, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Pengertian Kemampuan

les, indonesia, private, obras, guru, sekolah, belajar, yogyakarta, usaha, jogja, kursus, terbaik, batik, kaos, kebaya, jahit, baju jahit, mesin jahit, konveksi, kursus menjahit
Pengertian Kemampuan

Pengertian Kemampuan



Kemampuan artinya kesanggupan, kecakapan atau kekuatan yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan suatu masalah atau pekerjaan menurut norma atau aturan tertentu. Poerwadarminta (2000) berpendapat bahwa kemampuan seseorang ditentukan oleh beberapa faktor/aspek seperti kecerdasan, kekuatan atau kecakapan. Menurut pendapat Semiawan (dalam Purba, 2000) bahwa kemampuan-kemampuan atau keterampilan mendasar antara lain : mengobservasi atau mengamati, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, mencari hubungan/ruang/waktu, membuat hipotesis dan lain sebagainya.


Munandar (2000) berpendapat bahwa kemampuan merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil pembawaan dan latihan. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, bahwa kemampuan berasal dari kata mampu yang artinya kuasa (bisa atau sanggup) melakukan sesuatu. Untuk melakukan sesuatu kita sendiri membutuhkan kesiapan. Hal ini memiliki arti bahwa kesiapan dapat dipandang sebagai suatu karakteristik tertentu yang diperlukan seseorang untuk melakukan kegiatan atau tindakan tertentu. Membicarakan kemampuan akan terkait dengan kompetensi Arikunto (2000) yang berpendapat bahwa kompetensi sama dengan kemampuan yang harus memenuhi tiga kriteria yaitu pengetahuan, penampilan dan hasil.

Membuat Hiasan pada Kain



Membuat adalah pemasangan, pengenaan; perihal mempraktekkan (Alwi, 2005). Dalam hal ini yang dimaksud adalah membuat hiasan. Dalam membuat suatu disain atau ragam hias sendiri, walaupun sangat sederhana, mengasyikkan dan sekaligus menimbulkan rasa bangga bahwa hiasan itu adalah hasil kreasi sendiri.

Menghias dalam bahasa inggris adalah “to decorate” yang berarti menghias / memperindah.Sudarjo (2009) mengatakan bahwa ragam hiasan adalah bentuk karya seni yang ditambahkan atau sengaja dibuat pada sesuatu benda agar benda tersebut bertambah indah. Kemudian Gustami (2000) mengemukakan bahwa ragam hias adalah komponen produk seni yang ditambahkan atau sengaja dibuat untuk tujuan sebagai hiasan.

Hiasan dalam kehidupan manusia merupakan media sebagai ungkapan perasaan yang diwujudkan dalam bentuk visual dan ragam hias dapat berperan dalam pengembangan budaya serta menjadi sumber pengetahuan dan petunjuk guna menelusuri perkembangan budaya masa lampau. Kemudian Toekio (2005) menambahkan bahwa hiasan hadir di tengah-tengah kehidupan masyarakat sebagai media ungkapan perasaan yang diwujudkan dalam bentuk visual, yang proses penciptaannya tidak lepas dari pengaruh lingkungan, yang ditujukan sebagai pelengkap rasa estetika dan di dalam hiasan terdapat pula makna simbolik tertentu yang berlaku secara konvensional di lingkungan masyarakat pendukungnya.

Hiasan adalah suatu karya seni atau komponen produk seni yang sengaja ditambahkan pada suatu benda dengan tujuan sebagai hiasan agar benda tersebut kelihatan indah. Pada hakekatnya hiasan ini sangat berperan, hal ini dapat dilihat melalui berbagai penerapannya di dalam kehidupan manusia sehingga hiasan tidak dapat diberi batasan tertentu, yang jelas di dalamnya terkandung beragam-ragam pola hiasan seperti yang terdapat pada lenan rumah tangga, rumah adat dan perhiasan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa bentuk hiasan yang dapat digunakan pada lenan rumah tangga. Hiasan tersebut dapat diterapkan pada kain dan harus disesuaikan dengan penempatannya.

