PRODUKSI BUSANA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PERIKLANAN
PRODUKSI BUSANA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PERIKLANAN |
Produksi busana, seperti juga produksi bidang lainnya merupakan
produksi barang dari produsen untuk keperluan konsumen. Setiap jenis
produksi barang, termasuk produksi busana memiliki segmen pasar atau
konsumen sendiri. Produsen barang termasuk produsen busana yang jeli
akan selalu memikirkan bagaimana cara barang produksi yang diminta
konsumen dengan bagaimana cara cepat, memperoleh harga murah, dan
pelayanan sebaik mungkin.
Siapa pun yang menjadi produsen, baik perorangan, sekelompok
orang atau suatu lembaga untuk dapat melayani konsumen sesuai dengan
keperluan, keinginan, dan selera sesuai hasil riset pasar. Riset pasar
dimaksudkan untuk dapat mengetahui, mengidentifikasi, keperluan,
keinginan, selera konsumen, potensi sosial ekonomi konsumen, trend
mode yang sedang berkembang. Dari hasil riset pasar ini dapat dijadikan
acuan untuk membuat perencanaan produksi oleh produsen. Siapapun
yang akan memproduksi busana untuk maksud dipasarkan, baik
perorangan maupun lembaga usaha produksi perlu memiliki seseorang
yang dapat meramalkan trend mode (fashion forecaster).
Fashion forecasters must do all of the following :
Decide which fashions are prophetic
Estimate which segment of the market will accept a particular fashion
Determine at what time these fashions will be acceptable to target
customers (Gini Stephen Frings, 1987 : 56).
Dengan peran fashion forecasters akan memberikan konstribusi
untuk perencanaan periklanan. Selanjutnya, selain peramal trend mode
yang sangat menentukan untuk produksi busana yang dapat diiklankan
untuk diterima oleh konsumen peminatnya, maka periklanan yang efektif
dalam bidang fashion yaitu ditentukan oleh penata busana dan perancang
busana. Dalam periklanan busana seorang penata busana dan perencana
busana sebagai kunci dalam kreasi dan produksi periklanan busana yang
efektif. Jadi, produksi busana yang dirancang dengan tepat sesuai dengan
yang diperlukan dan selera konsumen, kemudian ditata dan dirancang
untuk periklanan secara menarik untuk para konsumen akan dapat
memperluas pemasaran dan peningkatan penjualan serta keuntungan.
Produsen yang bertanggung jawab dan jeli melihat peluang, maka
produksi busana yang diiklankan dengan menarik akan sesuai dengan
realitasnya sehingga tidak mengecewakan costumer, yang berarti
produsen dengan iklan bermaksud mempermudah konsumen mendapatkan
busana dan memberikan pelayanan dengan prima.
Berkenaan dengan cara memperoleh hasil produksi yang antara
lain busana, dengan harga yang murah, pelayanan prima, dan diketahui
banyak orang, khususnya konsumen secara serempak dan cepat
diperlukan periklanan. Produksi busana berkaitan dengan periklanan,
maka produksi busana harus melahirkan model-model busana dengan
sentuhan tertentu, seperti segi modis, sentuhan warna dan atau corak,
serta hiasan yang melekat dan melengkapinya. Dengan pemanfaatan
iklan untuk produksi busana, ada persoalan menyangkut penentuan
harga. Persoalannya untuk mengiklankan barang atau busana dengan
harga tertentu yang relatif besar, padahal harga barang harus bersaing di
pasaran. Dikemukakan oleh Susan Goschie (1986 : 142) ”The budgets to
produce and publish or broadcast advertising are big”.
Dalam kaitan biaya itulah para produsen busana ditantang untuk
memasang iklan, tetapi harga tetap murah dalam arti menurut segmen
pasar atau konsumen tertentu. Dalam hal ini busana lebih ditekankan
pada kebutuhan sekunder dan tertier dari pada kebutuhan primer. Oleh
karena itu setiap pemasangan iklan busana harus dengan setepat
mungkin menduga konsumen yang akan membeli dan kemungkinan
jumlahnya. Dengan cara ini dapat dikalkulasi keuntungan yang dipetik.
Berdasarkan hal itu, selanjutnya dicari pemasangan iklan yang tepat, agar
harga iklan bila dimasukkan ke harga busana tidak mempengaruhi harga
busana yang akan dipasarkan secara signifikan, yang akan bersaing
dengan prosuden lain.
Semua kegiatan kerja periklanan, termasuk periklanan busana tidak
terlepas dari suatu proses manajemen, sehingga proses kerjanya perlu
melibatkan fungsi-fungsi manajemen, sesuai dengan yang dikemukakan
Kustadi Suhandang (2005 : 15)
… upaya pengelola seluruh kegiatan periklanan dengan wujud suatu
proses kerja yang melibatkan fungsi-fungsi manajemen, seperti
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan
(actuating), dan pengawasan atau pengendalian (controlling).
Perencanaan periklanan busana harus dilakukan secara cermat
dan tepat. Perencanaan periklanan busana seyogianya ada kerjasama
antara fashion forecasters, fashion director dan fashion stylist, karena
fashion forecasters sebagai seseorang yang mempunyai kemampuan
meramalkan trend mode yang akan datang, dapat memberi masukan
pada fashion stylist yang akan mengkreasi busana untuk diproduksi dan
akan bekerjasama dengan fashion director. Hasil produksi busana sebagai
hasil kreasi yang tepat akan menjadi iklan busana yang efektif untuk
menarik minat konsumen. Perencanaan yang tepat harus diarahkan agar
apa yang dilakukan sesuai rencana. Selanjutnya, setelah dilakukan
pengarahan akan dilaksanakan seperti merancang jenis iklan, bahan yang
diperlukan, sasaran iklan, waktu mengiklankan. Iklan yang menarik harus
didukung pelaksanaan yang cermat sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Pengawasan dan evaluasi perlu dilaksanakan dalam
mengiklankan produksi busana sebagai masukan untuk periklanan
selanjutnya. Dalam evaluasi periklanan perlu diketahui apakah iklan
tersebut cukup efektif dalam memperluas pemasaran, kuantitas penjualan
apakah meningkat atau tidak, apakah dapat memberi kepuasan pada
costumer ?
0 komentar:
Post a Comment