
Dasi, sepatu tertutup berhak rendah, ikat pinggang yang senada dengan sepatu dan tas kerjanya. Kaos kaki dipilih sewarna dengan warna celana atau sepatunya.
    Make Up
Tipis dan usahakan warnanya tidak menyolok.
    Busana bercitra karir akan lebih pas atau cocok untuk wartawan, reporter, dikenal sering berbusana santai karena pekerjaanya menuntut untuk bergerak gesit dan aktif. Busana yang sering dipakai adalah T-Shirt dan celana denin ( jeans ). Namun apabila harus meliput atau menghadiri acara kenegaraan di istana atau pada acara resmi dituntut untuk berbusana formal sesuai dengan aturan protokoler yang berlaku.
    Meskipun perhiasan tersebut terdiri dari setelan ( satu set ) lengkap tidak perlu semua perhiasan itu harus dikenakan. Mode kebaya yang dikenakan juga dapat mempengaruhi pemakai assesorisnya. Untuk kebaya dengan bef dapat dikenakan perhiasan berupa :
a.    Kalung, subang, cincin, tusuk konde
b.    Bros, subang, cincin, gelang.
Untuk kebaya Kartini dikenakan :
a.    Subang, bros, cincin
b.    Subang, kalung, cincin, gelang
c.    Subang, peniti susun, cincin, dan tusuk konde.
Selendang mengikuti mode dahulu tahun 1950-an pemakaian selendang ini dilebarkan. Sedangkan sekarang cenderung dilipat kecil menjadi 2 meter X 10 meter. Ukuran kain selendang 200 X 40 cm. Bahan selendang sama dengan kain kebayanya, dapat menggunakan bahan lain dengan mengambil salah satu warna dari bahan kebayanya.
Agar penampilan dalam pesta tersebut terlihat anggun dan serasi maka bahan kebaya yang bercorak ramai sebaiknya dipadu dengan kain panjang ( jarik ) yang coraknya sederhana ( motifnya ajeg diulang – ulang seperti lereng – lereng, parang dll.) atau sebaliknya.

9.    Busana dan asssesoris untuk kesempatan resmi
Kesempatan resmi yang dimaksud adalah kesempatan menghadiri acara – acara yang formal, mengikuti aturan – aturan protokoler dan aturan – aturan yang ditetapkan misalnya menjamu tamu negara pada acara resmi seseorang pria dapat mengenakan busana nasional, setelan jas, setelan safari/baju dinas, batik lengan panjang sedangkan wanita mengenakan kebaya/lebar rapi bergaya tailored, asssesoris dipilih yang sesuai.

a.    Mengenakan kebaya + kain panjang :
Assesorisnya berupa tas kecil warna hitam, emas atau perak. Selop tumit tinggi atau sedang, berwarna sama dengan tas, perhiasan lengkap ( cincin, gelang, kalung, bros, peniti, selendang/kerudung ). Rambut disanggul konde lengkap make up sederhana tapi lengkap.
b.    Mengenakan busana bebas rapi ( tailored )
Mode sederhana, bergaris simetris, detailnya berupa jahitan hias, potongan/empire, klep ( pangkat ). Bahan polos agak tebal, bercorak geometris, warna tidak soft/ kalem, assesoris lengkap tapi sederhana, tas kecil, sepatu tertutup, mode simetris sewarna dengan tas dan bertumit tinggi. Kalau sudah mengenakan kalung tidak perlu menggunakan peniti hias atau bros. Untuk pria dasi dipilih dengan corak yang sederhana dan warnanya disamakan dengan warna jas. Sepatu kulit model sederhana kaos kaki sewarna kaos kaki atau celana, ikat pinggang dari kulit senada dengan sepatunya.

10.    Busana dan asssesoris untuk kesempatan santai
Seseorang dapat bersantai dengan bermacam – macam aktivitas misalnya rekreasi, shopping, jalan – jalan, main ke tempat teman, nonton konser musik, nonton film, nonton pameran seni atau silaturohmi ke sanak keluarga. Pada aktivitas ini seseorang ingin refreshing atau ingin mencari suasana yang menghibur untuk melepas kepenatan atau pikiran – pikiran stres, jenuh dll. Oleh karena itu busana yang menjadi favoritnya adalah busana – busana casual, T-shirt, kulot, rok dan blus pendek, longgar, nyaman dipakai, tidak mengganggu gerak, celana ¾ banyak dikenakan untuk rekreasi ke pantai.
Asssesoris dapat dipilih yang bernuansa populer, etnik, atau metalik disesuaikan dengan usia dan tempat/tujuan santainya. Rekraesi ke pantai tidak perlu menggunakan asssesoris yang lengkap, topi, kaca mata, sandal pantai menjadi piliha yang paling disukai.
 

