MEMBUAT POLA BUSANA -Pengertian -pola yang digunakan |
MEMBUAT POLA BUSANA -Pengertian -pola yang digunakan
Pengertian Pola Busana
Pola sangatlah utama berarti dalam bikin baju. Baik tidaknya baju yang dikenakan dibadan seorang (kup) sangatlah di pengaruhi oleh kebenaran pola tersebut. Tanpa ada pola, memanglah satu baju bisa di buat, namun akhirnya tidaklah sebaik yang diinginkan. Dapatlah disimpulkan bahwa pola-pola baju yang berkwalitas bakal membuahkan baju yang enak digunakan, indah dilihat serta bernilai tinggi, hingga bakal terwujud satu kenikmatan untuk sipemakai.
Kwalitas pola baju bakal ditetapkan oleh banyak hal, salah satunya yaitu :
1). Ketepatan dalam mengambil ukuran badan sipemakai, hal semacam ini harus didukug oleh ketelitian serta kecermatan dalam memastikan posisi titik serta garis badan dan menganalisa posisi titik serta garis badan sipemakai ;
2) kekuatan dalam memastikan kebenaran garis-garis pola, seperti garis lingkar kerung lengan, garis lekuk leher, bahu, segi tubuh, segi rok, bentuk lengan, kerah serta lain sebagainya, untuk memperoleh garis pola yang luwes harus mempunyai sikap jeli serta cermat dalam lakukan penelusuran ukuran ;
3) Ketepatan pilih kertas untuk pola, seperti kertas dorslag, kertas karton manila atau kertas koran ;
4) kekuatan serta kecermatan berikan sinyal serta info tiap-tiap bagianbagian pola, umpamanya sinyal pola sisi muka serta belakang, sinyal arah benang/serat kain, sinyal kerutan atau lipit, sinyal kampuh serta tiras, sinyal kelim serta lain sebagainya ;
5) kekuatan serta kecermatan dalam menaruh serta mengarsipkan pola. Supaya pola tahan lama baiknya disimpan pada beberapa tempat spesial seperti rack serta dalam kantongkantong plastik, diarsipkan dengan berikan nomer, nama serta tanggal dan dilengkapi dengan buku katalog.
Karenanya ada pola yang sesuai sama ukuran, kita dengan gampang bisa bikin baju yang dikehendaki. Menurut Porrie Muliawan (1990 : 2) pengertian pola dalam bagian jahit menjahit tujuannya yaitu potongan kain atau kertas yang digunakan juga sebagai misal untuk bikin baju. Setelah itu Tamimi (1982 : 133) menyampaikan pola adalah ciplakan bentuk tubuh yang umum di buat dari kertas, yang kelak digunakan juga sebagai misal untuk menggunting baju seorang, ciplakan bentuk tubuh ini dimaksud pola basic. Tanpa ada pola pembuatan baju akan tidak terujut dengan baik, oleh karena itu jelaslah bahwa pola memegang fungsi utama didalam bikin baju.
Bagaimanapun sebaiknya design baju, bila di buat berdasar pada pola yg tidak benar serta garis-garis pola yg tidak luwes seperti lekukan kerung lengan, lingkar leher, jadi baju itu akan tidak enak digunakan. Pendapat ini di dukung oleh Sri Rudiati Sunato (1993 : 6) manfaat pola ini sangatlah utama untuk seorang yang mau bikin baju dengan bentuk cocok ikuti lekuk-lekuk badan, dan bikin potongan-potongan lain dengan berbagai macam jenis yang dikehendaki. Oleh karena itu jelaslah bahwa didalam bikin baju sangatlah dibutuhkan satu pola, lantaran karenanya ada pola, akan memudahkan beberapa pencinta baju untuk mempraktekkan aktivitas jahit menjahit dengan cara pas serta benar. Demikian sebaliknya bila dalam bikin baju tak memakai pola, akhirnya bakal mengecewakan. Hal semacam ini di dukung oleh pendapat Porrie Muliawan (1985 : 1) tanpa ada pola, pembuatan baju bisa dikerjakan namun kup dari baju itu akan tidak menunjukkan bentuk feminim dari seorang.
