, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Teknik Pengepresan

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Teknik Pengepresan

Teknik Pengepresan



Hendrickson (2009:7) menjelaskan teknik yang perlu diperhatikan saat pengepresan, antara lain sebagai berikut.


(1) Kelembaban


Lewis (1960:466) menyatakan bahwa, “Moisture is especially necessary in re-shaping fabrics ....” (Kelembaban dibutuhkan untuk membentuk bahan kembali). Kelembaban bahan bertujuan untuk melembutkan serat bahan yang
akan dipres, sehingga bahan dapat lebih mudah untuk dibentuk. Bahan dapat dilembabkan dengan cara menyemprotkan air atau dengan menggunakan uap air dari setrika

(2) Temperatur

Temperatur yang berasal dari setrika atau mesin pres dapat membentuk tekstur bahan menjadi bentuk yang diinginkan. Temperatur yang digunakan pada bahan sebaiknya disesuaikan dengan jenis bahan yang akan dipress dengan tujuan agar tidak merusak sifat bahan. Setiap jenis bahan memiliki daya tahan yang berbeda-beda terhadap panas. Tabel berikut ini merupakan temperatur pengepresan pada setiap jenis bahan tekstil.

Temperatur pengepresan pada bahan tekstil (Wyllie, 1987:533).



Jenis Serat


Temperatur Aman Untuk Pengepresan
Katun
218°C (425°F)
Linen
232°C (450°F)
Sutra
148°C (300°F)
Wol
100°C (212°F)
Asetat
135°C (275°F)
Triasetat
204°C (400°F)
Akrilik
135°C (275°F)
Modakrilik
107°C (225°F)
Nilon
135°C (275°F)
Poliester
163°C (325°F)
Rayon
135°C (275°F)


Lyle (1982:105) menjelaskan bahwa pengepresan dengan temperatur tinggi atau melebihi daya tahan bahan terhadap panas, seperti jenis bahan wol, sutra, dan jenis bahan lain yang tidak tahan terhadap panas tinggi dapat merubah warna bahan menjadi kekuningan. Selain warna bahan berubah, temperatur tinggi juga

dapat menyebabkan kekuatan bahan melemah atau rapuh. Hal ini disebabkan karena kelembaban bahan yang dapat melindungi bahan menjadi berkurang akibat temperatur tinggi.

(3) Tekanan


Lewis (1960:466) menyatakan bahwa, “With the proper heat and moisture,very little pressure is necessary. Much pressing is best done with only slight pressure and an up and down motion of the iron” (Selain panas dan kelembaban yang dibutuhkan dalam pengepresan adalah sedikit tekanan mesin pres pada bahan). Tekanan setrika atau mesin pres terhadap bahan busana pada saat pengepresan bertujuan untuk memampatkan bahan menjadi bentuk yang diinginkan. Teknik penekanan bahan yang benar, yaitu dengan cara menekan atau memampat bahan silih berganti dan saling tumpang tindih.


(4) Waktu


Waktu pengepresan atau lama berlangsungnya pengepresan sangat mendukung kelembaban, temperatur, dan tekanan dalam pengepresan. Pengepresan dengan kondisi bahan lembab, temperatur mesin pres sesuai dengan daya tahan bahan terhadap panas, dan ada tekanan dari mesin pres apabila waktu pengepresan cukup, maka dapat menghasilkan pengepresan yang maksimal. Draper (1978:362) menjelaskan bahwa proses pengepresan dilakukan dengan cara meletakan setrika pada bahan yang akan dipres kemudian sedikit menekan setrika selama beberapa waktu secara silih berganti dan saling tumpang tindih.

0 komentar:

Post a Comment