11. Busana dan assesoris untuk  kesempatan khusus (pesta)

    Di Indonesia pesta (party) di lihat dari waktu pelaksanaannya dikenal dengan pesta siang dan pesta malam. Dilihat dari jenis pestanya macam-macam pesta perkawinan, pesta ulang tahun, pesta kelulusan, pesta khitanan, tasyakuran, ulang tahun perkawinan, pesta kelahiran anak, dan lain-lain.
    Seperti apa penampilan dalam menghadiri pesta tersebut ? sudah tentu sangat individual, sebagai patokan atau yang perlu diperhatikan adalah busana pesta mempunyai keistimewaan bila disbanding dengan busana lainnya. Keistimewaan tersebut bias dilihat dari bahannya lebih mewah, lebih halus, lebih indah/elok dan bias jadi lebih mahal misalnya sutera, cace, kain rodi brocad, thai silk, tule, organza, sifon halus. Modelnya lebih terbuka, lebih rumit, lebih berfariasi, lebih unik misalnya : bustic, back less, gaun-gaun dengan leher-leher rendah dan terbuka seperti of solder, Sabrina. Deceolette dan mode kember/kanisol, straplees, halter/jerat-jerat, dan bahan asimetris. Silnetnya memungkinkan untuk memilih silnet busana yang press body/ketat, silnet yang dipilih biasanya 1,5 Y dan L warnanya lebih menyolok dan intensitasnya punlebih tinggi, detail lebih berfariasi hiasan lebih berfariasi sepertimanik-manik, prada, border, sulaman, pita-pita, renda dll. Assesoris lengkap, sempurna, glamour, mahal (nuansa berlian), manik-manik, batu-batu permata yang berkualitas sepertizamrud, phirus, mirah, kecubung, giok, eureal, toppas, ruby, selain itu mutiar tetap menjadi faforit.
    Selain itu, untuk keserasian penampilannya tetap perlu memperhatikan :
1.    Bentuk tubuh : (tinggi besar, pendek gemuk, tinggi kurus, pendek kurus, ideal). Bentuk muka : oval, bulat, persegi, jantung hati. Bentuk leher : jenjang/panjang, pendek. Bentuk bahu : lurus, turun/serong sebelah, turun/serong. Bentuk kaki : panjang kecil, pendek kecil, panjang besar, pendek besar.
2.    Kepribadian
3.    Usia
4.    Kelompok warna : untuk pemilihan warna biasanya disesuaikan dengan waktu pakai. Warna kulit, usia, bentuk tubuh, warna dapat dikelompokkan menjadi :
    Antum (musim gugur)
Seperti warna-warna kuning kecoklatan, merah buta, hijau kecoklatan
    Winter (musim dingin)
Seperti warna yang mengandung unsure biru dan violet, ungu, ungu biru, biru, biru hujan, hijau
    Spring Musim semi)
Seperti warna ungu merah, kuning hijau, jambu, kuning kemerahan
    Summer (musim panas)
Seperti warna Merah, merah jingga, jingga, kuning jingga, kuning hijau, (warna-warna yang mengandung unsure merah dan kuning)
    Warna-warna tua atau warna-warna yang banyak mengandung unsur hitamnya cenderung berkesan mengecilkan tubuh, misalnya warna merah kehitaman, hijau kehitaman, coklat tua, biru tua, ungu tua, hitam, sebaliknya warna-warna yang cerah/muda cenderung berkasan membesarkan, seperti merah muda, kuning muda, biru muda, dll.
A. Busana dan assesoris untuk pesta malam (party night)
Busana pesta malam adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta yang waktu pelaksanaannya mulai matahari tebenam sampai waktu berangkat tidur (18 – 23 WIB). Ada beberapa jenis pesta malam
1.    Pesta malam resmi (gla party)
Pesta ini memiliki etika etika yang perlu diperhatikan oleh orang yang menghadirinya misalnya busana yang dikenakan harus rapi tidak  boleh seenaknya. Pada acara ini bisa mengenakan kebaya lengkap atau gaun yang istimewa. Kriteria busana pesta malam ini adalah :
    Mode
Dapat lebih terbuka, bisa midi, maxi, atau mini (5 cm diatas lutut). Detail dan hiasan gaun lebih berfariasi lebih glamor dan lebih menyolok, lebih berani, lebih besar dll, karena biasanya dapat digunakan sebagai Center of inleres atau pusat perhatian misalnya manik-manik, bordir, sulaman, bulu-bulu, pita-pita (stales), renda, dan novelly ornaments (benda hias yang romantik dan menarik).
    Jenis bahan
Bahan-bahan yang sesuai dengan disain yang dipilih, biasanya lebih istimewa, lebih mewah, lebih glamor dan lebih ekslusif, misalnya bahan beledu, sutera, thai silk, organsa, sifom halus, viscase, wod, organdi, tula, atau licra caton (stretch) dansebagainya.
    Warna baku
Warna hitam menjadi faforit untuk gaun pesta malam. Warna-warna dengan intensitas yang tinggi juga digemari
    Tekstur bahan
Tekstur bahan yang bagus yaitu bahan-bahan yang mempunyai tekstur halus, berkilau, tipis, jatuh, melayang, agak tebal, tekstur-tekstur istimewa seperti bergelombang, berkerenyut, bertepit, ker brintil, beralur, bila teksturnya kasar dapat ditambah dengan hiasan yang istimewa.
    Corak bahan
Corak bahan dianjurkan yang bercorak polos karena motif ini menjadi faforit, dan akan terlihat lebih formal, dan elegan (anggun). Corak atau motif berfariasi motif-motif batik juga sangat di gemari.
    Tata rambut
Mengikuti disain busana yang dipilih, rapi, akan berkesan anggun dan menarik.
Assesoris : untuk pesta malam assesoris lengkap dipilih sesuai dengan mode busana yang dikenakan. Perhiasan warna emas, permata yang berkualitas seperti mutiara, intan, berlian, emiral, mirah, phirus, merjan dapat menambah kesan glamor bentuk-bentuk assesoris ini bisa lebih berfariasi dengan ukuran sedang atau besar. Sepatu untuk pesta malam dapat dipilih yang haknya tinggi 6 – 12 cm. Tas kecil senada dengan sepatunya, selendang/scarf, untuk pesta malam bobot assesoris dan busana yang dikenakan sebaiknya tidak lebih dari 12 hitungan (cara menghitung lihat pembahasan tentang perhiasan).
2.    Busana dan assesoris pesta malam tidak resmi
Pesta ini nuansanya lebih santai dari pada pesta gala (resmi) acara dalam pesta ini biasanya tidak diatur oleh protokoler secara ketat, acara-acaranya lebih bersifat hiburan / rekreatif / silaturahmi dan kangen-kangenan.
Kriteria busana  pesta tidak resmi ini hampir sama dengan busana pesta resmi, namun bisa lebih bebas sesuai dengan selera masing-masing karena tidak diatur secara protokoler. Assesoris yang dipilih bisa lebih bernuansa unik, populer, funky dan fantastic.