Dalam merancang dan menerapkan hiasan terdapat berbagai macam unsur-unsur desain dengan berbagai ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan sehingga mengarah kepada tujuan dan fungsinya. Untuk merencanakan suatu hiasan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Menurut Soekarno (2004) bahwa ada beberapa hal-hal yang digunakan dalam menerapkan hiasan, antara lain adalah :


Perpaduan Warna



Menurut Soekarno (2004) bahwa warna merupakan unsur desain yang paling menonjol. Kehadiran unsur warna menjadikan desain lebih menarik dan dapat mengungkapkan suasana, perasaan, sifat dan watak yang berbeda-beda. Menurut Pudji (2007) bahwa warna merupakan unsur yang penting karena orang terlebih dahulu akan melihat bentuk rancangan dan warna keseluruhan, baru kemudian akan meneliti tusuknya. Memilih warna berarti memadupadankan berbagai warna benang dengan kain dasar untuk menghasilkan kesan yang diinginkan. Dalam lingkaran warna terdapat warna-warna primer, sekunder dan tersier. Warna primer adalah warna asli yang bukan dihasilkan dari warna lain, yaitu merah, kuning dan biru. Warna sekunder adalah hasil campuran dua warna



primer, misalnya merah dan kuning menjadi warna jingga, campuran merah dan biru menjadi warna ungu dan campuran kuning dan biru menjadi warna hijau. Sedangkan warna tersier adalah campuran warna primer dengan warna sekunder, seperti merah dicampur dengan ungu menjadi ungu kemerahan, hijau dicampur dengan jingga menjadi warna kuning, jingga dicampur dengan ungu menghasilkan merah yang lebih redup dan lain sebagainya.
Selain ketiga kelompok warna tersebut, ada warna kromatik hasil pencampuran satu warna dengan putih atau hitam. Pencampuran warna ini menghasilkan warna muda terang, warna tua/gelap dan warna pastel. Menurut Kusumawardhani (2001) bahwa terdapat beberapa pedoman dasar dalam menggunakan warna yang sesuai adalah :

1. Warna terang dan cerah cenderung menyita perhatian dan pandangan.
2. Warna muda dan pucat memberi efek melebar serta memberi kesan mendatar karena itu jika dikenakan pada tubuh, warna ini secara visual akan memberikan kesan bersih dan rapi.
3. Warna gelap dan suram memberikan efek menyamarkan bagian tubuh yang melebar.


Lebih lanjut Pudji (2007) mengemukakan bahwa kesan yang ditimbulkan warna dapat mempengaruhi perasaan orang yang melihat dan mencerminkan kepribadian pemakainya, misalnya nuansa merah jingga memberi kesan panas, hangat dan agresif sedangkan nuansa biru hijau memberikan kesan sejuk dan dingin. Untuk memadukan warna yang paling mudah dan aman adalah sebagai berikut :

1. Skema Primer adalah paduan warna primer yaitu merah, kuning dan biru.
2. Skema Sekunder adalah paduan tiga warna sekunder yaitu jingga, hijau dan ungu.
3. Skema Tersier adalah paduan warna tersier yang memiliki jarak antar warna sama pada lingkaran warna, misalnya hijau kebiruan, jingga kekuningan dan ungu kemerahan.
4. Skema Analog adalah paduan tiga warna senada atau berdekatan letaknya pada lingkaran warna. Kombinasi warna ini lebih sesuai jika warna yang digunakan terbatas di sekitar warna primer dan warna-warna yang termasuk hue yang berdekatan, misalnya biru, biru kehijauan dan hijau.


5. Skema Komplementer adalah paduan warna yang menggunakan warna-warna yang langsung bertentangan dalam lingkaran warna, misalnya ungu berkomplementer dengan kuning
6. Skema Natural adalah paduan warna mendekati warna alam misalnya berbagai variasi warna cokelat.
7. Skema Gradasi adalah paduan warna kromatik dari terang ke gelap atau sebaliknya.
Berdasarkan uraian di atas maka diketahui bahwa dengan mencampur dan mengkombinasikan warna yaitu dengan meletakkan berbagai warna akan mencapai paduan yang selaras sehingga terlihat menarik. Suatu warna akan tampak indah jika diletakkan dalam kombinasi warna yang selaras.

0 komentar:

Post a Comment