Melatih Anak Berpuasa |
Melatih Anak Berpuasa
Memasuki bulan Ramadhan
seluruh umat Islam
menjalani ibadah puasa
selama sebulan penuh.
Biar lebih terbiasa mendidik
ibadah puasa di
dalam keluarga, tak ada
salahnya kalau sejak dini,
si kecil dilatih berpuasa
menahan rasa haus dan
lapar serta mengendalikan
emosi.
Ada tahapan belajar puasa
yang harus diperkenalkan
pada anak, mengenal suasana
Ramadhan, meskipun tidak ikut
berpuasa. Kemudian ikut berpuasa
semampunya, dan secara perlahan
melakukan puasa secara penuh.
Dengan berpuasa, paling tidak melatih
anak mengendalikan diri baik
secara psikis maupun biologis. Melatih
anak bersabar, belajar menahan
amarah, emosi, lapar, haus dan
lainnya. Maka dari itu, sangat baik
dampaknya bagi anak. Meski baik,
namun melatih anak berpuasa tidak
bisa dilakukan dengan cara dipaksa,
perlu proses secara bertahap.
Misalnya, anak ikut makan sahur
seperti layaknya orang dewasa, tapi
puasanya hanya sampai pukul 10.00
siang, esok harinya sampai pukul
12.00 atau waktu dzuhur tiba. Setelah
itu puasa lagi, dan selanjutnya
dicoba lebih lama lagi dari sebelumnya.
Orangtua sudah seharusnya memberikan
pemahaman pada anak tentang
arti pentingnya berpuasa yang
dilakukan sejak dini. Karena puasa
hakekatnya adalah “menahan” nafsu.
Perlu diingat, tujuan utama melatih
anak berpuasa adalah agar pada
diri anak tumbuh kecintaan terhadap
ibadah puasa.
Orangtua sangat perlu memberikan
teladan kesederhanaan, kepedulian
serta meredam hawa nafsu, termasuk
menahan amarah dan emosi. Tak
hanya menahan lapar dan haus saja,
tapi bagaimana tidak ngotot ketika
meminta sesuatu, atau sabar saat
yang diinginkan belum didapat.
Selain itu, melatih anak untuk bersabar,
mau menunggu dan berusaha
dalam mencapai sesuatu, mau berbagi
dan lainnya. Memang ada rasa
kebanggaan tersendiri jika anak
mampu berpuasa sehari penuh.
Sehingga tidak jarang para orangtua
memberi reward (penghargaan) agar
anak bersemangat dan tetap bertahan
dengan puasa yang dijalankannya.
Kalau anak belum berpengalaman
puasa, kemudian ia mohon berbuka
dan kapan saja, maka izinkanlah.
Namun setelah itu, berilah
anak pengertian dan motivasi agar
di kemudian hari nanti puasanya
lebih ditingkatkan lagi. Jangan lupa,
singkirkan jauh-jauh makanan dan
minuman dari pandangan anak. Beri
pengertian pada adiknya agar tak
makan di depan kakaknya yang sedang
berpuasa.
Orangtua juga perlu memberikan
pengetahuan pada adiknya bahwa,
menghargai orang yang sedang beridadah
puasa itu juga termasuk perbuatan
baik dan mendapat pahala.
Dengan begitu, anak-anak di rumah
akan tumbuh menjadi generasi muda
dengan pribadi yang berakhlak baik.
Tentunya, akan sangat berguna bagi
bangsa ini nantinya.
0 komentar:
Post a Comment