B. Busana dan assesoris untuk pesta siang



        Secara umum kriterianya sama dengan busana pesta yang lainnya. Kriteria khususnya adalah sebagai berikut :
    Mode

Mode busana pesta siang sebaiknya tidak terbuka.

 Mode-mode yang lebih tertutup akan terlihat lebih santun, dan elegan. Detail dan hiasannya dipilih yang tidak berkilau, tidak gemerlap, dan tidak berlebihan. Hiasan busana pesta siang lebih sederhana apabila dibandingkan dengan hiasan pesta malam, terutama tentang bentuk, ukuran, jumlahnya.
    Jenis bahan
Bahan busana dipilih yang tidak transparan, bahan-bahan yang transparan sebaiknya diberikan pelapis. Bahan-bahan yang agak tebal dan jatuh lebih cocok. Misalnya : san watch, thai silk, viscase, batik, tenun ikat, poliester, dll.
    Tekstur bahan
Tekstur bahan sebaiknya tidak berkilauan, bahan-bahan yang teksturnya lebih lembut akan berkesan anggun.
    Warna bahan
Untuk warna bahan dapat dipilih warna dingin atau cenderung ke warna biru, hijau dan ungu. Fariasi dari warna-warna tersebut sangat banyak.
Assesoris : Untuk pesta siang assesoris dapat dipilih lebih sederhana dari pada pesta malam hari terutama bentuk dan ukurannya. Assesoris yang ukurannya kecil dan sedang akan lebih cocok. Perhiasan dari eas murni, perak, mutiara atau batu permata dan perhiasan imitasi dapat dikenakan asal ukuran dan jumlahnya tidak terlalu berlebihan. Bobot busana dan perhiasan untuk siang hari 6 – 8 hitungan. Sepatu berhak tinggi senada dengan tas/hand bag ukuran sedang, kipas yang indah dapat pula sbagai pelengkap pesta siang hari.

0 komentar:

Post a Comment