Dengan hal tersebut pola baju adalah satu system dalam bikin baju. Juga sebagai satu system pasti pola baju juga berkenaan dengan system yang lain. Bila pola baju digambar dengan benar berdasar pada ukuran tubuh seorang yang diukur dengan cara jeli, jadi baju itu harusnya sesuai sama bentuk badan sipemakai. Begitupun demikian sebaliknya, bila ukuran yang di ambil tak pas, menggambar pola juga tak benar, jadi hasil yang diperoleh bakal mengecewakan.
Dengan hal tersebut untuk memperoleh baju yang baik serta sesuai sama design, jadi tiap-tiap sub system diatas sebaiknya memperoleh perhatian yang sangatlah utama serta serius.
Terdapat banyak jenis pola yang bisa dipakai dalam bikin baju, salah satunya adalah pola konstruksi serta pola standard. Semasing pola ini digambar lewat cara yang tidak sama, mempunyai keunggulan serta kekurangan semasing, untuk lebih detilnya bakal di jabarkan satu persatu :
1. Pola Konstruksi
Pola konstruksi yaitu pola basic yang di buat berdasar pada ukuran tubuh sipemakai, serta digambar dengan perhitungan dengan cara matematika sesuai sama system pola konstruksi semasing.Pembuatan pola konstruksi lebih rumit daripada pola standard selain itu juga membutuhkan saat yang lebih lama, namun akhirnya tambah baik serta sesuai sama bentuk badan sipemakai. Terdapat banyak jenis pola konstruksi diantaranya : pola system Dressmaking, pola system So-en, pola system Charmant, pola system Aldrich, pola system Meyneke dan sebagainya sebagainya.
2. Pola standar
Pola standard yaitu pola yang di buat berdasar pada daftar ukuran umum atau ukuran yang sudah distandarkan, seperti ukuran Small (S), Medium (M), Large (L), serta Extra Large (XL). Pola standard didalam penggunaannya terkadang dibutuhkan penyesuaian menurut ukuran sipemakai. Bila sipemakai bertubuh gemuk atau kurus, mesti sesuaikan besar pola, bila sipemakai tinggi atau pendek dibutuhkan penyesuaian panjang pola.Sesuaikan pola standard tidak bisa dikerjakan dengan cuma memperkecil pada segi tubuh atau pada segi rok, atau menggunting di bagian bawah pola, pada pinggang atau sisi bawah rok, lantaran hal itu bakal bikin bentuk pola tak seimbang atau
bakal mengakibatkan bentuk pola tak sesuai sama proporsinya semasing.
Langkah yang paling gampang serta cepat untuk sesuaikan pola standard, yaitu dengan langkah tahu ukuran tubuh sendiri serta pilih pola standard yang ukurannya nyaris mendekati dengan ukuran tubuh dengan mempedomani ukuran lingkar tubuh, lalu bikin daftar ukuran tubuh seorang serta ukuran pola standard berbentuk tabel. Daftar ukuran itu adalah beberapa ukuran yang di ambil dari tubuh seorang (ukuran sesungguhnya). Untuk seorang yang baru belajar sesuaikan pola standard, cukup memakai ukuran yang utama, umpamanya ukuran lingkar tubuh, lingkar pinggang, panjang muka serta panjang punggung.
Disamping hal diatas seorang yang mau sesuaikan pola standard dengan ukurannya, harus bisa pilih pola yang ukurannya mendekati dengan ukuran tubuhnya. Untuk mempermudah pekerjaan penyesuaian pola standard, tersebut bisa dipandang pola standard dengan ukuran S, M serta L baik pola tubuh, pola lengan serta pola rok dengan ukuran.
1 Large 94 70 34 35 38 100 28
2 Medium 90 68 33 34 37 94 26
3 Small 86 66 32 33 36 90 24
a. Pola Lengan
b. Pola Tubuh
c. Pola rok
1 Lingkar tubuh 92 90 +2 : 4 = + 1/2 cm
2 Lingkar pinggang 70 72 2 : 4 = - 1/2 cm
3 Lebar muka 33, 5 33 +½ : 2=+¼ cm
4 Panjang punggung 37, 5 37 + ½ cm
5 Panjang Muka 44 43 + 1 cm
6 Lebar punggung 35 34 + 1 : 2= + ½ cm
7 Lingkar Panggul 98 94 +4 : 4=+1 cm
8 Ling Ker Lengan 44 42 + 2 cm
0 komentar:
Post a Comment